"uhuk uhuk" tubuh Lisa terlonjak dari tidur nya, dia tersedak ketika sedang tidur.
Setelah pembicaraan nya dengan Jennie beberapa waktu yang lalu, berakhir sang kakak menimang nya, memberi usapan lembut yang berhasil membuat nya tenggelam dalam mimpi.
"Uhuk, eoh tenggorokan ku, uhuk" Lisa mencoba meraba-raba nakas yang ada di sebelah tempat tidur nya.
Namun sayangnya tidak ada air di sana.
"Khmmmm," Lisa berkali-kali menelan Saliva nya agar rasa gatal di tenggorokan nya berkurang.
"Unnie, apa kau sudah pergi?" Panggil Lisa, namun hanya gemaan suara nya yang terdengar karna rumah besar itu benar-benar sepi.
"Mmm, sekarang aku benar-benar sendirian, khmmm" Lisa menyentuh leher nya lagi, sungguh terasa tidak nyaman.
"Hello Lili, pukul berapa sekarang?"
Lisa bersuara setelah berhasil menemukan Handphone milik nya yang terselip di bawah bantal.
Klik
"Sekarang pukul sepuluh lewat tiga puluh lima menit pagi"
"Setengah jam aku tertidur" Lisa mengulum bibir nya.
"Hello Lili, katakan notifikasi pesan terakhir yang belum ku baca"
Klik
"Pesan suara dari Jennie Unnie pukul sepuluh lewat dua puluh lima pagi"
"Open please"
Klik
"Lisa ya, maafkan Unnie pergi tanpa pamit pada mu, Unnie tidak ingin mengganggu tidur mu, kabari Unnie jika ada sesuatu, Unnie berjanji tidak akan lama, jaga diri baik-baik eoh, saranghae, Unnie akan merindukan mu"
Lisa tersenyum, merasakan hati nya menghangat, sungguh Ia merasa sangat spesial dengan semua kasih sayang di berikan untuk nya.
"Nado saranghae Unnie, aku juga merindukan mu" gumam Lisa.
"Eoh ini sungguh tidak nyaman, khmmm" keluh Lisa pada tenggorokan nya.
"Diam atau bergerak, diam menderita bergerak ya berjuang lalu lega, Lisa bukan anak manja, move move." Gumam nya pada diri sendiri.
Lisa mulai bergerak untuk turun dari tempat tidur, meraba nakas untuk mengambil tongkat nya.
"Gwaenchana, aku bisa, Lisa ya Fighting" dengan baby voice yang menggemaskan.
Lisa mulai melangkah keluar dari kamar.
Lisa tau, jika saja semua Unnie nya tau Lisa keluar dari kamar seperti saat ini, maka ia akan mendapat ceramah panjang, Dan berakhir seperti rapunsel yang dikurung di dalam kamar mewah nya.
"Mianne Unnie tapi aku tak bisa tahan aku butuh air, aku tak mungkin minum air kran,dan hal konyol jika aku meminta kalian pulang hanya untuk mengambil kan ku air" gumam Lisa lagi lalu terkekeh kecil.
"Aku harus mandiri"
Lisa berjalan sangat pelan,kaki nya yang terluka sudah tidak begitu parah,ia juga tak membutuhkan tongkat untuk membantu nya melangkah.
Tangan kurus itu berpegangan pada pagar besi guna menuntun nya menuju tangga.
Jantung Lisa berdegup kencang ketika sadar ia sudah berada di ujung tangga tersebut, mungkin bisa saja ia menggunakan lift, tapi saat ini ia ingin menggunakan tangga, ya itu pilihan nya.
Tuk tak tuk tak.
"Jantung ku berdetak seperti orang jatuh cinta,so scary" gumam Lisa menyentuh dada nya lalu menghembuskan nafas panjang agar lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRETTY EYES
Fanfiction"Mianne, karna hanya menyusahkan kalian" ujar Lisa lirih. "aku akan meninggalkan mu sendiri di sini jika terus mengatakan hal yang sama" balas Jisoo kesal, Ia paling benci jika Lisa terus mengeluh seperti ini. LIsa tersenyum lalu menghela nafas.