Darimana lahirnya sebuah pohon,
kalau kita tak pernah melihat akarnya yang tak nampak?
Kalau kita tak pernah melihat batangnya yang tumbuh setiap matahari terbenam dan menjulang ke atas seolah-olah mengejar sang surya.
Darimana kita melihat keindahannya kalau kita tak pernah melihat lebat daunnya,
bila cukup memberi kesejukan bagi siapapun yang bernanung di bawahnya.
Darimana kita tahu pohon apakah itu,
bila kita tak pernah melihat buahnya.
Seperti layaknya para pasukan pahlawan yang berdiri membela kebenaran,
mungkin mereka tiga, atau empat, atau bahkan lima.
Berbajuzirahkan baja yang kuat dan tak pernah bisa dikalahkan,
mereka berdiri melindungi sebuah kota dengan senjata di tangan mereka.
Satu pistol dan satu lagi perisai untuk mengalahkan para penjahat,
itulah akar yang misterius yang menopang sesuatu yang amat besar di atasnya.
Seperti dewa penopang bumi dan mereka yang kuat menarik bumi di bahu mereka dalam cerita kuno Yunani,
itulah batang yang sangat kuat.
Seperti gadis-gadis muda dengan berbagai bakat dan potensi yang mengharumkan keluarganya dan bangsanya,
itulah daun yang indah.
Seperti tetesan embun pagi yang menyejukkan kala kau memandang ke luar kaca jendela di kala fajar tiba,
itulah buah yang dinikmati.
Misterinya kita tidak pernah tahu,
kita terlalu sibuk melihat pohon besar yang menganggu,
kita terlalu sibuk dengan pahit atau sepatnya rasa buahnya.
Setiap misteri pertumbuhan tidak pernah kita ketahui
sebab mata kita tertutup oleh apa yang nampak secara fisik.
Padahal bagaimana ia tumbuh, kita tak pernah tahu.
Padahal bagaimana ia berbuah, kita seperti orang bodoh yang tak pernah mengerti apa yang terjadi di dalamnya.
Bukankah suatu keajaiban kalau kita tahu bahwa tanpa akar,
sebuah tumbuhan tak mungkin bisa hidup.
Akar itu akan mencari bumi, tempat asalnya
untuk mencari makanan dan menopang segala sesuatu yang akan tumbuh di atasnya.
Bukankah hidup yang kita jalani selalu bergantung pada akar yang tumbuh kuat dan senantiasa menguatkan kita.
Bukankah hidup kita selalu bersandar pada apa yang kita percayai.
Mungkin itu ideologi, prinsip, atau bahkan iman.
Dimana kita meletakkan akar kita,
itulah yang akan menentukan seluruh hidup kita.
Pertumbuhan sebuah individu adalah sesuatu yang wajar dan selayaknya bila tumbuhan itu sehat.
Meningkat dan menuju ke volume yang lebih besar,
baik apikal atau lateral,
baik vertikal ataupun horizontal.
Setiap pertumbuhan selalu ditandai dengan volume yang lebih besar.
Bagaimana sesuatu itu tumbuh,
tak pernah ada yang menyadari prosesnya, itu terjadi begitu saja.
Sesuatu jelas akan bertumbuh bila ia hidup,
bila ia mati, ia takkan bertumbuh.
Berbuah adalah sebuah proses yang lebih misterius dari pada pertumbuhan.
Ketika sesuatu itu berbuah,
kita takkan pernah bisa mengatakan volumenya lebih besar.
Namun buah adalah sebuah proses produksi.
Ketika kita menghasilkan sebuah karya, kita sedang berbuah.
Ah, aku melirik pada musim semi ketika daun-daun bermunculan.
Ketika seseorang menjadi pusat perhatian bagi sekitarnya.
Ketika setiap promosi bermunculan dan memberikan keberhasilan bagi setiap sisi kehidupan.
Atau datanglah musim gugur
ketika semua karier jatuh dan hidup terasa sulit.
Setiap orang melihat bagaimana daun-daun itu berguguran dan jatuh ke tanah, lalu terinjak.
Musim kemarau dan hujan senantiasa datang silih berganti.
Sebuah pohon harus berdiri bagi setiap cuaca.
Ketika terik itu bersinar, mungkin panas.
Namun matahari yang panas terik adalah energi bagi pohon untuk memasak nutrisi.
Ketika hujan tiba, mungkin dingin menyelimuti,
namun itulah saatnya mengambil nutrisi dari air.
Bukankan setiap keadaan akan membawa sebuah pohon untuk menjadi lebih kuat,
kala setiap orang berusaha menikmati keberadaannya.
Barangkali, sebuah pohon harus berusaha tetap kuat kalau para hama datang dan menyerang begitu buas.
Setiap saat semut membangun rumahnya di kayu,
setiap saat lebah dan burung membangun sarangnya.
Pohon yang menjadi kuat akan melindungi banyak makhluk lemah di sekitarnya.
Bagian lunak, bagian keras,
segalanya melambangkan betapa sisi lembut dan keras akan memberikan manfaat yang dinikmati oleh siapapun.
Pohon itu adalah sebuah keajaiban.
Keajaiban kecil yang selalu ada dalam hidup kita dan memancarkan secercah pengharapan
bahwa hidup itu tidak sederhana.
Ketika kita berbicara tentang pertumbuhan,
kita sedang membicarakan tentang keajaiban kecil yang misterius ini:
Mungkin aku kecil, sehingga aku berakar, namun belum kuat.
Aku memaksa nutrisi masuk sehingga aku bertumbuh sehat, lalu berdaun.
Ketika aku berbuah,
aku memberikannya untuk orang lain dan menikmati hasil yang kuberikan pada mereka.
Ketika ia mati,
ia tetaplah sebuah keajaiban.
Sebab ketika buah itu habis, tinggalah biji.
Ketika biji mati menjadi benih,
ia melahirkan kehidupan baru bagi pohon baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle Worker
SpiritualTahun 2015, menyelesaikan masa kuliah di UNPAR, aku membuat sebuah monumen... pelajaran apa yang aku dapat dari tahun 2011 sampai ke 2015 di Bandung