Part 7 Miracle Worker

1 0 0
                                    

Pertama kali aku mendengar ada buku ini, aku segera bergegas menuju ke toko buku terdekat. Gudang pustaka, rupanya tempat itu merupakan sebuah tempat besar yang menyimpan segudang literatur yang membuka wawasan kita tentang apa yang ada diluar kepala kita. Menjadi menarik ketika aku mengambil buku itu, sampul ceria berwarna biru muda dan pink dengan sensasi jingga dari sunset yang menghiasi cakrawala dengan judul 'Miracle Worker'.

Kubuka buku itu dan aku menemukan kisah menarik di dalamnya. Belum menjadi best seller namun akan segera menjadi best seller buatku. Kisah yang dibuka tentang narasi dari seorang pria berinisal A.W. yang menceritakannya bagaikan seorang yang menjalani perjalanan panjang mengenai keajaiban dalam hidup.

Aku percaya hidup bagaikan sebuah debu

Kalau debu itu di tangan manusia, pastilah ia kotor dan menjijikan.

Namun demikian, Tuhanlah yang menggenggam debu itu

Sang Ilahi meniupkannya dan menciptakan keajaiban demi keajaiban di dunia

Kala angin meniupkan debu itu,

Para peri beterbangan dan menyebar di seluruh dunia.

Peri yang menebarkan keajaiban dan menolong banyak orang.

Andai benar, para peri itu ada dan diutus Yang Mahakuasa,

Akankah masih ada kemiskinan, penyakit, perang, dan penderitaan?

Bila para peri itu menebarkan keajaiban,

Mungkinkah mereka hanyalah bayangan tentang khayal?

Atau jangan-jangan, kita menemukan peri itu kala kita mau membuka mata,

Dan menatap mata orang di samping kiri dan kanan kita.

Atau, kitalah peri itu yang tak pernah menyadari sayap di punggung kita

Dan indahnya hidup yang kita jalani.

Buku yang menarik dan membuatku tergugah. Aku mencari tahu siapa pengarangnya dan aku segera menemukannya. Seorang pemuda bernama Adam Watson. Pemuda ini sangat menarik dan membuatku ingin memanggilnya dalam sebuah talk show privat milikku yang bernama 'Ekstrak'.

Pemuda itu datang bersama seorang gadis di sampingnya. Pemuda sederhana yang datang mengenakan jaket coklat dan pakaian yang cukup tebal, simpel tapi nampak tampan dan segar, murah senyum dan menyenangkan tak seperti penulis pada umumnya. Di sampingnya mengikuti seorang gadis yang nampak sama menyenangkannya. Gadis itu lebih pendek darinya tapi nampak sangat cerdas dan berkharisma walau wajah bundar miliknya sangat mencolok tapi ia cantik. Aku menyambut mereka seperi ke dalam rumah sendiri,

"Please welcome Adam Watson and Mitha Yessica!!!"

Tepuk tangan penonton dari berbagai sekolah segera memenuhi ruangan studio talk showku, tak biasanya penonton 'Ekstrak' sebanyak ini, membengkak menjadi 800 orang, mereka semua datang hanya demi mencari penulis novel kesayangan mereka berjudul 'Miracle Worker' mengenai para peri cinta yang unik dan lucu. Pasangan itu menyalamiku dan seolah tahu bahwa aku sedang membaca pikiran mereka, aku mempersilakan mereka duduk dalam sofa merah milikku sementara aku menarik nafas panjang dan berpikir keras, pertanyaan apa yang akan kuajukan pada dua anak muda yang inspiratif dan luar biasa ini.

Aku duduk dan menghadapi dua anak muda ini dengan sebuah pertanyaan mendasar yang paling ingin kutanyakan,

"Jadi, Mitha dan Adam, para pengagum karya kalian bertanya-tanya tentang apa yang kalian lakukan dan mengapa kalian menulis buku ini. Bolehkah jelaskan Adam dan Mitha dalam kesehariannya ngapain aja, supaya penonton tahu bagaimana Adam dan Mitha memandang diri mereka sendiri?"

The Miracle WorkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang