Bagi para manusia yang tidak punya hati,
menyadarkan mereka adalah sebuah tantangan terbesar,
untuk berbalik ke jalan yang benar.
Bagi orang yang memiliki hati lemah,
rasa bersalah adalah musuh terbesar...
Sheilla sakit...
sudah dua tahun dia mengalami kanker otak dan dalam dua tahun terakhir ini Dastan mau membuatnya bahagia, Dastan sangat menyayangi Sheilla, mereka berpacaran sejak kelas 3 SMA sampai sekarang saat usia tengah menginjak 25 tahun. Dastan bekerja di sebuah perusahaan minyak setelah lulus dari sarjana perminyakan tapi Sheilla tak pernah menyelesaikan studinya. Di tahun kedua kuliahnya di program manajemen, Sheilla sakit keras dan akhirnya berujung pada berhentinya ia dari kuliahnya.
Dastan memang cowo yang luar biasa, tahu bahwa kekasihnya itu sakit dan keluar, ia tetap merawat Sheilla dan memberinya semua. Ia berjuang lebih keras, tetap melanjutkan kuliah. ia yakin suatu saat mereka akan menikah dan bisa hidup bahagia selamanya.
Dastan lulus dan ia mencari kerja, bertahan dengan keadaan yang memaksanya untuk terus mempertanyakan hubungannya dengan Sheilla. Orang tua Dastan selalu mengingatkannya bahwa ia takkan punya kesempatan, apalagi teman-teman Dastan yang selalu mengingatkannya soal,
"Kamu itu ganteng, rajin, kamu bakal sukses besar. Kamu masih mau mempertahankan itu semua demi cintamu itu? Apa kamu tidak berpikir diluar sana banyak yang mau sama kamu. Kamu tahu sendiri keadaan Sheilla! Kamu masih mau?"
Tapi Dastan selalu tersenyum dan lagi-lagi hanya menggeleng lalu pergi.
Menurut Dastan, cinta bukan soal aturan dan 'menurut siapa'. Cinta itu soal hati dan soal ketulusan, mau menerima apa adanya meski keadaan tidak memungkinkan.
Dastan punya iman yang sangat kuat, kalau dibilang sebesar biji sesawi pasti lebih. Ia selalu mengajak kekasihnya beribadah, setiap minggu. Jika Sheilla sedang lemah dan tak kuat, ia dengan lembut akan membiarkan sang kekasih tinggal di rumah sementara ia pergi, lekas berdoa untuk sang kekasih. Mungkin cuma Tuhan yang bisa mengerti keadaannya, cintanya, kala ia yakin Sheilla pasti sembuh dan kekasihnya harus sembuh.
Kata dokter, hal itu tidak mungkin, keadaan Sehilla terlalu mengerikan, usianya mungkin tidak akan sampai 3 bulan lagi. Itu pandangan manusia, bukan Tuhan. Dastan yakin Tuhan selalu mampu. Tuhan, Sahabatnya, tempat dimana ia berdoa selama ia bertahan, kala orang tua, saudara, dan sahabat-sahabatnya tak lagi bisa menjadi teman untuk bisa saling menguatkan, Tuhan selalu bisa. Masakan Tuhan yang bisa membelah Laut Merah tidak bisa membelah sel kanker di otak Sheilla? Maskakan Tuhan yang bisa membangkitkan Lazarus tidak bisa menyembuhkan penyakit Sheilla yang sangat kecil? Pasti ada jalan! harus ada jalan! Kalau dokter tidak bisa, Tuhan pasti bisa karena Dastan percaya semua obat sia-sia karena semua orang pasti akan pergi, tapi ada satu obat yang namanya 'Keajaiban' yang tidak kesat mata, dan selalu menjadi pilihan terakhir buat setiap penyakit.
Suatu kali Dastan membawa Sheilla ke rumahnya, perjalanan panjang setelah melihat-lihat sekolah, taman masa mereka berpacaran, seluruh isi kota yang menarik, restoran favorit mereka dan bahkan rumah masa depan mereka di sebuah kompleks mewah,
"Kamu cape? Kamu yakin kamu ngga cape? Kita pulang sekarang ya, Sheil?"
Sheilla menggeleng,
"Ini hari ulang tahun aku, aku mau kamu bawa aku ke semua tempat di dunia. Dimana kita akan menginjakkan kaki bersama."
"Ah, oke! Kalau kamu cape bilang ya..."
Sheilla mengangguk, pucat, lesu, tapi mencoba tersenyum, rambutnya sudah botak dan ia sudah terseok, tubuhnya kurus dan mungkin sudah tak ada lagi kecantikan dari fisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle Worker
SpiritualTahun 2015, menyelesaikan masa kuliah di UNPAR, aku membuat sebuah monumen... pelajaran apa yang aku dapat dari tahun 2011 sampai ke 2015 di Bandung