🌼ℙ𝕣𝕠𝕝𝕠𝕘🌼

4 3 2
                                    

Café Simposium

'Muka lo kenapa kusut amat?'' Tanya barista Café tersebut sambil meracik kopi.

''Gimana muka gue gak kusut. Ini malam minggu tapi gue masih sendiri. Kadang gue pernah mikir,kapan pangeran gue dateng. Tapi bukan dateng sesaat.'' Kata Aurellia Floren sambil menunggu kopinya siap.

Barista tersebut membalikkan badan menghadap Aurel ''Tunggu aja tanggal mainnya. Gue yakin suatu saat kalau lo nemuin sosok yang tepat disaat itu lo berada di level tertinggi kebahagiaan.''

''Nih gue traktir kopi.'' Lanjutnya

''Makasih kak.''

Barista tersebut akrab dengan Aurel,karena Aurel salah satu pelanggan Simposium.

Aurel berjalan mundur dan tidak sengaja menginjak pelanggan yang ada dibelakangnya.

Dadanya sandarable banget-batin Aurel

Lalu Aurel membalikkan badan untuk meminta maaf. Mereka berdua saling tatap dan si Cowok langsung memutuskan tatapannya. Cowok itu mendorong pelan bahu Aurel agar menjauh darinya.

''Hati-hati.'' Peringatan dari si cowok.

Si cowok maju kedepan ''Tolong buatin gue segelas latte sesuai rincian yang gue tulis.'' Katanya sambil menyerahkan secarik kertas pada barista tersebut.

Si barista bingung dengan yang ditulis di kertas ''Bukannya ini terlalu rinci ?''

''Kalau lo merasa repot,gue bisa buat sendiri.''

Barista tersebut bimbang dan memilih membiarkan si cowok itu membuat pesanan nya sendiri.

Si cowok itu mengambil celemek dan membuat racikan kopinya.

''Suhu air harus diatur persis 90˚C,ini bisa menimbulkan aroma kopi dan tidak menghasilkan banyak tannin yang membuat rasa pahit.''

''Tekanan uap perlu diatur pada tiga bar,sehingga menghasilkan buih susu yang kental dan lembut.''

''Ketika memasukkan kopi dalam gelas,gelas kopi perlu dimiringkan pada sudut 35˚. Kecepatan volime aliran susu adalah 2,5 cm kubik perdetik. Buat gerakan spirel,tarik daun pinus yang sempurna.''

Setelah menjelaskan panjang kali lebar,Si cowok menghirup aroma nikmat dari kopi latte nya.

Aurel yang mendengar betapa rincinya hanya membuat segelas kopi latte hanya bengong saja ''Maaf ya,ini hanya kopi latte. Ribet amat buatnya,dasar perhitungan.''

Setelah itu Aurel meninggalkan café.

Yuhuuuu spadaaa

Ini pertemuan pertama kali Aurel dengan cowok itu. Kalau kalian merasa pernah denger or baca dialognya itu aku ambil dari Episode 1 series ''Tuan sempurna dan Nona biasa'' di WETV. Aku hanya ngambil bagian cafenya aja,untuk alur kedepannya sangat berbeda ya prenn. Kalian harus nonton seriesnya dijamin seru dan pastinya gratis.

Follow akun wp ini

Follow ig : wp.lauren_ningsih (link ada di bio)

See you

KESAYANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang