Pain.

722 60 2
                                    

Kepulan asap yang berhembus dari mulut gadis mungil itu semakin banyak, dia ingin menyalurkan rasa sesak yang ada di dadanya kepada satu buah vape di tangan kanan.

Kehidupan ini benar-benar membuat Wina, si gadis mungil ini lelah. Seperti dia tidak diijinkan untuk berbahagia, buktinya ketika Wina baru saja menemukan kebahagiaannya. Tak lama pula hal itu terenggut begitu saja.

Ini sangat memuakan, Wina muak dengan semua yang ada di dunia. Wina lelah, ia ingin mengakhiri hidupnya, tapi untuk apa? Penderitaannya akan semakin banyak, bukan?

"Arggghh, stress gua lama lama kaya gini. Fuck you, Rin. Fuck everyone" Vape yang tadinya ia genggam terbanting, Wina mengacak rambut frustasi.

"Brengsek, gue salah apa sama lo, Karina? Apa kurangnya gue selama ini?" Emosinya semakin menjadi, diambilnya satu figura gadis yang menjadi penyebab dia frustasi.

"Gue...gue sayang sama lo" Sial, pertahanan Wina hancur. Kali ini benar-benar hancur, dinding yang selama ini ia bangun telah roboh.

Wina menangis, Wina menangis sambil memegangi dadanya yang entah kenapa sangat terasa sakit. Seperti ada benda tumpul yang menghantam tepat di dadanya.

Napas Wina terengah-engah,  hanya ada suara tangisan di ruangan gelap ini. Wina sangat hancur, dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri jika Wina membutuhkan Karina, mantan terkasih.

.....

























kringgg~
kringgg~~

tak!

"Ughh, brisik!" Dilemparlah jam weker itu ke dinding hingga bagian bagiannya terlepas.

Sang pelaku kemudian bangun, memegangi kepalanya yang pusing. Mungkin efek terlalu banyak menangis semalam.

"Aw!" Sial, kali ini Wina malah menabrak pintu kamar mandi.

"Ngapain si? Siapa juga yang naruh pintu disini? Buat sial aja dah"

Okay, abaikan saja manusia tak berotak satu ini yang sedang mandi sambil menangis lagi.

Kita lihat di luar rumah Wina, ada satu orang gadis dengan setelan casual memasuki pekarangan rumah, kemudian lanjut masuk ke dalam rumah.

Hening, itu satu kata yang terlintas di pikiran sang gadis. Dia mengangkat bahu acuh, toh sudah biasa juga rumah besar ini ditinggal penghuninya.

"Fitriiii"

Tidak ada jawaban, daripada mengeluarkan suara yang mampu membangunkan warga sekampung. Lebih baik dia langsung menuju kamar Wina.

"Fit? Et dah kamar perawan kaya gudang, gak terawat" Tidak, maksudnya memang sangat berantakan. Tapi jujur, dia meringis melihat keadaan kamar sang sahabat. Padahal duluu Wina ini sangat anti dengan yang namanya berantakan, tapi sekarang? Lihatlah keadaannya

Jam weker yang hancur, vape yang tergeletak di lantai, bau rokok yang menyengat, ditambah kasur yang juga sama berantakannya.

Nichole, sebut saja begitu. Ia menggelengkan kepala heran, sekuat inikah pengaruh patah hati kepada Winata Fitriya? Sangat menakjubkan.

"Sejak kapan lo disini, Nic?" Wina keluar dari kamar mandi dengan keadaan jauh lebih baik. Dia mengeringkan rambutnya dengan hair dryer

Menatap Nichole sebentar lalu kembali dengan kegiatannya.

"Baru aja" bohong, padahal udah hampir setengah jam dia disini sambil membersihkan kamar Wina

"Oh, kok bersih?" Nichole mengeluarkan cengiran bodohnya

"Thanks, ya? Lo emang paling pengertian" setelah selesai mengeringkan rambut, kemudian wina beralih untuk menyiapkan perlengkapan kuliahnya. Hari ini memang tidak ada kelas pagi, paling nanti jam sembilan. Tapi apa salahnya untuk bersiap-siap, kan? Patah hati jangan menjadikan alasanmu untuk patah semangat belajar. Reminder.

"Masih aja lo galauin pacar orang, Win." Wina tertawa hambar, bukan apa. Pernyataan Nichole ini tidak ada gunanya. Tidak akan merubah apa apa

"Hm, gimana ya aku jawabnya?" Tempelengan pelan mendarat di kepala wina, yap. Nichole kesal, temannya ini sudah terlalu tolol dengan yang namanya cinta

Sudah disakiti beberapa kali, ditarik ulur hatinya, bahkan sudah banyakkkkk lah ya banyaakkk sekali ras sakit yang telah Wina terima dari Karina. Tetap saja, gadis mungil ini tutup mata dan telinga seolah semuanya baik baik saja

Bulol, bucin tolol.

Entahlah, Nichole capek menasehati kepala batu seperti Wina. Biarkan saja, semoga Wina mendapatkan hidayah secepatnya.

Kita doakan bersama sama.

TRAITORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang