Here we go again.

350 44 0
                                    

coba dengerin lagu happier punya Ed Sheeran, kalau punya mbak olip belum ikhlas.

.

Cause baby you look happier, you do

My friends told me one day I'll feel it too

And until then I'll smile to hide the truth

But I know I was happier with you~

Tangan Wina dengan lihai memetik senar senar gitar, sedangkan pipi sang gadis sudah banjir oleh air mata.

Entah keberapa kalinya Wina menangis untuk hari ini, oh tidak. Ini selalu menjadi hal yang sebenarnya wina sangat benci, menangisi Karina. Tapi kenapa semakin ia membenci tangisan, semakin banyak pula celah untuk membuatnya menangis?

Ting tong!

Wina mengerjap kemudian menaruh gitarnya di samping tempat tidur, mengelap pipinya agar tidak terlihat sehabis menangis.

Lalu beranjak untuk membukakan pintu, sedikit terkejut ketika melihat siapa yang datang ke rumahnya malam malam begini.

"Kak Karin?" Iya, karina lah orang itu.

Baru saja Wina tangisi, kenapa manusia ini sudah ada di hadapannya? Dengan setelan kemeja flannel dipadukan oleh celana jeans berwarna senada.

"Hai? Long time no see" Karina memperlihatkan senyuman manisnya, namun Wina tidak. Dia malah ingin menutup pintu segera, tapi dengan cekatan Karina sudah menahannya. Membuat Winter berdecak sebal.

Karina ini mau apa? Wina lelah, bisa bisanya gadis jakung ini berada di rumah Wina dengan keadaan yang JAUH berbeda.

"Kita baru ketemu tadi di kampus, Kak" Jawab Wina jengah, dia berdoa agar Karina cepat cepat pulang. Wina ingin istirahat, tidak mau melihat wajah kakak tingkatnya ini.

"Jam berapa tadi? jam 9 dan sekarang udah jam 7 malam. It's so long, right?"

Tidak mau menjawab, Wina hanya bisa terdiam mempersilahkan Karina untuk masuk ke dalam rumah. Si tamu yang disambutpun harus mau, atau memang tujuannya begitu hehe.

Saat pintu kamar si gadis rambut pendek terbuka, Karina menyeritkan matanya. Melihat keadaan di dalam seperti apa.

Apakah sama seperti dahulu ketika dia masih menjalin kasih dengan Wina? Jawabannya, iya.

Masih persis sama, bahkan foto foto dirinya masih terpajang indah di meja belajar Wina.

Karina tersenyum simpul, bahkan Wina masih menyimpan barang barang piliknya yang kebetulan masih tertinggal disini.

"Wina, ini galangku kan?" Wina yang sedang merapikan tempat tidur menoleh kemudian mengangguk sebagai jawaban.

Beberapa menit kemudian keadaan kembali sunyi dengan Wina menyibukan diri, dan karina masih setia melihat lihat isi kamar sang mantan pacar.

"Niat lo dateng kesini apa si? Gak ada angin gak ada ujan" Karina ikut duduk bersama Wina, otomatis gadis mungil itu menjauhkan diri

"Ya, gak tau juga, Win. Gue tadi liat lo nangis kaya anak kecil waktu dipeluk sama Nichole"

Wina menghentikan kegiatan menontonnya, menatap Karina penuh tanya.

"Lo liat?" Karina mengangguk tipis, dia membuang napas kasar

"Wina? Stop nangisin gue, gue mohon. Lo layak bahagia" Ini lagi, Wina sebal situasi mengengkang ini

Lagi lagi Karina menemuinya hanya untuk mengatakan sepenggal kata itu, lalu setelahnya? Mereka menjauh lagi, seperti orang yang tak pernah mengenal satu sama lain.

TRAITORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang