10 tahun yang lalu...
"Karina!!!" Pria itu berlari mengejar perempuan yang tampak sangat gembira.
"Kau tidak boleh bermain terlalu jauh kedalam hutan, Karina!!"
Gadis bernama Karina itu hanya tersenyum dengan lebar. Ia melambaikan tangannya di udara, seakan memberi isyarat 'Tidak apa apa'
"Nanti ibumu memarahi ku, kalau terjadi apa apa denganmu."
'Tidak akan terjadi Jeno, kau tenang saja.' Gerak tangan gadis itu menjelaskan.
Pria bernama Jeno itu hanya menghela nafas panjang. Kemudian ia menarik menahan paksa tangan gadis itu. "Aku memiliki suatu cerita." Ucapnya tiba tiba. Ia berniat mengalihkan perhatian Karina, agar bisa duduk diam saja.
'Cerita apa?'
"Kau percaya dengan kerajaan di dalam hutan?" Jeno bercerita dengan wajah serius. Dia cukup pandai berekspresi diusianya yang masih 7 tahun.
'Kalau benar benar ada, aku ingin menjadi putri dikerajaan itu.'
"Kau kira menjadi putri itu gampang? Aku pernah mendengarkan dongeng, kalau kehidupan di kerajaan itu sangat kejam." Jeno bercerita dengan gayanya sendiri.
'Menjadi putri akan sangat menyenangkan, seperti kisah cinderella atau yang lainnya.'
"Aku percaya kerajaan itu ada, kau mau melihat diary ku? Aku banyak menceritakan kisah kerajaan yang sering masuk kemimpiku." Jeno menaik turunkan alisnya.
'Paling kau memimpikan kau menjadi pangeran kodok kan dimimpimu?' Wajah Karina langsung memerah karna tertawa. Jeno tak bisa mendengar suara tawa temannya ini, tapi ia bisa merasakan kebahagiaan yang tengah Karina rasakan. Bagi Jeno, Karina sangat berarti, walaupun ia memiliki kekurangan. Ia sangat bahagia bisa mengenal Karina. Disaat dirinya tidak dianggap oleh keluarganya, termasuk kembarannya sendiri, Karina selalu hadir untuk menghiburnya.
---
"Kenapa melamun?"
"Karina?"
'Ah maafkan aku.'
"Kau tidak suka tempat ini?"
'Aku menyukainya'
"Jangan bilang kau kembali mengingat Jeno..." Pria itu menghela nafas.
'Maafkan aku.' Terlihat ekspresi penyesalan diwajah Karina. Ia merasa bersalah kepada Jaemin.
"Kau tau sendiri, dia bukan anak yang baik. Tapi ia merasa dirinya lah yang paling baik." Jaemin membuang muka.
'Jeno baik, Jaemin. Waktu itu akal pikiran dia sedang tidak baik saja.'
"Kau masih membelanya? Jelas jelas dia dengan sengaja ingin menghabiskan nyawamu." Jaemin tak habis pikir dengan jalan pikiran Karina.
'Dia tidak mungkin melakukannya dengan sengaja, Jaemin.'
Jaemin bangkit dari duduknya. Ia menatap Karina dengan amarah yang ia pancarkan di bola matanya. "Aku tidak tau, apakah kau orang yang terlalu baik atau sedang berpura pura bodoh."
Karina menahan tangan Jaemin. Ia menatap mata pria itu penuh makna. Ia ingin menceritakan sesuatu hal yang tidak Jaemin ketahui tentang Jeno.
'Kau mau tau alasan Jeno membawaku ke danau ini karna apa?' Karina bangkit dari duduknya.
"Tidak perlu, pasti itu akan sangat panjang." Jaemin sedari dulu memang sangat sulit menahan egonya. Jaemin tetap memutuskan untuk pergi. Meninggalkan Karina seorang diri dipinggir danau yang indah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIGMENTUM | KARINA
FanfictionKisah seorang wanita bernama Karina, gadis bisu yang mendadak masuk ke kehidupan lain setelah mengenang kenangan buruk yang membuatnya terpukul. Karina tidak pernah menyangka hal seperti itu bisa terjadi. Ia pikir itu semua hanya bisa terjadi di dun...