Shim Jaeyoon x Lee Heeseung
Fanfiction by choiparkie###
"Sudah kubilang, jangan membantah perintah Raja, Pangeran."
Pria tegap dengan pakaian rapi itu berdecak kencang, membuat nyali Heeseung sedikit menciut ketika pangeran mahkota tersebut berdiri dan menatapnya dengan tatapan kesal. Ini sudah malam, sudah waktunya tidur, tapi Jake malah pergi ke tempat yang dilarang oleh sang raja, ditemukan salah satu prajurit dan kembali dimarahi habis-habisan sebelum akhirnya pergi ke kamar ditemani Heeseung.
"Kamu tahu apa? Kamu tidak tahu apa yang aku rasakan, Lee."
"Masalahmu memang tidak ringan, tapi setidaknya jangan menambah masalah baru, Shim." Mata Heeseung membalas tatapannya. Berbeda dengan Jake yang kian menajam, Heeseung menunjukkan tatapan hangat sambil memegang bahu pria di hadapannya.
"Aku adalah temanmu sejak kecil, pendamping hidupmu hingga nanti kamu memiliki pasangan, jangan mengira aku tidak tahu seluk-beluk peristiwa yang kamu alami," lanjutnya sambil mengusap bahu tersebut.
Jake menghela napas, kembali mendudukkan dirinya di tepi ranjang dan mengusap surai legamnya kasar. "Aku muak, katakan padaku kenapa Ayah selalu menyuruhku segera menikah? Kenapa ia sampai menjodohkan diriku berkali-kali?"
"Karena sudah saatnya." Heeseung bergerak, duduk di sebelah Jake tanpa melunturkan senyumnya. "Segeralah menikah, Pangeran Shim."
"Jika aku menikah, apa kamu akan meninggalkanku?" Jake menoleh, melihat reaksi Heeseung yang spontan berpikir. Matanya menatap lekat pahatan wajah lelaki manis itu, terlihat menggemaskan dengan bibir yang sedikit terbuka.
"Tidak, aku akan selalu melayani keluargamu." Heeseung akhirnya menggeleng samar, kembali tersenyum dan mengusak surai Jake dengan sayang.
"Jangan pernah meninggalkanku." Jake berujar lirih, entah kenapa hatinya sedikit tidak rela jikalau membayangkan ia akan ditinggalkan oleh Heeseung setelah menikah nanti.
Heeseung kembali menggeleng, "Tidak akan. Sekarang, pergilah tidur, kamu harus tetap tampan untuk acara besok."
"Temani aku."
"Ahaha! Dasar anak manja!" Heeseung tergelak sebelum akhirnya menarik selimut dan merebahkan dirinya bersamaan dengan Jake di satu ranjang yang sama.
Mereka tidur berhadapan, saling terpejam tanpa melihat satu sama lain. Jake nyaman dengan hal ini, apalagi ketika Heeseung meminta pelukannya jikalau turun hujan deras. Ia berharap bisa memilih Heeseung, memilih pria manis itu untuk menjadi pendamping hidupnya. Bukan, bukan hingga ia menikah, tapi hingga maut memisahkan mereka.
Di hati kecilnya yang paling dalam, Jake berharap ia bisa menikah dengan rakyat biasa seperti Heeseung, anak dari salah satu dayang dan tukang kebun, teman masa kecilnya yang sampai kini selalu bersamanya tanpa lelah. Jake mencintai Lee Heeseung.
###
"Bagus." Jake bertepuk tangan girang ketika anak panah yang Heeseung luncurkan tertancap pada apel di atas tong. Heeseung mengukir sengum lebarnya, tertunduk sebentar karena malu mendapatkan apresiasi dari sang pangeran.
"Kamu memang cepat belajar."
"Terima kasih sudah mengajariku, Pangeran."
Jake mengangguk pelan dan mengambil alih busur di tangan Heeseung. "Waktunya makan siang, mari makan bersama."
"Tidak," tolak Heeseung lembut, "aku akan makan di belakang."
"Kamu yang ikut makan bersama keluarga kerajaan, atau aku yang ikut makan di belakang bersamamu?" Jake memberikan pilihan, sedikit menekankan kata-kata yang ia keluarkan.