Bab 1 Rahasia

5.1K 287 28
                                    

Sulit bagi Xiao Zhan untuk berkonsentrasi saat penyakitnya kambuh. Rasa pusing mulai melanda dan napasnya mulai sesak. Dia ingin segera melarikan diri dan pulang ke rumah, tapi, dia sedang mengajar sekarang. Keringat dingin mulai bercucuran dan pandangannya mulai berkunang-kunang.

"Laoshi, kau kelihatan sakit?" tanya seorang murid perempuan.

Xiao Zhan menggeleng. Menggumamkan dia baik-baik saja, tapi, dia malah ambruk di mejanya dengan napas tersenggal. Seakan mengerang. Tubuhnya sesak dan panas. Membuat murid mulai ribut.

Xiao Zhan mengangkat wajahnya yang merah dan memandang. Seorang murid membuang napas lelah dan mulai berdiri. Satu sisi Xiao Zhan merasa lega dan senang, di sisi lain dia merasa bersalah. Dia menggumamkan maaf.

"Ok, ok. Jangan panik. Biar aku bawa dia ke klinik," kata Wang Yibo. Dia membelah kerumunan teman-temannya yang mengerubungi guru mereka bagai semut mengerubungi gula.

Seorang teman laki-lakinya bertanya, "apa kau butuh bantuan?"

Wang Yibo mulai memapah gurunya itu. Tangan kanannya dilingkarkan di pinggangnya sedang tangan kirinya memegang tangan Xiao Zhan yang melingkar di pundaknya. Kepala guru muda itu terkulai lemas.

"Tidak perlu. Xiao Laoshi ringan," jawabnya dan mulai menyeret gurunya itu.

Wang Yibo memang lebih pendek dari pada gurunya ini, tapi, dengan segala puji bagi Dewa Gym, dia lebih kekar dan tegap. Teman-temannya sering iri sekaligus takjub saat melihat tubuhnya. Padahal mereka masih kelas 3 SMA, tapi, kenapa Wang Yibo sudah pantas jadi model iklan L-Men??!

Xiao Zhan kaget saat tubuhnya tiba-tiba saja melayang. Dia yang sebelumnya menutup mata menahan panas, kini membukanya lebar. Kini dia digendong bridal style oleh muridnya. Membuat gumpalan diperutnya semakin melilit organ dalamnya.

"Tu-turunkan..," pintanya.

Wang Yibo hanya memutar matanya. "Tidak ada orang."

Memang benar, tapi, tetap saja memalukan. Mereka sampai di klinik tak lama kemudian. Ruangannya putih bersih dengan tempat tidur berjajar yang disekati gorden berwarna biru tanpa terlihat satu manusiapun selain mereka.

Wang Yibo menidurkan gurunya di kasur paling pojok. Membuka kancing teratasnya dan melonggarkan gespernya.

"Kau boleh kembali..," kata Xiao Zhan lemah, tapi, matanya berair seolah mengatakan sebaliknya.

Beruntung Wang Yibo adalah satu dari pria langka yang peka terhadap perasaan orang lain. Jadi, dia mulai menaiki kasur itu dan duduk di atas gurunya.

"Mau gaya apa? Tidak akan ada orang ke sini."

Satu jam kemudian, murid Wang itu keluar dari klinik. Sebelumnya dia merapihkan bajunya dan noda di sudut bibirnya. Dia pun berjalan kembali ke kelasnya. Di sana sudah ada seorang guru yang mengajar.

"Kau dari mana saja?"

Wang Yibo, "maaf, Liu Laoshi. Saya baru mengantar Xiao Laoshi lalu pergi ke perpustakaan karena saya kira tidak akan ada guru."

Kelas memang kosong sebelum Liu Haikuan, Sang Guru bahasa Inggris masuk.  Mengangguk kecil, dia pun mempersilahkan muridnya itu untuk duduk.

Wang Zuocheng, kembaran tak identik Wang Yibo mencoleknya, "memangnya kau belajar apa?"

Tanpa pikir panjang, Wang Yibo menjawab, "organ reproduksi."

Zuocheng mengangguk. Ah harusnya dia juga ikut belajar. Hari ini kelas mereka akan ada ujian biologi.

*
Kepala Zuocheng mengepul dan wajahnya memerah. Teman-teman laki-lakinya tertawa cekikikan sedang teman-teman perempuannya sama malunya dengan Zuocheng.

HypeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang