1). Today

34 2 0
                                    

'(Setiap Manusia pasti punya kembaran, kalau lagi bercermin')__me😉



*****

Senin, hari neraka untuk sebagian siswa seperti Saila yang bangun tidur aja nunggu jam setengah tujuh. Apalagi ditambah harus mandi dan mematut diri di depan cermin alias berdandan walaupun dandan ala Saila itu cuma sebatas pelembab, sedikit sapuan bedak bayi dan terakhir olesan tipis lipbalm, tapi tetap saja memakan waktu hampir 25 menit dan hanya tersisa 5 menit sebelum bel masuk sedangkan jarak rumah dan sekolahnya saja 10 menit kalau pakai motor. Nah beda lagi kalu pakai mobil, yang otomatis tambah lama apalagi kalau sampai terjebak macet.

"Ya ampun pak!, cuma telat 5 menit doang. Biarin saya masuk, yah, yah..." satpam di seberang menggelengkan kepala, dia menoleh ke arah gedung sekolah lalu menatap Saila lagi kemudian berkata,

"Yaudah, saya kasih masuk neng Sailanya. Tapi, neng harus dapat hukuman dulu dari Pak Amir," Saila hendak mengangguk bersemangat ketika pak satpam menggeser tubuhnya hingga Saila bisa melihat apa yang ada di belakangnya.

"Fu*k!"

"Saila! You're languange!" Anjrit! Umpatnya dalam hati, sampai hati lupa kalau di depan guru agama macam pak Amir tuh nggak bisa berkata kasar. Alhasil sekarang Saila hanya bisa tertunduk malu di barisan, dan jadi tontonan seluruh SMA AERLANGGA. Kenapa tidak? See lihat di depan sekarang maka akan tahu, karena sekarang masih dalam prosesi upacara bendera! Yang otomatis jadi tontonan seluruh sekolah, man!.

Sialnya lagi hanya dirinya seorang yang bergender perempuan, duh!, mau ditaruh mana lagi image Saila yang jadi primadona kelas 11, hancur udah!.

Dan syukurnya, karena dia seorang yang 'Kartini' maka dia dihukum yang paling ringan. And then, dia harus bersihin perpus sambil menata buku kembali ke rak. Tapi, tetep aja say, bersihin perpus juga capek pake banget ditambah debu-debu tebal karena lamanya buku nggak disentuh. Masih untung pak Amir kasih penolong, siswa kelas 10, kelihatannya dia agak pemalu waktu dia tanya.

"Bisa gue cantol, nih." Pikirnya saat melihat wajah adik kelas yang menurutnya manis. Kalau udah liat cogan, jiwa nakal nya pasti meronta minta dikeluarkan.

"Siapa nama lo?" Tanya Saila dengan mata mengedip jahil, bisa dilihat kalau juniornya itu tersipu. Hehe,, dia terkikik dalam hati.

"Danial, k-kak." Saila mengangguk, dia melanjutkan dengan menata buku, tidak lagi menatap Danial.

"Gue Saila, 11 IPA 2." Kenalnya, dia berbalik mengambil tumpukan buku yang sudah dibersihkan lalu menata di rak. "U-udah tahu, kok." Saila mengangkat alis, hey dia tahu dia terkenal tapi apa sampai kelas 10 yang baru beberapa minggu masuk juga sudah mengenalnya?

"Lo tahu gue?" Tanyanya ragu, Danial balas mengangguk. "Semua kelas sepuluh udah tahu kak Saila." Danial kembali tersipu dengan tatapan Saila.

"Ah, masa sih? Gue seterkenal itu?" Tanya Saila lagi, dia mendekati Danial hingga memepet rak. "I-iya se-seterkenal itu" jawab Danial gugup. Kakak kelasnya ini terlalu agresif untuk Danial, murid baru yang masih awam mengenal wanita.

Saila berdiri satu langkah di depan Danial, dia memajukan wajahnya dan mengedip polos seakan tidak tahu tindakannya itu untuk menggoda. Danial semakin gugup, apalagi wajah cantik dan mata polos Saila begitu dekat dengan dirinya. Jantungnya berdetak kuat, "gue cantik yah?" Danial kontan mengangguk.

Saila memundurkan wajahnya, Danial menghela nafas lega tapi segera dia menahan napas kembali saat tiba-tiba saja Saila mendekat. Saila menatap lekat Danial membuat sang empu bertambah gusar, kakinya gemetar. Saila melihatnya, dia tertawa.

SakeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang