~Bujuk rayunya hanyalah bualan semata~
+++Manusia itu penuh dengan cela, seperti manusia yang satu ini yang tengah asyik sendiri dengan ember sebagai topi dan sapu sebagai dayung. Mendayung melambai dengan lenggak-lenggok yang mendayu, jika saja tampangnya tidak maskulin maka dia lebih cocok sebagai penari jaipong.
Kukuh, cowok yang tengah berlenggak-lenggok itu dan ada satu lagi kawan karibnya Hamdan, sebagai juru kamera. Dua orang ini sedang membuat video tiktok di depan kelas plus dengan bangku yang sudah tertata rapi sebagai pelengkap. Yah, keduanya memang penuh kekurangan, sebagai ketua dan wakil ketua kelas bukannya mencontohkan hal-hal yang baik ini malah ngonten TikTok.
"Ekhem!" Beberapa siswa di belakang sadar, Bu Sandi, sudah berada di depan pintu kelas memandangi duo itu yang belum sadar juga.
"Pagi Kukuh?" Hamdan si juru kamera menyoroti bagian pintu kelas dan melihat senyum Bu Sandi, dia gelagapan dan tak sengaja tersandung ke belakang kemudian terjatuh dengan pantat terlebih dahulu anehnya ponselnya masih utuh ia genggam hanya saja kamera sudah beralih ke mode depan hingga merekam ekspresi malunya.
"Hahaha......"
Teman mana yang tidak tertawa saat teman lainnya tertimpa kesialan apalagi ditambah muka konyol keduanya, sontak seisi kelas menjadi penuh dengan tawa.
"P-pagi Bu...." sementara Kukuh dengan kikuk beringsut turun dari bangku dengan menunduk, ember di kepalanya ikut turun menutupi kepalanya bersamaan dengan gerakannya.
"Ya sudah, dilanjutkan nanti saja joged-nya." Bu Sandi hanya geleng kepala ikut tertawa.
"Huuuu..." yang lain bersorak, menertawakan.
"Makanya Kuh, pagi-pagi jangan ngonten Mulu. Apes kan Lo, hahah...." Airin terkikik saat Kukuh lewat di sampingnya.
"Ah elah, lagian kalo gak pagi muka gue udah kucel. Berasa jadi pemulung kolong jembatan Ai." Sahut Kukuh di belakang.
"Rin, Sai, Lo berdua entar ikut juga yah. Kalian kan cakep tuh pasti banyak yang like." Hamdan menyahut yang hanya dihadiahi putaran mata Saila dan dengusan Airin.
"Konten Mulu dipikirin, belajar yang giat biar gak rangking terbawah mulu." Ucap Saila, ia kembali fokus pada bukunya lagi.
***
"Hai Saila,"
"Halo kak,"
Sapaan terlontar saat dirinya melewati koridor di jam istirahat. Ramai memang dan Saila tersenyum ramah menanggapi, pandangannya terus mengedar mencari sesosok manusia.
Karena di sepanjang koridor dan tempat yang sudah ia lalui tidak ada juga maka hanya ada satu tempat terakhir, rooftop. Dia masih harus menaiki tangga dua kali lagi sebelum sampai. Jika bukan karena orang yang dicari adalah dia maka Ia tak akan Sudi capek-capek menaiki tangga.
Suasana hati Saila riang, moodnya sedang baik hari ini. Sambil menyenandungkan lagu dia melangkah sampai di atas, membuka pintu namun gerakannya terhenti. Ada suara di balik pintu itu, percakapan, dia mengenal salah satu pemilik suara itu dengan sangat baik, Keynan.
Seharusnya tidak benar jika dia menguping, hanya saja rasa ingin tahunya lebih besar dibanding rasa hormatnya. Jadi Saila memelankan suara langkah dan membuka celah sedikit demi sedikit sampai dia bisa mengintip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakeyla
Ficción GeneralTerjerumus dalam suatu hubungan tanpa status itu menyesakkan. Mau cemburu nggak ada hak, mau bilang cinta tapi cuma temen. Semuanya serba salah. *** 🐺 : Ceritanya biasa banget!!! (Ye, bodo amat lah, yg penting happy) Tokoh SaKey debut sod...