Izinkan aku menceritakan tentang tokoh utama dalam ceritaku. Dia adalah seorang laki-laki hebat. Penyuka senja dan pandai melukis. Meski dunia tidak ramah padanya, dia tidak demikian. Katanya, "dunia itu memang kejam tapi sangat indah." Dengan suara parau sehabis menangis karena pertengkaran kami sebelumnya, aku bertanya, "tau kata-kata itu dari mana?"
Dan dia menjawab sambil tertawa ringan, "dari Mikasa Ackerman, Attack on Titan."
Hari itu di halte bus, suara tawanya menusuk tepat ke ulu hatiku. Aku tahu ekspresi wajah yang saat itu ia tunjukan padaku adalah sebuah topeng. Topeng kebohongan yang sudah keras karena di patri dengan seluruh penderitaannya.
Aku tidak tahu bahwa hari itu akan menjadi hari terakhirku bersamanya. Dia ia memilih pergi, melepaskan rasa sakit dan beban yang selama tujuh belas tahun ia tanggung sendirian.
Untukmu Semestaku, terima kasih telah bertahan sampai detik ini. Selamat tidur, semoga bahagia menjemputmu disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia yang gak ramah; Renjun
Fanfic"Untukmu Semestaku, terima kasih sudah bertahan sampai detik ini. Selamat tidur, semoga bahagia menjemputmu disana."