" Jika syurga hanya milik mereka
Yang suci, lalu bagaimana
denganku yang penuh dosa ini?""Kota ini masih sangat kacau,dulu kota ini pernah diserang virus yang membunuh hampir setengah dari populasi penduduk Warwick, belum lagi Krisis dan kelaparan melanda ,keluarga saling meninggalkan satu sama lain, manusia-manusia saling membantai untuk bertahan hidup, para penguasa sibuk menyelamatkan harta benda dan kedudukan masing-masing. Dalam situasi seperti itu lah aku tumbuh dan terlantar, tidak seorang pun peduli denganku Ali, aku kehilangan segalanya disini...jangan tanya lagi bagaimana caraku bertahan hidup, aku bahkan tidak ingin mengingatnya...nasib kita hampir sama karena itu lah aku ingin mengajakmu dalam petualangan baruku.." ujar sir William kepada Ali seorang anak yatim piatu yang kelaparan dipinggiran kota Warwick.
Sir William adalah seorang pria berkharisma yang kembali ke kota masa kecilnya Warwickshire kota yang sudah lama dia tinggalkan. Matanya nanar melihat kota yang sempat begitu indah tapi kemudian mengalami kehancuran karena pemimpin yang sangat arogan dan se mena-mena, alam rusak karena bebasnya eksploitasi terhadap sumberdaya alam, diskriminasi sosial bahkan munculnya perbudakan,hingga pajak yang tinggi mencekik rakyat, kemudian kota itu di landa pandemi selama hampir 10 tahun yang semakin membuat kota itu hancur.
Sir William baru menginjakkan lagi kaki nya di kota itu setelah hampir 30 tahun, namun pertemuannya dengan Ali yang tergeletak dijalanan karena kelaparan membuatnya teringat dengan masa lalu pahitnya, hati nya teriris dan marah oleh ketidak adilan yang masih terjadi.
"Tuan akan berpetualang?berpetualang kemana?sepertinya itu menyenangkan..." Ujar Ali sambil menggigit sepotong roti dengan lahap membuyarkan lamunan Sir William.
"Ayo ikuti aku, kita bergegas pergi..."
Sir William menggandeng Ali anak 10 tahun yang bertubuh kurus itu berjalan menuju ujung kota yang jauh, lebih sepi dari kota-kota yang pernah Ali datangi, sebenarnya tidak banyak kota yang Ali datangi, Ali hanya salah satu anak pengungsi yang entah bagaimana terdampar di Warwick kota yang bahkan tidak menawarkan keadilan sedikitpun. Perlu mendaki beberapa bukit untuk sampai ke sebuah bangunan yang menyerupai kastil sangat besar, tua dan indah. Kontras dengan tampak luarnya yang terlihat tua, bagian dalam kastil itu sangat modern dan canggih, Ada banyak pelayan yang menyambut kedatangan Sir William dan Ali.
"Tuan, inikah tempat petualangan kita?ini sangat menakjubkan..." tanya Ali dengan mata yang berbinar-binar menyapukan pandangan ke sekitar rumah.
Sir William menunjukkan sebuah ruangan yang sepertinya adalah laboratorium, ada beberapa mesin besar dan tabung-tabung yang tertutup plastik.
"Inilah petualangan kita Ali..kita akan me reset dunia yang tidak adil ini...kita hancurkan lalu kita bangun kembali dengan manusia-manusia baru,semuanya kita mulai dari rumah ini" Sir William menjelaskan tentang impiannya untuk me reset dunia kepada Ali yang tidak terlalu mengerti.
"Apakah itu sesuatu yang baik tuan?"
"Tentu saja baik, ini yang disebut keadilan bagi orang-orang terbuang seperti kita" jawab sir William sambil mengetikkan beberapa kode algoritma di komputernya.
"Ali...dalam perjalanan tadi, kamu meminta berhenti dan melakukan gerakan-gerakan tertentu yang tidak aku mengerti..." Sir William menghentikan jari-jarinya mengetik di atas keyboard, matanya menatap Ali dengan penuh tanya.
"Ow, itu ibadahku tuan, rasa syukur kepada Allah Tuhanku yang sudah sangat baik kepadaku, dan gerakan itu disebut sholat.."
Mata Sir William tiba-tiba membelalak kemudian tawa nya begitu lepas seolah sesuatu yang sangat lucu sedang terjadi.