- media

1.7K 230 8
                                    

Jam makan siang––– destinasi paling ramai terletak di ujung timur Fakultas Ilmu Sosial & Politik, sekaligus destinasi yang tidak boleh di lewatkan oleh mahasiswa(i); yakni kantin fakultas. Letaknya persis bersebrangan dengan Fakultas Ekonomi & Bisnis.

Ada dua hal yang tidak boleh dilewatkan oleh mahasiswi bahkan mungkin mahasiswa di tempat ramai hunian itu; pertama adalah makanan yang tersedia, dan kedua entitas si tampan teladannya anak-anak kampus, sosok rupawan yang namanya seringkali dibicarakan sana-sini, mengundang banyak perhatian bahkan ketika ia hanya tersenyum membalas sapa beberapa orang atau hanya duduk terdiam menikmati waktunya sendirian. Dia duduk di salah satu meja, ditemani beberapa orang berkedok teman yang padahal kebanyakan hanya ingin ikut tumpang nama agar menjadi populer, tapi Bintang tak pernah mempermasalahkannya sebab baginya itu sudah menjadi resikonya dan selagi itu tidak merugikannya.

Mereka seperti biasa akan duduk mengerubunginya, saling melempar lelucon murahan yang membuat tertawa atau menjadi so' pintar dengan berpendapat jika sudah membahas ranah organisasi dan juga pembelajaran––– padahal yang di bicarakan hanyalah seperti sampah, sebab bagi Bintang omongan mereka sama sekali tidak berguna.

Tapi, hari ini jelas ada yang berbeda; Bintang yang terlalu peka sekitar merasa tidak nyaman seperti biasanya, ia pun sadar bahwa sedari tadi teman-temannya sedang berusaha mengalihkan topik pembicaraan ke sana-sini padahal aslinya tengah menyimpan ribuan pertanyaan dalam benak mereka masing-masing. Tentu saja, ini bersangkutan dengan berita Sagarmatha yang sudah menyebar luas lewat media, bahkan mungkin kabarnya sudah sampai ke seantero negeri.

Pagi tadi, Banyu mengabarinya untuk berhati-hati sebab media ada dimana saja; siap mengunggah berita terbaru mengenai keluarga Jenggala. Tidak perlu heran mengapa kabar ini bisa sampai trending di mana-mana, sebab ayah bukanlah pembisnis biasa, namanya sudah tersohor dari awal mula meneruskan bisnis keluarganya karena membawa pengaruh besar terhadap ekonomi negara. Sementara dua putra Jenggala juga kerap kali diberitakan di acara televisi dan mengundang banyak perhatian publik; Banyu dan Narend––– keduanya sama-sama terjun ke dunia hiburan meski berbeda bidang dan bisa dibilang keduanya tengah naik daun sekarang. Jadi tidak heran mengapa berita Sagarmatha bisa diendus media bahkan hanya dalam hitungan jam saja.

"BINTANG" Seseorang berteriak nyaring, mengundang banyak perhatian hingga seisi kantin. "Galaksi––" Ia bicara dengan terbata-bata sambil berusaha menormalkan napasnya, "dia berantem di fakultasnya" Lantas, kantin berubah menjadi kian ramai bahkan menjadi pengiring langkah Bintang diikuti teman-temannya.

Bintang berjalan menghampiri kerumunan yang memenuhi koridor salah satu fakultas, mengelilingi dua pelaku utama yang memulai perkelahian kali ini––– salah satunya sudah jelas adalah Galaksi. Teriakan mahasiswi nyaring terdengar beriringan dengan tiap pukulan yang dibubuhkan oleh Galaksi dan lawannya untuk saling mengalahkan dan menjatuhkan untuk menjadi pemenang.

"Pantes lo hobi berantem, kakaknya ternyata kriminal" Meski sudah babak belur dan terjatuh beberapa kali, lawan Galaksi ternyata tak menyerah untuk melemparkan hinaan di iringi tawa ejekan, "buah jatuh emang nggak jauh dari pohonnya" Ia terbatuk beberapa kali sebab Galaksi membubuhkan satu pukulan cukup keras pada area perutnya.

"SATYA BANGSAT"

Satya––– lelaki itu masih senantiasa mengukir senyuman miringnya, berusaha berdiri lagi dan membalas serangan Galaksi yang fisiknya tak jauh berbeda dengannya. Lalu alihkan perhatian ke sekelilingnya dan tertawa semakin keras.

"LIAT" Ia menunjuk ke arah Galaksi, "SEKARANG KITA TAU DARIMANA SIFAT BEBAL SI BANGSAT INI, TERNYATA TURUNAN DARI KAKAKNYA YANG BRENGSEK" Teriaknya.

"KAKAKNYA KRIMINAL, PENCURI, DAN PEMAKAI" Satya kemudian menarik sudut bibirnya, berjalan sempoyongan ke arah salah satu penonton, "Wah, ada kembarannya nih" Lantas, atensi teralih pada Bintang yang berdiri tidak jauh darinya.

"Woy, munafik. Sekarang kita tau, kalo keluarga lo bukan keluarga yang bener" Katanya, "kakaknya masuk penjara, adiknya buat keributan di sekolah, dan kembarannya seorang brandal" Lanjutnya lagi, Galaksi sudah siap melayangkan satu tinjunya lagi sebelum dua orang berhasil memegang badannya.

"Jadi lo ngaku aja deh sekarang. Lo sebenernya nyogok dosen kan supaya diaku sebagai teladannya kampus, supaya nilai lo bagus-bagus, ngaku sekarang bangsat!"

Bintang menahan nafasnya, kedua lengannya mengepal erat di masing-masing sisi tubuhnya. Tapi, bukannya melakukan perlawanan sebagaimana Galaksi, ia justru malah tertawa membuat orang-orang jadi kebingungan dengan reaksinya. "Satya, satya" Katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala seakan-akan tak habis pikir.

"Tau apa lo sebagai anak dari ayah yang korupsi? Tau apa soal keluarga gue yang nggak bener? Merasa keluarga lo paling bener padahal lo anak broken home, padahal bokap lo sekarang lagi mendekam dipenjara karena kasus korupsi Sedangkan nyokap lo bunuh diri" Ucap Bintang dengan santainya, "seenggaknya keluarga gue lebih baik dari pada keluarga lo yang udah hancur" Lanjutnya lagi disertai senyuman miring.

"Satya, tau nggak kenapa Tuhan bikin keluarga lo hancur?" Tanyanya, "karena lo nggak pantes dapat keluarga yang sempurna!"

"ANJING" Satya sudah siap memberikan Bintang satu pukulan, sayangnya teman-teman Bintang berhasil bergerak lebih cepat untuk menumbangkannya. "Dan untuk masalah prestasi, gue nggak perlu membuktikan bahwa gue nggak pernah main curang, toh tanpa membuktikan semua orang udah tau kalo otak gue bukan otak udang kaya lo. Sampah!" Lalu, setelah itu ia melangkahkan kakinya pergi dari area kerumunan––– meninggalkan teriakan marah Satya.

Galaksi juga memundurkan langkahnya, ikut berjalan menjauhi kerumunan dan berbelok menuju parkiran lalu memilih pergi, padahal hari ini ia masih memiliki jadwal tapi karena suasana hatinya sedang dalam keadaan tidak baik jadi belajar pun rasanya percuma. Perkelahiannya dengan Satya hari ini bukanlah yang pertama, keduanya bisa terbilang sering adu kekuatan dan tak pernah bertegur sapa. Tapi, tadi adalah yang terparah.

"Heh, Bangsat"

Galaksi hendak berbalik sebelum satu pukulan berhasil mengenai sisi wajahnya sebelah kiri dan membuatnya terhuyung ke belakang. Kerah bajunya ditarik dengan kasar, satu pukulan lagi lolos kali ini mengenai batang hidungnya. Ia meringis kecil, belum sempat membalas kerahnya kembali ditarik. "Sialan, semua gara-gara lo brengsek" Makian terdengar tepat dihadapan wajah.

"Harusnya lo bisa tahan emosi lo bangsat, reputasi gue hancur semua gara-gara lo. Emang seharusnya lo nggak usah hidup aja, anjing"

"Lepasin gue Bajingan" Dengan satu dorongan kasar, Galaksi berhasil melepaskan diri. "Lo yang harusnya nggak usah hidup, brengsek. Keluarga lo jadi bahan hinaan, apa lo bakal diem aja?"

"Yang jelas gue nggak akan main otot kaya lo"

"Ya terserah lo, karena yang ada di pikiran lo cuman reputasi sampah lo itu" Galaksi berdiri dari duduknya, "gue harap lo kehilangan semuanya Bintang, semuanya tanpa terkecuali" Katanya sebelum memilih pergi dan menjauhi Bintang yang masih tersungkur di tempatnya. Menatap penuh kebencian pada punggung tegap Galaksi yang semakin mengabur sebab semakin jauh dari pandangannya.










Bomblad💜

||


Stay healthy semuanya <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stay healthy semuanya <3

A M E R T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang