Haii, aku balik lagi bawa cerita oneshot:) votment please:)
~Happy reading~
Rintik hujan mulai membasahi jalanan gelap di kota Seoul. Seorang pria berhoodie hitam tengah melangkahkan kakinya di sisi jalan, tak memperdulikan dirinya yang sudah basah kuyup akibat guyuran hujan.
Park Jeon Joo…
Pria yang seperti sudah kehilangan akal sehatnya. Menyusuri jalanan becek dengan hujan yang masih senantiasa mengguyur.
"Heii tuan, kau bisa sakit jika berjalan ditengah hujan begini," kata seorang gadis yang tiba-tiba datang dengan payung ditangannya.
Jeon Joo tidak menjawab, dia masih terus berjalan dengan pandangan mata kosong.
"Heii tuann!!" Gadis itu kembali mengejarnya, lalu menarik tangannya dan membawanya ke depan pertokoan untuk meneduh sementara waktu.
"Apa tuan ada masalah? Jika ada selesaikanlah dengan baik-baik, tidak baik menyakiti diri anda sendiri tuan," nasehat gadis tersebut.
Jeon Joo hanya menatapnya sebentar lalu mengalihkan pandangannya lagi.
"Bae Aerin!" Ucap gadis tersebut sambil mengulurkan tanganya.
"Park Jeon Joo," balasnya singkat tanpa membalas uluran tangan Aerin.
Aerin hanya tersenyum maklum.
"Baiklah, Park Jeon Joo-sshi, dengan apa aku harus memanggilmu?" tanya Aerin
"Terserah!" balas Jeon Joo
Aerin mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.
"Baiklah, Jeon Joo-sshi, apakah kau mau berbagi ceritamu denganku?" tanyanya penuh harap.
Jeon Joo awalnya tidak yakin, tapi akhirnya ia menceritakan semuanya pada orang asing didepannya ini.
~~~
Ini semua bermula ketika Jeon Joo memergoki kekasihnya tengah bercumbu dengan lelaki lain, ia sangat marah, kecewa, dan sedih di waktu yang bersamaan. Hingga ia yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka.
Aerin yang mendengarnya pun merasa iba, ia pun menyemangati Jeon Joo dengan kata-kata yang dapat meluluhkan hatinya.
Tanpa terasa, waktu sudah hampir menunjukkan tengah malam, dan hujan pun mulai mereda. Mereka memutuskan untuk kembali pulang.
"Aku akan mengantarmu!" kata Jeon Joo
"Huh? Tidak usah, lagi pula apartemen ku tidak jauh dari sini," tolak Aerin.
"Tidak, ini sudah malam, tidak baik bagi perempuan berjalan sendirian!" paksa Jeon Joo.
Aerin menghela nafasnya, "Huhh baiklah," jawabnya sembari tersenyum.
~~~
Sejak saat itu mereka jadi sering bertemu, karena Jeon Joo sudah tau apartemen Aerin, ia jadi sering mengunjungi gadis itu. Mereka saling mengasihi satu sama lain. Hingga suatu ketika mantan kekasih Jeon Joo, Kim Mi Rae datang lagi dalam hidupnya.
"Oppa…percayalah padaku, kau hanya salah paham. Tidak ada apapun diantara kami!" jelas Mi Rae, berusaha meyakinkan Jeon Joo
"Tidak ada apapun katamu??! Aku melihat dengan jelas bahkan kalian tengah bercumbu mesra disana, dan kau bilang tidak ada apa-apa?! Kau pikir aku bodoh??" teriak Jeon Joo
Mi Rae menangis dan mencoba meyakinkan Jeon Joo dengan segala hal. Aerin yang melihatnya pun merasa bahwa mereka memerlukan waktu untuk berdua, jadi ia melangkahkan kaki nya menjauhi mereka berdua.
~~~
Seminggu sejak kejadian itu, Aerin dan Jeon Joo jadi jarang bertemu. Aerin yang diam-diam menyimpan perasaan pada Jeon Joo pun merasa sangat merindukan pria itu. Ia memutuskan untuk mencari Jeon Joo dan mengungkapkan segalanya.
"Yeoboseyo? Oppa, bisakah kita bertemu nanti siang?" tanya Aerin pada Jeon Joo dari seberang telepon.
"Huh? Baiklah," balas Jeon Joo singkat.
~~~
Saat ini Jeon Joo dan Aerin sedang berada di cafe dekat apartemen Aerin.
"Mm, Oppa… aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Aerin memulai percakapan.
"Katakan!" balas Jeon Joo datar.
"Mmm, sebenarnya Oppa, a-aku menyukai mu!" ucap Aerin malu-malu.
Jeon Joo menaikkan alisnya. Ia tak menjawab, ia pun merasa bingung dengan perasaanya sendiri.
"Maaf, tapi aku sudah kembali dengan Mi Rae," jelas Jeon Joo. Lalu langsung pergi meninggalkan Aerin yang termenung di meja samping jendela. Tanpa terasa air mata Aerin menetes.
~~~
Setahun telah berlalu, hubungan Jeon Joo dan Mi Rae juga telah berakhir, karena sekali lagi Mi Rae telah menghianati Jeon Joo.
Saat ini Jeon Joo tengah duduk kursi Amusement Park, tempat ia dan Aerin dulu sering menghabiskan waktu bersama.
Jeon Joo sangat merindukan Aerin, dan ia baru menyadari bahwa ia juga mencintai gadis itu. Namun semua telah terlambat. Ia melihat Aerin tengah berjalan dengan seorang pria sambil bersenda gurau.
~~~
Malam harinya, ia memutuskan untuk datang kesebuah resto dan memesan soju. Ia kembali mengingat-ngingat kenangannya bersama Aerin dulu.
Tangannya merogoh handphone dengan tergesa, mencoba menghubungi Aerin.
"Yeoboseyo?" ucapnya saat teleponnya telah tersambung. Namun tak ada jawaban.
"Yeoboseyo wae mal anhani"
(hallo, kenapa kau tak bicara?)"Ulgo inni naega oraenmaniraseo"
(apa kau mennagis, karna aku sudah begitu lama)"Saranghaneun saramiraseo"
(karna aku orang yang kau cintai)"Yeoboseyo naya geogi jal jinaeni"
(hallo, ini aku. Apa disana kau baik-baik saja?)"Yeoboseyo naya jeongmal mianhae"
(hallo, ini aku. Aku benar-benar minta maaf)"Igijeogin geuttaeui naege"
(atas keegoisanku waktu itu)Namun tetap saja, Aerin masih mematung di seberang sana. Ia pun buru-buru memutus sambungan telepon lalu mengelap air matanya yang meluncur bebas di pipi mulusnya.
Aerin mati-matian berusaha untuk melupakan Jeon Joo, dan sekarang di saat ia sudah menemukan pengganti, lalu mengapa Jeon Joo menghubunginya lagi, dan meminta maaf.
Jeon Joo masih menangis meraung sambil menegak habis segelas soju. Ia kemudian berlari lalu kembali meraung di bawah guyuran hujan, sembari memanggil-manggil Aerin.
~End~
Kita harus menjaga apa yang telah kita miliki, karena sesuatu akan menjadi lebih berharga ketika dia sudah pergi
Inspired by: Lim Chang Jung ~A Glass Of Soju.