Track #1: Playboy in Love - Ep. 2

48 5 62
                                    

"Rumahnya yang ini?" tanya Yugo tidak lama setelah mematikan mesin motornya tepat di depan sebuah rumah yang dipenuhi dengan tanaman, "tanamannya lebat amat sampe keluar-keluar gitu?"

Sambil mengembalikan helm yang tadi dikenakannya, Rissa menganggukkan kepalanya, "iya..."

"Siapa yang hobi merawat tanaman? Mama kamu?" tanya Yugo ke arah beberapa bunga yang terlihat bermekaran dari balik tembok rumah.

Sambil menggelengkan kepalanya, Rissa menjawab, "Papaku. Hobinya berkebun..."

"Oh? Biasanya kan perempuan yang suka menanam bunga?"

"Mama udah meninggal sejak aku masih kecil." jawab Rissa santai.

"Oh..." ucap Yugo pelan, "sorry."

"Santai aja. Udah lama juga..." balas Rissa lagi.

"Tapi Papa kamu kayaknya menarik juga l..." ujar Yugo sambil sedikit tersenyum, "jarang kan ada pria yang suka berkebun."

"Tapi, Kakak kan juga suka berkebun?" Rissa balas bertanya, "keluarga Kakak punya perkebunan kan?"

"Bukan aku, tapi kedua orang tuaku... Aku lebih tertarik ngurus manajemennya aja." jawab Yugo cepat, "Udah sana masuk, bentar lagi jam 12 kan?" ujarnya sambil mengangkat tangannya dan menunjukkan jarum panjang yang ada pada jamnya.

"Oh iya!" Rissa segera tersadar dan segera mengeluarkan kunci pagar rumahnya dari dalam tas. Sambil sibuk membuka gembok pintunya, Rissa melambaikan tangan ke arah Yugo, "Kak, makasih banyak udah dianterin. Ati-ati di jalan ya..."

"Masuk dulu aja..." balas Yugo sambil tersenyum, "aku baru akan pergi kalau kamu sudah pasti bisa masuk ke dalam rumah."

"Bisa! Tenang aja. Bye, Kak!" jawab Rissa sambil tersenyum ke arah Yugo, sebelum akhirnya Ia melangkah masuk ke dalam rumah dan meninggalkan pria tinggi itu di depan rumahnya.

Senyum di wajah Yugo tidak berhenti mengembang walaupun Rissa sudah meninggalkan dia dan masuk ke dalam rumah. 

"Menarik..." gumam Yugo, sebelum akhirnya pergi meninggalkan rumah Rissa malam itu.

***

"Itu siapa, Kak?"

Pertanyaan itu meluncur tepat usai Rissa membuka pintu rumahnya dan melihat Ayahnya sedang mengintip dari balik jendela.

"Papa!" ujar Rissa terkejut, "Ngapain sih Pa, uda tua masih ngintip-ngintip..."

"Itu siapa tadi?" tanya Pak Arifin penasaran, "Sopir taksi? Kok baek amat sampe nungguin kamu masuk rumah?"

"Apaan sih, Pa..." balas Rissa tergelak sambil mengunci kembali pintu rumahnya dan berjalan masuk menuju kamarnya, "Dah ah, Rissa tidur dulu ya..."

"Eh, jawab dulu... Tadi itu siapa?" tanya Pak Arifin lagi, masih penasaran.

"Temen!!" balas Rissa sebelum masuk ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam.

Dari lantai 2, adik Rissa melihat ke arah Pak Arifin dan berkata, "Ganteng, Pa! Tadi aku ngintip dari kamar..."

"Bi!" Rissa segera membuka pintu kamarnya dan berteriak ke arah adiknya, sebelum kembali menutup pintunya, meninggalkan Pak Arifin dan anak bungsunya tertawa cekikikan.

***

Beberapa hari kemudian, selesai dari kelasnya siang itu, Rissa sedang membereskan buku kuliahnya saat Brian masuk ke dalam kelas dan menghampiri perempuan berambut panjang itu.

"Riss, lunch?"

"Ayo!" balas Rissa cepat, "kelas kamu baru kelar?"

"Kelasku baru ada nanti jam 2 siang..." ujar Brian, "Terus, gimana kemaren malem? Yugo OK?"

When Loves Blooms [CZK's LOVE PLAYLIST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang