bugh!
satu pukulan mendarat di pipi kanan Riki saat sedang berjalan diarea kantin untuk menghampiri teman-temannya. awalnya Riki kesal karena dipukul tiba-tiba begini, tapi saat mengetahui siapa yang memukulnya ia tersenyum remeh.
Jay, dengan mata elangnya ia masih menatap tajam Riki sehabis memberi bogeman mentah terhadap anak itu. tangannya terkepal erat, menahan emosi yang masih tersisa dalam dirinya.
senyuman remeh Riki membuat Jay jengah, ia seperti sedang ditertawakan oleh lelaki itu. Jay tidak terima dirinya direndahkan seperti ini.
dengan cepat dan tanpa persiapan sang empu, Jay langsung menendang perut Riki sampai anak itu jatuh lalu menindihkan badannya dan berancang-ancang untuk memukulnya lagi.
"ow ow ow, santai dulu bro."
tangan Jay yang terkepal berhenti di udara saat Riki mengucapkan kalimat penenang itu, sedangkan tangan yang satunya ia pakai untuk menarik kerah baju lawannya. Jay menatap nyalang Riki yang terus tersenyum menatapnya balik.
"gaboleh nyerang tanpa persiapan dong."
bugh!
peduli setan, Jay kembali memberikan bogeman mentah pada pipi anak itu tanpa mendengar apa yang diucapkan Riki tadi.
"udah berani lo sentuh geng gua, ya."
bugh!
dengan amarah yang memuncak, Jay terus memukul rahang Riki tidak peduli sudah berapa banyak lebam disana hasil karya nya.
suasana kantin juga sekarang menjadi ramai karena banyak yang ingin melihat perkelahian ini. sebenarnya tak jarang mereka berkelahi seperti ini, bahkan satu sekolah pun tahu kalau mereka tidak pernah akur.
terkadang guru-guru juga sudah lelah memberi nasehat bahkan hukuman untuk mereka, tetap saja akan diulang dan diulang terus menerus.
"udah berani? lo pikir gue takut sama geng lemah lo itu?"
bugh!
lagi, Jay memukulnya lagi. ia marah karena kemarin Jake bilang padanya kalau geng sebelahㅡgeng Riki, menyerang begitu saja tanpa sepengetahuannya. dan alhasil, mereka semua harus melawan tanpa persiapan dan banyak yang terluka termasuk temannya, Jake dan Sunghoon.
di waktu itu Jay sedang tidak ikut berkumpul dikarenakan ada urusan lain. jadilah Jay sendiri yang tidak mengetahui hal itu dan sekarang ia menemui Riki untuk membalasnya.
"satu hal yang gue tau sekarang.."
Jay sudah berancang-ancang untuk memukulnya lagi. ia menunggu ucapan apa yang akan Riki keluarkan setelah anak itu menggantungnya.
Riki tersenyum miring, lagi-lagi menatap remeh sang lawan yang berada diatasnya itu.
"geng lo lemah banget. terutama Jake, anak penyakitan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
In Phase : Dilemma
Teen FictionKeputusanku adalah memilihmu dan merelakannya. ©𝐌𝐈𝐋𝐊-𝐓𝐈𝐄 November 2021.