" Pril, nanti kamu pulang sama Kakak ya, Bang Aco lagi ada urusan. Suara Kak Reza memecah keheningan Caffe.
Aku yang tengah fokus mengelap gelas dan piring yang telah ku cuci langsung memfokuskan atensiku kearahnya." Iya Kak, sebentar lagi selesai." Ucapku sambil melirik jam dinding yang ada di sudut dapur.
Suasana Caffe sangat sepi, sekarang pukul 22:02 biasanya Caffe ini tutup pukul 2 Dini hari namun entah kenapa hari ini kak Reza menutupnya lebih Awal.
Setelah urusan beberes selesai, Kini Aku dan Kak Reza sudah berada di dalam mobilnya, berjalan menuju Arah tempat tinggalku.
" Pril, Kamu gak berniat cari pekerjaan lain yang menjanjikan?" Tanyanya secara tiba tiba.
Aku menatapnya dengan raut bingung. " Kakak berencana memecatku ya?" Tanyaku lirih." Enggak, Kakak cuma nanya aja siapa tau kamu udah punya rencana buat cari yang lebih baik dari ini. Kamu kan butuh uang untuk bayar semester, Beberapa bulan lagi mau PKL, Terus Sidang skripsi pasti butuh uang lebih."
Katanya.Mendengar Apa yang dia katakan membuatku aku tersinggung. Entah karna Aku yang sedang lelah setelah bekerja atau karna hal lain.
" Selama ini aku ngerasa cukup kok dengan penghasilanku bekerja dengan kakak. Gaji yang kakak kasih juga sudah cukup. waktu kerja juga fleksibel, aku bisa nyesuaikan jam kuliahku dengan jam kerja. Jadi kalau kakak mempermasalah kan soal biaya kuliah kenapa baru sekarang." Jawabku sedikit ngegas.
Entah kenapa tiba tiba saja mataku berkaca kaca. Ku alihkan pandanganku kearah kaca mobil, agar ia tak dapat melihatnya. Ia yang tadinya fokus menyetir sesekali menoleh kearahku. Mungkin heran dengan nada bicaraku yang terdengar tak santai di telinganya.
Aku bekerja dengannya sudah 2 tahun, dari pertama kali Caffenya Buka. Kak Reza dan Bang Aco sahabat Karib, mereka bekerja sama membuka Caffe itu atas dasar kesenangan mereka terhadap ' tongkrongan.'
Aku dan bang Aco sudah kenal sejak lama. Saat kami masih bekerja di tempat ekspedisi, Saat itu Bang Aco bercerita bahwa sahabatnya ingin membuka usaha sebuah Caffe dan mengajak bang Aco untuk join bersamanya.
Jiwa jiwa Bang Aco memang seorang pembisnis jadi saat bekerja di ekspedisi pun sebenarnya itu hanya tuntutan kebutuhan bukan karna Passion.
Dengan berbekal uang tabungan Bang Aco kala itu memutuskan Resigh dari tempatnya bekrja.Setelah setelah 1 tahun mereka mencari bangunan yang pas untuk disewa menjadi Caffe dan merombak Desigh ruangan hingga menjadi tempat yang nyaman untuk nongkrong anak muda sekarang.
Bukan Hal mudah untuk Bang Aco, dia sampai harus belajar cara menjadi Barista Dadakan karna dana mereka yang tak cukup untuk mempekerjakan seorang Barista sungguhan. Untungnya Sahabat Bang Aco yaitu the one and only Kak Rezandi Dewandaris ahli dalam memasak, jadilah yang pegang kendali di dapur Adalah kak Reza.
Sampai Pada Akhirnya setelah sekian lama mereka mempersiapkan itu semua Bang Aco menawariku untuk menjadi Pelayan di Caffe nya. Karna Bang Aco tau Aku selalu mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan saat bekerja di tempat kita bekerja dulu.
Yang Akhirnya mempertemukanku dengan Kak Reza kala itu.
Kami bertiga jungkir balik mempromosikan Caffe ini dengan berbagai cara sampai akhirnya Caffe ini banyak di datangi para kaula muda.
Segala suka duka kita lalui bertiga karna tak sanggup menambah personil lagi untuk dipekerjakan. Sesekali jika Caffe sedang banyak pengunjung Kak Reza mencari orang untuk dijadikan karyawan Part time.
KAMU SEDANG MEMBACA
OVER LINE
RomanceSesungguhnya Akulah Rindu yang selalu hujan di hatimu. Rumah yang ku Angankan hanya pelukanmu . Damai yang ku inginkan Abadi dalam pelukanmu. - Rezandi Dewandaris