{END} The metaphysical wand is at ninety zero

Chapter 76 - 80

Bab 76

    Kui Shengyong merasa bahwa dia benar-benar sial hari ini. Itu buruk di ibukota. Pertama, dia meminta gadis kantor untuk membuat kopi. Ketika dia mengambilnya, dia tidak sengaja menumpahkan kopinya. Pakaiannya kotor, komputernya basah dan motherboardnya basah kuyup, semuanya terbakar.

    Akhirnya saya jemur baju dan pergi ke pertemuan, badan saya masih bau kopi, rencana begadang saya mati, dan saya dimarahi bos. Tidak hanya itu, pesanan besar di departemen juga direbut oleh lawan, awalnya pesanan dibuat menjadi atasannya dan ada komisi, tetapi sekarang semuanya hilang.

    Kui Shengyong sangat tertekan. Dia akhirnya pulang kerja dan berjalan keluar dengan tas kerja. Langit tidak indah, hari yang cerah berubah mendung, dan salju mulai turun.

    Sayang sekali, Kui Shengyong meludah dalam hatinya, bergegas pulang dengan koper melindungi kepalanya dengan tas kerjanya.

    Sebagai seorang gelandangan utara, kehidupan Kui Shengyong tidak mudah. ​​Dia telah miskin di rumah sejak dia masih kecil. Tidak ada bantuan di rumah, jadi dia bergantung pada kerja kerasnya sendiri. Situasi keluarga istrinya hanya sedikit lebih baik darinya, dan keluarga yang masih patriarki juga tidak banyak membantu.

    Istri masih anak perempuan tertua dari keluarga, dia memiliki adik laki-laki, dan dia malas memasak, seluruh keluarga disubsidi oleh saudara perempuannya. Ayah mertua dan ibu mertua sudah lama berhenti bekerja, menunggu putri dan menantu mereka menikmati kebahagiaan.

    Namun, istrinya juga iblis untuk membantu kakaknya, dan putrinya Kui Nian memiliki sesuatu, jadi dia harus tetap "adil" dan mendapatkan hal yang sama untuk putranya. Belum lagi hal-hal yang ditarik ke keluarga kelahirannya pada hari kerja, terlalu banyak untuk dihitung.

    Misalnya, dia tidak setuju dengan istrinya untuk membeli piano. Sang istri mengirim piano ke rumah adiknya tanpa berkata apa-apa, tentu saja Nian Nian menolak, dan suami istri itu hampir bertengkar karena masalah ini.

    Contoh lain, mobil yang dibelinya telah mengemudi selama setengah tahun. Kakak ipar saya datang untuk mengeluh dan mengatakan bahwa unit kerjanya jauh dan tidak ada mobil. Terlalu menyakitkan untuk bangun setiap pagi untuk memeras bus kereta bawah tanah. Sang istri meminjamkan mobil kepada saudara iparnya dan mengatakan bahwa perusahaan Kui Shengyong sudah dekat, jadi dia tidak perlu menggunakan mobil, hanya untuk berolahraga. Itu "dipinjam" namanya, tetapi mobil yang bagus, dia hanya mengemudi selama setengah tahun, saudara ipar saya telah mengemudi selama tiga tahun sekarang, dan itu hampir dibuang, dan kadang-kadang uang bensin harus diberikan kepada dia oleh Kui Shengyong!

    Hari semakin gelap, Kui Shengyong gugup, tetapi dia berbelok ke gang untuk mengambil jalan pintas.

    Ketika dia pergi bekerja hari ini, dia mendengarkan gosip rekan-rekannya, ada seorang pengemis di gang ini yang mati beku. Ada pengemis di gang ini. Saya tidak tahu kapan. Kui Shengyong selalu melihat pengemis tua itu ketika dia pergi bekerja di tengah angin dan hujan setiap hari. Rambutnya kotor dan wajahnya sangat berminyak sehingga dia tidak bisa melihat penampilannya, tapi dia selalu berminyak, menatapnya dengan penuh semangat. Kui Shengyong secara alami merasa bahwa pengemis tua itu menginginkan uang.

    Namun, istrinya suka boros dan sangat ketat dengan uangnya, Kui Shengyong selalu memalingkan kepalanya dan bergegas setiap kali dia melihat tampang pengemis tua itu. Dia sendiri tidak punya uang cadangan, bagaimana dia bisa memberi sedekah padanya?

    Tapi entah kenapa, entah kenapa dia menjadi dekat dengan pengemis tua itu, pengemis tua itu selalu mengingatkannya pada ibunya sendiri. Kui Shengyong tidak terkesan dengan ibunya lagi, dia pada dasarnya tidak pernah kembali ke kampung halamannya sejak dia datang ke ibukota kekaisaran dan kuliah. Saya hanya ingat bahwa ibu saya sangat kurus dan sangat tua, pada usia 40 dia setua seseorang di usia 50-an atau 60-an.