2. Coffee

296 26 13
                                    

Kejadian memalukan terjadi di depan gerbang Neon school. Siapa lagi yang bisa membuat keributan jika bukan dua sejoli. Lee Haechan dan Huang Renjun yang membuat taruhan makan siang mereka untuk siapa yang lebih dulu menang balapan sepeda pagi ini yang berujung maut. 

Haechan tersungkur ke tanah, sepedanya terpental karena menabrak motor besar bak banteng yang menghalangi Haechan membuat Jaemin geger otak. Nana baik-baik saja namun syok, masih berjongkok ditempat. Mendongak pada sosok asing berhelm fullface yang sepertinya sedang menatapnya dari balik kaca hitam itu. lalu menarik gas motornya untuk pergi dari gerbang sekolah. Mereka menjadi tontonan murid pagi ini.

" Dasar Lee sialan ! kau merusak sepedaku!" Pekik lelaki bernama Haechan yang memberi jari tengah pada sosok bermotor yang sudah menghilang sedari tadi. Dia membersihkan pasir yang mengoroti seragam sekolahnya. Lututnya cukup ngilu karena terbentur tanah tadi.

" Kau baik-baik saja ? Lee Haechan bodoh, kau hampir membuat anak ini geger otak. Mau ya beasiswa kita di cabut dari sekolah ini. " lelaki berambut coklat terang berdecak marah penuh emosi, namun ia masih mencoba membantu Nana yang syok berdiri. Memastikan tidak ada yang cacat atau apapun. Ia juga membersihkan debu di seragam Nana.

"Aku tidak apa-apa, tak apa. " jawab Nana mencoba tersenyum ramah walaupun jantungnya berdegup dengan cepat. baru sekitar 1 jam dia keluar dari mansion, dia hampir di tabrak sepeda.

" Sialan, Stangnya bengkang, Juniie. Bagaimana aku pulang nanti. Kakekku akan marah padaku!" Haechan menendang  sepedanya yang sudah bengkok. ia telantarkan saja sepeda itu diatas tanah.

" Ide siapa yang mengajak taruhan makan siang, lihatkan. Sini minta maaf dulu Haechanie. dia masih syok." Lelaki bernama Renjun menarik Haechan hingga mereka berdua berdiri tepat didepan Jaemin yang sedari tadi hanya diam.

" Maafkan aku, tapi Apa kau kaya ?"

Jaemin menggaruk kepalanya, " Hah ?"

"Aku tidak bawa uang jajan hari ini, jadi tidak punya uang untuk membawanya ke bengkel. Boleh tidak aku pinjam uangmu dulu ? besok aku kembalikan, kau kelas berapa ?" Haechan menarik kedua tangan Jaemin, memohon dengan mata sedih di buat-buat. 

pletakkk

" Aku menyuruhmu untuk minta maaf bukan memalak anak baru ini, Haechan. astaga, Menyingkir. Kita masuk saja sebentar lagi bel sekolah. Urusan sepeda nanti pakai uangku dulu." Renjun menarik tangan Haechan yang masih mencebik memohon untuk sedikit meminta kemurahan hati Jaemin meminjami uang. namun Jaemin hanya diam saja masih terlihat syok.

Dua sejoli itu menarik sepeda masing-masing. sayangnya hanya sepeda Haechan yang terlihat sedikit menyedihkan. sepanjang jalan menuju parkiran sepeda yang tidak pernah berfungsi karena seluruh anak Neon rata-rata di antar menggunakan mobil. Jaemin masih setia mengikuti mereka.

" Kakekku akan menyincang kakiku pulang sekolah nanti" gerutuk Haechan ingin menangis.

" Marga mu Lee ya ?" 

Tiba-tiba Jaemin bersuara hingga dua sahabat yang masih adu argumen saling salah menoleh  ke belakang.

"Iya, namaku Lee Haechan. Anak beasiswa paling miskin di sekolah ini dan itu Huang Renjun, anak beasiswa pintar namun tidak miskin." Ujarnya bangga dengan senyum bodoh hingga Renjun terkekeh. Sahabatnya memang bodoh. " Kau anak baru ya ? aku baru lihat."

Jaemin mengangguk malu, genggaman di tas punggungnya mengerat. Binar matanya tidak bisa di tutupi begitu bersinar senang. " Aku Nana, Mau jadi temanku ?" Nana tersenyum malu.

Haechan seketika melongo melihat senyum manis anak baru ini, bagaimana bisa ada manusia secantik dan semenggemaskan ini. Dari bagaimana dia berpakaian dan berjalan sepertinya Nana salah satu anak orang kaya di Korea.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Silverbegh Omega [ Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang