°°jangan pernah paksa hitam menjadi putih atau putih menjadi hitam, sebab dia sudah cukup indah pada porsinya°°
^•^
Hari ini, hari dimana maurel menginjakkan kaki di sekolah barunya setelah memutuskan untuk pindah dari sekolah lamanya.
Alasan Maurel pindah dari sekolah lamanya dan pindah ke SMA N 2 Tanubrata adalah, karna ia tidak ingin serumah dengan ayah dan ibunya. Jangan fikir bahwa Maurel anak nakal yang ingin bebas dari pengawasan orang tua, karena kenyataannya Maurel tidak ingin serumah dengan orang tuanya sebab ia tidak ingin semakin membenci orang tuanya. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk tinggal dirumah alm kakeknya.
Saat tiba di parkiran banyak pasang mata menatap Maurel dengan heran, pasalnya Maurel mengendarai motor Supra kesayangannya. Bisa saja Maurel ke sekolah menggunakan mobil sport nya, namun ia lebih memilih untuk menggunakan motor Supra hadiah terakhir dari kakek tercintanya.
"Woi."
Teriak seseorang dari belakang, Maurel memutar matanya malas saat melihat segerombolan laki-laki di belakang nya. Ia memarkirkan motornya lalu pergi meninggalkan segerombolan laki-laki yang menatapnya heran, namun salah satu laki-laki itu yang berada di barisan paling depan menggunakan motor sport biru menatap Maurel dengan tajam tapi tidak membuat Maurel takut sedikitpun.
Maurel berjalan dengan santai hingga tiba-tiba
"Brukk."
Maurel menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang dan benar saja, motornya terjatuh mengenaskan. Ia berlari menghampiri motornya lalu menatap tajam seorang pria yang Maurel yakini adalah penyebab jatuhnya motor kesayangannya itu, terbukti saat motor sport biru milik laki laki itu berada di samping motornya.
"Fauzan Abimana." Maurel membaca name tag laki-laki didepannya sambil tersenyum miring.
"Minta maaf." ucap Maurel tegas namun terlihat santai.
Fauzan tidak bergeming dari tempatnya, ia hanya menatap gadis di depannya dengan senyum miring.
"Gue bilang minta maaf sekarang!" ucap Maurel sekali lagi sambil menaikkan suara nya.
Diam, Fauzan hanya diam
Maurel yang geram pun menendang kuat motor sport biru milik Fauzan yang mengundang tatapan terkejut dari mereka yang menyaksikan adegan tadi.
"Lo!" tunjuk Fauzan tepat di depan wajah Maurel.
"Iya gue, kenapa?" tanya Maurel sambil bersedekap dada.
"Lo abis sama gue!" ucap Fauzan penuh penekanan.
"Gue." tunjuk Maurel pada dirinya sendiri, "Ga takut sama lo!" jawab Maurel menantang.
Fauzan yang sudah hilang kendali hampir saya menampar Maurel jika saja Awan tidak menarik tangannya.
"Bro, dia cewek. Lo ga boleh main tngan sama cewek." ucap Awan sambil memegang pundak Fauzan.
Fauzan menepis tangan Awan yng berada di pundaknya lalu pergi dari sana.
"Maafin temen gue ya? Tempat ini udah jadi milik inti vesper, ga ada satu orang pun yang berani nempatin parkiran ini. Makanya dia marah saat ada orang yang nempatin tempat ini karena dia merasa ada yang berani menantang nya." jelas Awan panjang lebar.
"Gapapa, sorry gue gatau kalo ini tempat kalian. Setau gue ini parkiran umum." balas Maurel.
"Lo anak baru?" tanya Awan.
"Iya, gue baru pindah kemaren." jawab Maurel.
"Salam kenal gue Awan." Awan mengulurkan tangannya namun tidak di balas oleh Maurel.
"Maurel." jawab Maurel singkat lalu pergi dari sana.
Perbincangan Awan dan Maurel tidak luput dari ke-empat teman nya.
"Gass pol bang, lumayan tuh cewek." gurau Aji.
Gilang mencelik leher Aji, "Cewek mulu pikiran lo."
"Lepas woi sialan, gue gabisa napas goblog." Aji mencoba melepaskan diri dari cekikan Gilang.
"Udah udah, mending kita samperin si Fauz sebelum di ngap sama dia." ajak Anton.
KAMU SEDANG MEMBACA
What is happiness? (kapan bahagia datang dan berpihak padaku?)
Short StoryWARNING!! CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR YANG TIDAK BOLEH DI TIRU! ^•^