02

979 124 10
                                    

"Hee, sarapan kamu."

Hitomi itu bagian konsumsi dan saat ini ia sedang membagikan sarapan untuk para panitia.

Heeseung menggeleng lalu menunjuk ke Sunghoon. "Buat dia aja." gumamnya tanpa suara.

Hitomi mengangguk. "Halo, kamu belum sarapan kan? Ini, dimakan ya."

Sunghoon yang tadi fokus dengan hpnya mendongak lalu tersenyum canggung, ia menoleh kearah Heeseung.

Heeseung yang mengerti arti tatapan dari pacarnya, tersenyum. "Hitomi namanya."

"Makasih kak Hitomi." Sunghoon melirik Hitomi yang kini tersenyum tipis. "Jangan makasih sama aku, sama Heeseung aja. Sarapannya punya Heeseung tapi kata dia buat kamu aja."

Sunghoon kembali tersenyum canggung lalu menoleh kearah Heeseung yang kini terlihat seperti kepergok berbuat salah.

"Aku duluan ya." setelah Hitomi pergi, ia menatap tajam pacarnya. "Lo gue gebuk ya kalo sekali lagi begini, sarapan berdua aja kita."

"Galak banget sayang." Heeseung melirik Sunghoon yang sedang asik mendumel.

"Berisik, nanti ketauan." tangan miliknya bergerak mencubit paha Heeseung, tapi beberapa saat kemudian ada tangan lain yang kini mengenggam tangannya.

"Hehe." Heeseung mengambil air putih yang ada didalam kotak sarapan dengan tangan lainnya.

Sungchan yang memperhatikan dari jauh bisa mendeteksi bahwa Heeseung dan sang adik sedang melakukan aksi bucin sembunyi-sembunyi.

"Heeseung tumben bisa langsung akrab sama orang gitu, biasanya ogah banget dideketin sama orang." Winter disamping Sungchan menatap Heeseung.

"Adek gue gituloh." Sungchan tersenyum bangga ditempatnya, hal itu membuat Winter berdecak. "Sombong banget lo kardus sarimi."

Setelah dua jam beristirahat, Sunghoon akhirnya dipersilahkan menuju lapangan untuk berbaris bersama maba lainnya.

Ia berbaris sesuai kelompok yang sudah ditentukan, saat melihat barisan ia mulai mengutuk siapapun yang menyatukan dia dengan orang yang berdiri didepannya.

Sunghoon langsung menepuk kencang kepala bagian belakang orang yang kini didepannya. "Brengsek, lo bilang lo gak mau satu kampus sama gue."

Orang yang dipukul tersebut adalah Jake, sahabat sekaligus calon adik iparnya. "Ini tuh namanya surprise, kaget kan lo."

"Goblok." Sunghoon emosi, padahal saat Jake bilang ingin kuliah diluar negeri dan tidak bisa satu kampus lagi, Sunghoon sudah menangis sampai Heeseung harus ekstra sabar menenanginya.

Jake ini sahabatnya Sunghoon yang juga adiknya Heeseung, selain Beomgyu dan Sungchan hanya Jake yang tahu tentang hubungan keduanya dikampus ini.

"Jangan ngambek gitu ah, nanti gue beliin apapun yang lo mau deh. Ampun." Jake tersenyum lebar kearah Sunghoon, hal itu membuat Sunghoon berdecak. "Hm."

Beberapa saat setelahnya, pemuda lain berlari dari arah gerbang lalu berbaris tepat dibelakang Sunghoon. "Anjir untung gue gak telat."

Jake dan Sunghoon menoleh bersamaan, setelah melihat sosok yang kini sedang mengatur nafasnya, keduanya melotot kaget.

Pemuda itu adalah Jay, beberapa tahun yang lalu Jake dan Sunghoon pernah ikut tawuran meskipun setelah itu insyaf.

Lawan mereka adalah orang yang saat ini berdiri dibelakang Sunghoon, merasa ada yang menatapnya Jay mendongak.

Pemuda itu bereaksi persis seperti Jake dan Sunghoon, ia melotot dan menunjuk kedua pemuda didepannya bergantian.

"Lo berdua..."

Jealousy | heehoon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang