03

1.1K 138 21
                                    

Setelah diobati, Sunghoon kembali untuk mengikuti ospek lagi. Ia tidak ingin orang menganggapnya lemah.

Jake berkali-kali melirik kearah Sunghoon lalu kearah pipinya. "Kalo masih sakit, lo jangan maksain."

Sunghoon berdecak. "Bawel."

Winter yang sudah selesai mengobati itu langsung mengembalikan salep yang tadi dimintanya dari Heeseung.

"Udah?" Heeseung menatap salep yang masih utuh itu, Winter mengangguk.

"Parah banget kebakarnya, gue aja ikutan ngeri pas ngobatin." Winter menggeleng takjub karena maba itu bahkan tidak bereaksi sama sekali saat ia mengobati, Heeseung jadi penasaran. "Emang maba yang manasih?"

"Ituloh, adeknya si Sungchan."

Heeseung menatap Winter datar sebelum lelaki itu mengambil ht disaku almamater dan membesarkan volumenya.

"Anjir Heeseung, ekspresi lo kenapa jadi galak gitusih. Ada apaan?" Winter malah jadi panik sendiri liat Heeseung.

Heeseung menghela nafas. "Gapapa."

Tak lama suara Beomgyu terdengar dari ht. "Winter, coba minta kating yang jadi penanggung jawab kelompok Sunghoon buat paksa Sunghoon istirahat. Abis ini udah selesai kok."

Asahi membalas. "Gue udah nyuruh, kok. Cuman anaknya gak mau, gue dipelototin sama Sunghoon."

Heeseung mengangkat ht miliknya. "Gue aja."

Winter menatap Heeseung heran, tepat diseberang sana Beomgyu hanya bisa menahan tawanya.

"Asahi lo ketempat Heeseung sekarang, tukeran dulu." Itu suara Guanlin, setelah mendengar perintah itu Heeseung buru-buru melangkah dengan langkah kaki yang lebar.

Setelah Heeseung sampai disana, Jake langsung sumringah. "Kak, tolong paksa si Sunghoon istirahat kak."

Sunghoon yang sedang menunduk hanya terkekeh. "Gak ada yang bisa nyuruh gue istirahat, gue mau tetep lanjutin ospek."

"Gak mau istirahat?"

Sunghoon mendongak, manik matanya langsung bertatapan dengan manik mata milik Heeseung.

Jake menahan tawanya, rasain. Itu akibat gak mau nurut, harus pawangnya yang turun tangan.

"Mau."

Heeseung mengulurkan tangannya. "Sini, bangun." Sunghoon terdiam saat melihat uluran tangan Heeseung, tapi setelah itu ia menerima uluran tangan tersebut.

"Iya kak." Sunghoon nurut dulu, soalnya ekspresi Heeseung enggak bersahabat banget.

Setelah dituntun Heeseung buat menjauh dari matahari, keningnya langsung kena sentilan maut Heeseung. "Bandel."

Sunghoon diem aja, dia tau kalo lagi gini Heeseung gak suka dibantah. "Maaf."

Heeseung menghela nafasnya. "Gimana, masih kerasa panas?" Sunghoon sontak menggelengkan kepalanya. "Mendingan kok ini, cuman paling jadi merah terus sampe besok."

"Pulang sama aku aja."

Sunghoon menahan tawanya, Heeseung kalo lagi mode panik tuh lucu. Dia pasti ngomong pake aku kamu ke Sunghoon.

"Kan ada aa." Sunghoon menghela nafas lelah, seriusan seharian ini dia ngerasa capek banget.

"Sungchan lama." Heeseung menggeleng karena tau setelah ini akan ada eval.

"Kamu juga lama." Sunghoon terkekeh membuat Heeseung ikutan terkekeh dan mengelus pelan kepala Sunghoon.

"Pulang sama Jake aja ya? Nanti gantian aku yang bawa motor dia, dia bawa mobil aku." Heeseung masih menatap pacarnya khawatir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jealousy | heehoon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang