-1-

15 2 0
                                    

-1-

Pagi ini Nara sudah siap dengan seragam sekolah yang sudah melekat di tubuhnya.Tanpa sarapan ia langsung berangkat sekolah menggunakan motornya.

SMA REXANDRES

Nara meletakkan motornya di parkiran sekolah,lalu langsung menuju kelasnya. Di sepanjang koridor banyak siswa siswi yang membicarakannya seperti biasanya.

'Aneh gak sih tu cewek?masa orang tuanya gak pernah ke sekolah ini'

'Masa orang tuanya meninggal sih?kan di data sekolah gak begitu'

'Mungkin kurang kasih sayang aja dari orang tua nya'

'Dari kecil gue emang udah gak dapet kasih sayang orang tua' batin Nara dengan cepat menuju kelasnya.

"Oii pagii Nara cantikkk" sapa Naya sahabat Nara.

"Pagi juga Nay cantikk" ucap Nara dengan senyum tipis.

"Hari ini upacara loh Ra,Lo gak lupa kan?" tanya Naya sekedar mengingatkan .

"Astaga,gue lupa bawa topi!!" ucap Nara segera mencari topi nya di tas namun hasilnya nihil.Ia tak membawa topi .

"Aduh Ra kita minjem aja yuk,dari pada Lo ntar di suruh hadep matahari" ucap Naya panik.

"Gausah Nay,gapapa kalo ntar di hukum,lagian juga salah gue gak bawa" ucap Nara santai.

"Serius gak Lo?panas loh Ra" ucap Naya heboh.

"Serius-"

Kring! Kring! Kring!
Bel sudah berbunyi,seluruh siswa siswi segera keluar untuk melakukan upacara.

"Nara topi kamu mana?!" tanya pak Ridwan,guru yang mengamati siswa siswi yang tidak memakai atribut lengkap.

"Ketinggalan pak" ucap Nara singkat.

"Menghadap timur sampai upacara selesai!!" Ucap pak Ridwan di angguki Nara.

"AKHTARR!!BAJU KAMU DI MASUKKAN!!,DASI DAN TOPI DIMANA?!!" teriak pak Ridwan melihat anak muridnya yang tidak bisa di atur.

Dia Akhtar seorang lelaki ketua geng motor dengan rambut dan baju yang selalu berantakan dan netra mata yang selalu menatap tajam.

"Hilang pak" ucap Akhtar santai.

"Keterlaluan kamu Akhtar!!,sekarang berdiri di sana menghadap matahari!!" Perintah pak Ridwan menunjuk tempat yang juga di tempati Nara.Akhtar segera menuju ke sana.

"Tumben kalian rapi" ucap pak Ridwan memperhatikan teman teman Akhtar yang jauh berbeda dari ketuanya itu.

"Kita udah tobat pak" ucap Dion di angguki mereka.

"Lo Nara?" tanya Akhtar melihat gadis yang sedang berdiri di sampingnya.

"Hm" gumam Nara singkat sebagai jawaban.

"Cantik juga ya Lo" ucap Akhtar memperhatikan wajah Nara.

"Biasa aja" ucap Nara mencoba menetralkan detak jantungnya ketika dekat dengan lelaki ini.

Saat upacara berlangsung mereka terus menatap matahari hingga saat guru mereka memberikan amanat yang cukup lama.

"Buset nih guru ngoceh mulu" gumam Akhtar yang masih di dengar Nara.

"Namanya juga upacara" ucap Nara menimpali.

"Lo nunduk aja,panas banget" ucap Akhtar ketika melihat Nara yang terus menatap matahari.

"Itu udah konsekuensinya gue terima" ucap Nara tetap pada pendiriannya.

Sampai akhirnya ketika amanat dari guru itu sudah selesai,Nara merasa kepalanya yang tiba tiba pusing.Ia berniat akan izin untuk ke UKS namun karena sebentar lagi selesai ia mencoba untuk tetap melanjutkan.

TENTANG LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang