Pukul setengah enam sore, sebenarnya bisa dibilang termasuk cepat bagi seorang jaksa untuk pulang. Tapi karena sudah tak perlu melakukan penyelidikan terkait kasus, juga hanya tinggal memeriksa dokumen untuk sidang berikutnya, jadilah Bae Yoobin memutuskan untuk pulang dan kebetulan Myungjun juga selesai dijam yang sama.
Jadi seperti di pagi hari, sore ini pun lelaki itu lah yang mengantarnya, sehingga sekarang Yoobin duduk di samping kekasihnya yang mengemudi. Diam mengamati jalanan, gadis yang sudah mengenal Myungjun cukup lama itu tahu ada yang terasa berbeda dari lelakinya; Kim Myungjun biasanya akan berbicara sepanjang jalan, tapi kali itu dia hanya diam dengan wajah mengerut bahkan ketika sudah lima belas menit berlalu.
"Kau baik-baik saja Sunbae?" Bae Yoobin yang merasa jika Myungjun tak akan menjelaskan apa-apa itu akhirnya membuka percakapan. Melirik dia yang sama sekali masih tak bergeming, gadis itu menambahkan lagi. "Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"
Bukan jawaban, tapi Myungjin justru mendengus tawa; jelas ada yang tak lelaki itu suka dari sekian banyak kejadian dihari itu. "Kau pikir pacar mana yang akan baik-baik saja dan tak akan terganggu pikirannya ketika melihat gadisnya bersama lelaki lain?"
Alis Yoobin berkerut. "Maksudnya?"
"Ayolah Yoobin-ah, jangan pura-pura bodoh begitu," katanya. "Aku jelas-jelas melihatmu membawa seorang lelaki keluar dari ruanganmu dan kau tak memberitahuku apapun soal itu?"
Matanya terbelalak, jantungnya terasa berhenti berdetak untuk sesaat ketika mendengar ucapan Myungjun. Memutar kembali memori dimana Winwin datang ke kantornya siang tadi, Yoobin benar-benar sama sekali tak menyangka jika akan ada dia yang melihat; Pengadilan Pusat terlalu luas dan kantor-kantor hakim juga tak berada dekat dengan milik para jaksa, jadi rasanya sungguh mustahil jika bisa ada satu orang spesifik yang melihat ia dan suaminya 'kan?
"Sunbae..." ditengah tenggrokkan yang tercekat, ia keluarkan suaranya. "Tadi datang ke kantorku?"
Myungjun seraya memutar stir, megangkat alisnya. "Dengan niat mengajakmu makan siang."
Sial! Ia bukan hanya mengabaikan Myungjun, tapi bahkan juga membiarkan kekasihnya itu makan sendiri; kenapa si Winwin itu selalu muncul disaat yang tidak tepat?!
"A-ah, mianhae Sunbae," hanya itu yang bisa si gadis ucapkan ditengah kesalnya. "Lelaki tadi..." ia jeda kalimat dengan niat mengulur waktu untuknya mencari alasan yang bisa dipercaya Kim Myungjun. "Hanya orang yang mengantar dokumenku."
"Dokumenmu?"
Walau tak dilihat lelaki yang memfokuskan diri pada jalanan, tapi Yoobin tetap menganggukkan kepalanya untuk melengkapi bohong yang sudah ia ciptakan. "Dokumen sidangku entah bagaimana bisa terjatuh dan orang itu yang menemukan lalu mengantarkannya padaku--"
"Lalu kemudian kau menariknya keluar seolah tak ingin ada yang melihatnya datang ke sana?"
"Ah, kau tahu bagaimana Mimi-ssi bisa sangat marah jika mendengar aku menjatuhkan dokumen sepenting itu 'kan? Jadi aku membawanya keluar agar tak ada yang menyadari kecerobohanku..."
'Jatuhnya dokumen penting dan ditemukan oleh sembarang orang' sebenarnya merupakan alasan yang cukup tak masuk akal bagi Myungjun yang begitu mengenal Yoobin. Gadis itu termasuk disiplin juga perfeksionis untuk bisa menjatuhkan tanpa sadar benda sepenting dan sebesar itu, tapi jika mengingat bagaimana si paralegal yang bernama Kim Mimi pernah memarahi jaksa lain habis-habisan karena kesalahan yang sama, melihat kekasihnya itu panik sembari membawa seorang lelaki asing keluar dari kantornya bisa dibilang sesuatu yang masuk akal juga.
"... Bisakah aku memercayai ucapanmu, Yoobin-ah?"
Sejenak Yoobin terlihat ragu, namun memikirkan hubungan mereka yang jelas akan hancur jika ia memberitahu siapa itu Winwin, membuatnya lagi-lagi mengangguk sekuat yang ia bisa untuk meyakinkan Myungjun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Marriage✔
ФанфикIa bahkan tidak mengenal siapa lelaki yang diperkenalkan ayahnya sebagai Dong Sicheng ini, tapi kenapa tiba-tiba saja Beliau bilang jika dia adalah suaminya? Dan lagi-- Bagaimana Yoobin bisa tidak mengingat apapun soal pesta pernikahan yang seharusn...