Book 1 : Penitence - Chapter 01

590 50 0
                                    

Xiao Zhan menunjuk ke tempat permen kapas di seberang tempat mereka duduk, "Aku tiba-tiba menginginkan salah satunya." Saat itu adalah hari yang cerah, hari yang baik untuk mengunjungi taman. Xiao Zhan dan Wang Yibo duduk berdampingan di bangku di bawah pohon.

"Kupikir kau membenci sesuatu yang terlalu manis, apa yang terjadi?" Wang Yibo menoleh ke arah Zhan yang tersenyum seperti biasa.

"Entahlah... Aku hanya ingin memuaskan hasratku. Aku akan membeli satu. Aku juga akan membelikannya untukmu, mungkin itu akan membuatmu sedikit tersenyum." Zhan mengedipkan mata pada Yibo lalu pergi untuk membeli beberapa permen kapas.

'Sedikit tersenyum...' pikir Yibo, '... Apakah wajahku terlihat begitu kaku?' Yibo memperhatikan Zhan saat dia berjalan pergi. Zhan tidak banyak berubah dalam 5 tahun terakhir sejak mereka pertama kali bertemu. Dia hanya tumbuh sedikit lebih tinggi dan telah menanggalkan wajah bayi itu, memperlihatkan penampilan yang bahkan lebih indah. Kakinya yang panjang... yah, kakinya memang selalu panjang, tapi sebelumnya, Zhan sedikit atau bahkan sama sekali tidak memperhatikan gaya berpakaiannya, dia hanya mengenakan apapun yang dia suka dan akhirnya itu menutupi wajahnya yang sangat menakjubkan.

Pertama kali Yibo memperhatikan Zhan adalah 5 tahun yang lalu ketika mereka masih kuliah. Keduanya pernah mengambil kelas bersama di tahun ke-3 mereka dan mereka dipasangkan bersama untuk mengerjakan sebuah proyek. Ketika Yibo melihat Zhan lebih dekat, dia terpesona oleh wajah Zhan. Tampan, dan semuanya dalam proporsi yang tepat dan... tahi lalat di bawah bibirnya menambahkan keindahan tertentu pada keseluruhan penampilannya yang menawan.

Yibo cukup populer karena ketampanannya. Dia dicap sebagai orang paling tampan di kampus, tetapi dia merasa Zhan dapat dengan mudah mengambil gelar itu jika saja Zhan membuat dirinya sedikit lebih terlihat.

Setelah kelas selesai, Yibo dan teman-temannya, Li Wenhan dan Cho SeungYoun sedang dalam perjalanan ke skaterpark ketika Yibo melihat Zhan sedang berbicara dengan siswa lain yang seumuran dengan mereka. Yibo mengingat wajah itu, dia adalah satu-satunya orang yang pernah Yibo lihat bersama Zhan di kampus. Yibo penasaran dengan apa yang mereka diskusikan karena mereka terlihat terlalu akrab. Zhan selalu pendiam, tapi dia sepertinya merasa bebas di sekitar orang ini.

"Hei Zhan, bolehkah aku meminta nomormu..." Yibo berbicara kepada Zhan tetapi melihat orang yang duduk di sebelahnya. "... Aku akan meneleponmu nanti malam agar kita bisa bicara..."

"Ah... Oke... Ini." Zhan menyebutkan serangkaian nomor dan Yibo menyimpannya di ponselnya lalu memberitahunya untuk menunggu teleponnya, sebelum pergi bersama teman-temannya.

"Sejak kapan kau berteman dengan Wang Yibo?" Tanya Darren Wang, teman masa kecil Xiao Zhan yang baru saja diberi tatapan tidak suka.

"Kami bukan teman, profesor meminta kami berdua untuk bekerja sama dalam suatu tugas. Dia ingin kami bertemu... itu saja." Zhan memberi Darren ringkasan singkat kenapa Yibo meminta nomor teleponnya.

"Cukup masuk akal, tapi..." Dia mengambil langkah lebih dekat ke Zhan dan melanjutkan, "... Itu tidak menjelaskan kenapa dia memberikan tatapan seperti itu padaku."

"Untuk masalah itu, bagaimana aku tahu? Mungkin kamu telah menyinggungnya entah bagaimana. Darren, jangan menyeretku ke dalam urusanmu dengannya." Zhan berbalik untuk melihat Yibo. Zhan hampir tidak bisa melihat sekilas kemeja bergaris ungu yang pria itu kenakan sebelum dia berbelok ke sudut menghilang dari pandangan Zhan.

Sesuai dengan kata-kata Yibo, dia menelepon Zhan malam itu dan mereka berdua membagi beban kerja menjadi dua. Masing-masing harus melakukan penelitian lebih lanjut dan bertemu untuk membahas temuan mereka, itu akan membuat tugas mereka lebih mudah dan mereka bisa menyelesaikannya lebih cepat.

Zhan dan Yibo hampir tidak pernah berbicara di kampus, tetapi ketika mereka sampai di kamar asrama mereka masing-masing, mereka akan menghabiskan sebagian besar malam untuk berbicara, mengobrol dan bertatap muka, juga bertukar ide tentang temuan mereka. Zhan sepertinya mengerti segalanya tapi Yibo sedikit kesulitan. Dia sering mencampuradukkan poin-poin penting, dan di akhir minggu, Zhan berpikir kalau dia harus membantu Yibo untuk memilah-milah temuannya jika ingin mendapatkan nilai yang bagus.

"Kirimkan saja ke email-ku, semua yang kau miliki agar aku bisa merangkumkannya untukmu." Zhan memberitahu Yibo saat mereka berbicara malam itu.

"Oke, itu akan bagus tapi... bukankah lebih baik jika kita melakukannya bersama? Dengan cara itu, aku juga jadi bisa belajar. Kecuali kau siap untuk mengizinkanku menyalin pekerjaanmu selama ujian." Yibo sangat menikmati menggoda Zhan dan melihatnya memerah. Zhan akan tersipu begitu keras selama video call dan terus memerah ketika mereka bertemu. Yibo merasa dia sangat... imut.

Baik Yibo dan Zhan tanpa sadar menantikan percakapan mereka setiap malam, meskipun mereka hampir tidak berbicara ketika mereka bertemu. Zhan lebih suka seperti ini. Dia selalu menjadi orang yang tertutup. Adapun Yibo, dia tidak bisa menjelaskan apa yang dia rasakan. Dia hanya tahu bahwa dia suka berbicara dengan Zhan, dia senang menggodanya, dia suka duduk beberapa baris di belakangnya di kelas, sehingga di bisa melihat setiap gerakannya dan yang terpenting, dia benci melihat Zhan bersama Darren. Dia ingin menjadi satu-satunya... teman Zhan.

Regrets (Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang