*Brena POV*
"Door!!"
Ah, aku tahu siapa dia! The pretty one, Zirella."Oh my Lord, Zirella! Ngapain sih pake ngagetin segala? Disgusting !"
What? Dia hanya ketawa dengan tampang yang "sok" tidak memiliki kesalahan aka polos itu ?! Idiot.
"Its up to me , Berry!"
"Sudah kubillang, Zirella. Don't ever call me Berry. Aku bukan buah-buahan. Nama ku Brena! B-R-E-N-A."
ujarku dengan singkat padat jelas."WHATEVER! AKU SUKA KAMU DAN LAGIPULA AKU SUKA BERRIES. MEREKA ITU FAVORIT KU!"
Oh my god cempreng sekali suaranya !
Alhasil semua penduduk sekolah di kantin melihat ke arah kami.
Semua mata tertuju pada kami"O ow omg guys. Kita normal. We're not lesbians okay. Silahkan lanjutkan makanan kalian!" ujarku.
"Tuhkan gara gara kamu sih, Berr-"
Lagi,lagi dan lagi.
Si blonde pucat itu memanggilku Berry - maksudku, akan.
Sial! Terkutuk kau!"Sudah kubilang berapa kali! Nama ku itu Brena bukan Berry! Ah sudahlah lebih baik, kamu itu kerjain tugas aku, kan katanya tugasmu A+ semua, hehehe.."
Nah, ini plus nya berteman dengan si blonde pucat!
Ia pintar, tapi ya, merayu nya itu membutuhkan proses yang lama , bagaikan..
Ah sudahlah!"No."
"Oh, ayolah Zirella! Cmon!"
"Never in a million years. Otak ku sedang lemot." ujar si blonde pucat.
"Oh my Lord! Percayalah padaku otak mu itu tidak akan pernah lemot! Percayalah, atau terkutuklah Maddison seorang mean girls itu!"
"Otak ku sedang nge hang, Brena.
Aku habis memikirkan masalahku tersebut dan aku habis melampiaskan nya juga.
Jadi, ya otak ku agak error aka lemot."Oh astaga! Pasti ia melampiaskan nya dengan cara hujan hujanan.
Uh, idiot!"Astaga Zirella! Mengapa kau tidak bicarakan ini padaku? Hujan tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah mu itu! Apa kau sadar, kau akan sakit, Zirella!
Lagian itu tidak berguna sama sekali, lebih baik kau itu cerita kepadaku, sahabat mu yang sudah 8 tahun menemanimu , daripada hujan hujanan dan jug-"Oh shit! Ia memotong perkataanku untuk kesekian kalinya!
*Zirella POV*
" Astaga Zirella! Mengapa kau tidak bicarakan ini padaku? Hujan tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah mu itu! Apa kau sadar, kau akan sakit, Zirella!
Lagian itu tidak berguna sama sekali, lebih baik kau itu cerita kepadaku, sahabat mu yang sudah 8 tahun menemanimu , daripada hujan hujanan dan jug-"Ya, aku memang senang memotong pembicaraan Berry.
Aku malas curhat dengannya, bahkan Nenek ku sekalipun tidak pernah berbicara panjang lebar seperti itu.
Tapi, terkadang nasihat Berry amatlah berguna bagi ku.
Ia benar, aku berakting seperti anak delapan belas tahun yang kekanak-kanakan , namun ternyata hatiku ini rapuh.
Teramat rapuh."Iya Brena, okay lagian aku sudah meminum coklat panas dan langsung mandi.
Ah sudahlah mending aku masuk kelas. Dadah!"Iya, lebih baik aku memasuki kelas, aku tidak mau mengingat kejadian itu lagi.
Aku benar - benar muak.
Dan tak lama pelajaran pun berlangsung seperti biasa, maksudku anak - anak memperlihatkan wajah takutnya, karena ya...dosen mata kuliah ini bisa dibilang galak!
Teramat galak" Ella, kau pulang dengan siapa hari ini?" ujar Brena.
Ya sejak kecil, Brena dan Louis memanggil ku Ella.
Namun entah mengapa Louis memanggil ku Elle.
Oh, I miss him!"Hello ? Sirella Simone?! Kau mendengarku?"
Astaga dari tadi aku belum menjawab pertanyaan Berry!
God!"Oh itu, mm entahlah ?"
"Astaga! Yasudah kau pulang denganku saja?" tawar Brena.
"Um, makasih Berry, tapi aku ingin pulang sendiri saja, please jangan keluarkan lelucon mu itu okay"
Ah sudah ketebak dalam 3 detik ia akan berkata....
"Yah, padahalkan tidak baik menolak penawaran orang kece nan cantik ini. " Ujar Brena
"Ah yasudah aku pulang duluan ya! Luv u!" sambungnya.
Ya. Hari ini mau tidak mau aku harus jalan kaki.
Dan melewati komplek sepi.
WHAT?! KOMPLEK SEPI?!
OMG LIMA BLOK LAGI TERDAPAT BANYAK SEKALI PREMAN DISANA! AH BODOH KAU, ZIRELLA!"Oh god, kurasa ada yang mengikuti ku..
Oh tenanglah, percepat jalan mu, Zirella!" batinku.Sumpah, terkutuklah orang yang membuntutiku!
Ia mempercepat langkah nya juga!"Calm down Zirella. Dalam hitungan ketiga kau akan berlari kencang!!" lanjut batinku.
Namun, tangan preman itu telah menggenggam tangan ku.
Ah Tuhan , ku mohon tolong aku !"Hei nona cantik, mengapa kau melewati area ini ?" ujar jerk botak satu ini.
"Lepaskan tanganku... mau kau a- apa?!"
Oh tuhan , ia memegang daguku!
Seseorang tolong aku!"Mau ku, kau temani ku di klub..hahahaha" evil laugh.
"Tidak! Tolongggg!"
"Nona manis, percuma kau berteriak seperti itu .. disini teramat sepi.." ujar preman tersebut. Whatta jerk.
*Zain POV*
Huh, Mom ada ada saja menitipkan 'uang arisan' nya kepadaku.
Mana komplek nya sepi lagi.
Whatta day!" Tidak! Tolongggg!" ujar seseorang.
Astaga! Gadis itu sedang diapakan?!
BUKKK
Pukulan keras mengenai hidung preman itu!
Gotcha! Zain Malik dilawan!
Namun tiba tiba, sang gadis yang...jujur aku belum mengetahui namanya itu memeluk ku!"Oh hei.. mm kau tidak apa?" ujarku.
Oh Tuhan! Setan apa yang membuat tanganku memegang rambutnya!
Ah sudahlah!"Mm..maaf aku tidak dapat menenangkan wanita , tapi please don't cry okay? Kau aman"
ujarku lalu tersenyum."Te- terimakasih mmmm..."
Sepertinya ia ingin menanyakan namaku ? Mungkin.
"Oh, aku Zain. "
"Terimakasih Zain, entah kalau kau tidak menolong ku , aku ak-"
"Sshhh.. Jangan bicarakan itu lagi.
Nah kan kau sudah mengetahui namaku .
Boleh ya aku mengetahui namamu?"Ujarku dan langsung mengulurkan tangan ku.
"Mm..baiklah aku Z- maaf Zain aku harus pergi.. terimakasih!"
Belum selesai ia menyebutkan namanya, ia langsung pergi.
Ah, siapa nama nya itu? Z? Zee? Zilan? Zira?
Oh God, mengapa aku memikirkan dia ?
------------------------------
HEY GUYS MAAF SEBESAR BESARNYA KALAU CERITA INI ABSURD ATAU GAK DAPAT FEEL NYA.
NAMANYA JUGA AMATIRAN HEHEHEH.
BIKIN COVER NYA JUGA ANCUR TAPI SERIOUS ITU YG NGEDIT SERIBU PERSEN AKU
DIDEMPET DEMPETIN GTU HAHAHAH.
MAAF JELEKK:(
BUT PLEASE VOTE NYA? YG VOTE , COMMENT YA TAR AKU VOTEBACK.OIYA BTW DISINI PEMERAN UTAMA NYA ITU YOU A.K.A ELLE FANNING, ZAYN MALIK DAN LOUIS TOMLINSON.
HUHU MASIH GAKUAT KALO BACA FF THE BOYS :'(
DAN TERIMAKASIH YANG SUDAH MAU LIHAT!
Maura®
YOU ARE READING
A Year Without Rain // z.m
FanfictionHujan menceritakan kita tentang kesedihan, dan kebahagiaan ku bersamanya. - Z