“ Kehidupan menyakitkan hari ini jangan pernah menjadi penghalang mimpimu di masa depan, jadikan luka hari ini menjadi kekuatan untukmu besok dan seterusnya. Karena itu merupakan tahapan yang perlu kamu lalui untuk tumbuh dewasa.”
-
Happy reading
Hampir setiap malam aku selalu merenungkan “bagaimana ya caranya untuk kembali ke masa lalu?”,Padahal saat masih kecil aku selalu berharap pada Tuhan supaya aku bisa tumbuh dewasa dengan cepat. Itulah manusia sulit bersyukur dan sulit pula dipahami, kalo memikirkannya aku hanya ingin terus tertawa. Tapi bukankah itu menyenangkan kembali ke masa kecil, dimana aku hanya seorang bocah ingusan yang punya pikiran polos dan malas mengerti pemikiran rumit orang dewasa.
Semua terlihat indah saat aku masih kecil, namun seiring berjalannya waktu aku mulai paham, dunia ini yang dulu selalu terlihat seperti taman Bunga yang indah menjadi kejam dan tak adil.
Dan rumah tempat ku selama ini pulang berubah menjadi penjara yang menyesakkan, tawa yang selalu menghiasi rumah ini berubah menjadi teriak-teriak menyebalkan yang begitu memuakkan. Seperti saat ini mereka terus bertengkar dan saling melukai perasaan masing-masing
“DASAR GAK BECUS, KAMU SELALU SAJA MEREPOTKAN SAYA.”
“KAMU SEHARUSNYA SADAR DIRI, MALAH NYALAHIN SAYA.”
Suara teriakan saling bersautan secara samar, aku hanya bisa bersembunyi dikamar dan berusaha untuk cepat terlelap, tapi sayang itu sangat sulit dilakukan air mataku tak berhenti menetes
“Semua akan baik-baik saja, semua akan baik-baik saja, semua akan baik-baik saja,”
Kalimat itu tak pernah berhenti ku ucapkan sepanjang malam, sampai akhirnya aku terlelap.
-
Dan pagi akhirnya kembali menjemput ku, aku membuka mata dan tertawa kecil melihat cahaya mentari yang menyusup masuk kedalam kamar ku “Sejujurnya aku sudah tidak ingin melihat kamu lagi pagi, tapi kenapa kamu masih menjemputku.”
Setelah berbaring selama beberapa menit, aku bangkit dari tempat tidur dan melenggang masuk ke dalam kamar mandi, ketika semua telah selesai aku mematutkan diri di depan cermin
Untuk kesekian kalinya aku memasang topeng bahagia ini, menghela napas lalu pergi menuju ruang makan. Disana aku melihat punggung Mama yang sedang memasak ia segera menyadarai kehadiranku, lalu berbalik untuk menyapa ku “Ren, pagi udah siap, sarapan dulu oke?”, Beliau memberikan senyum cerah seperti biasanya, dan menyesakkan juga seperti biasanya untukku.
Aku lupa memperkenalkan diriku namaku Gabino Arenia lebih sering dipanggil Ren sangat mudah bukan, aku hanya menggapi mama dengan anggukan, duduk, lalu makan dengan tenang
Rasanya aku ingin sekali bertanya apa yang terjadi semalam sayangnya aku terlalu pengecut untuk melalukannya, tanpa sadar banyak yang berubah dari diriku. Ruang makan yang biasanya terdegar percakapan-percakapan kecil di pagi hari sekarang telah menghilang menyisakan kenangan yang akan sulit untuk terulang kembali.
Tapi pada akhirnya aku memberanikan diri untuk memecahkan keheningan di antara kami, “Ma, papa kemana kok gak makan bareng kita?” Mama tersenyum, lalu menjawab dengan singkat “Sudah pergi kerja.” Jawaban singkat itu seakan ingin membungkam ku supaya tak kembali bertanya, aku hanya bisa mengangguk dan melanjutkan makan dengan tenang
Rasanya ingin cepat-cepat pergi menjauh dari rumah ini sesegera mungkin, setelah menyelesaikan makan dengam atmosfer penuh keheningan aku segera berpamitan dan pergi ke garasi untuk mengambil sepeda yang terparkir disana
Lalu mengayuhnya menjauh yang mereka sebut rumah....
-
Hallo semua selamat datang di cerita aku haha aku harap kalian suka jangan lupa vote + comment terimakasih ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow
Teen FictionUntuk menjadi dewasa, butuh beragam proses yang perlu di lalui. Walaupun sesulit apapun teruslah melangkah. Happy reading-