Delapan laki laki, dengan delapan kekuatan yang berbeda
Akankah mereka menjadi pahlawan dunia? Atau malah menjadi pengkhianat?
Didalam book ini ada beberapa teka teki yang author selipin di setiap chapter, keep your eyes open for the puzzles!
(!) Ha...
Angin berhembus meniup rambut oranye bocah yang sedang berlari di padang rumput itu, tubuhnya yang kecil menyusuri padang rumput sembari sesekali berhenti untuk menarik nafas. Bocah itu kemudian menghampiri sebuah pohon besar, dengan tujuh anak kecil yang lain bermain dibawahnya "kalian jahat ya, aku ditinggal pas lagi ngejar kucing" ucapnya kesal
"kak Dawit larinya kecepetan sih..."
Dawit; bocah berrambut oranye itu hanya menggembungkan pipinya kesal dan memutuskan untuk ikut berteduh dibawah pohon bersama teman temannya "loh? Yejun sama Yewang kemana?" tanya Dawit kepada teman disebelahnya itu "hm? Kalo gak salah Kyungmin liat Yejun sama Yewang turun, dipanggil mama nya kali" jawab Kyungmin, salah satu teman Dawit "ih, bukannya udah janji mau main ke sungai bareng? ah Yewang sama Yejun gak seru..."
"Kan emang Yejun gak diijinin kalo main ke sungai, kan kakaknya pernah hanyut disungai" jelas bocah berrambut pirang "Hyunwoo tau dari mana kakaknya Yejun hanyut di sungai?" tanya Kyungmin
"Kata kak Donghyun"
"Ih aku gak pernah ngomong gitu tau"
Donghyun yang merasa disalahkan oleh Hyunwoo langsung menggembungkan pipinya kesal dan memukul pelan bahu Hyunwoo "ish kak Donghyun..." ucap Hyunwoo pelan. kedelapan bocah itu menghabiskan waktu mereka bermain dibawah pohon, mengejar serangga yang terbang diantara rerumputan, menikmati masa kecil mereka yang hanya terjadi sekali seumur hidup "kak Dawit!!" sebuah pekikan anak kecil terdengar dari kejauhan, diikuti dengan dua anak kecil berlari menghampiri pohon tempat Dawit dan teman temannya berada
"Yejun tadi kemana?? Yewang juga..." tanya Dawit "tadi Yewang dipanggil mama nya, disuruh bawain kue katanya buat makan bareng disini" jawab Yejun; bocah dengan rambut pirang "iya, kata mama ada tamu di rumah terus ada sisa kue banyak jadi disuruh dibawa" jelas Yewang panjang lebar "tadinya mau ngasi tau kak Wit mau pulang dulu, tapi kata kak Kyungmin, kak Wit pergi ngejar kucing" sambung Yejun
"Ooh, yaudah kita keatas aja kasian yang lain nungguin dibawah pohon" jelas Dawit sembari menarik lengan kedua temannya itu "nah itu Yejun sama Yewang" sahut Minwoo "pantesan pas nyampe rumah Jaeho gak ada, masih disini ya?" tanya Yewang sembari duduk "kan aku udah bilang tungguin, tali sepatu aku lepas" jelas Jaeho kesal "udah udah, jangan berantem males misahinnya tau" sahut Donghyun
Yewang langsung membuka keranjang rotan berisi kue yang ibunya berikan, seketika aroma kue memenuhi udara, membuat siapapun yang menciumnya seketika merasa lapar "wih ada kue, makasih Yewang hehehe" si pemilik kue langsung memukul tangan Jaeho yang hendak mengambil kue dari keranjang rotan "kak Wit dulu" ucap Yewang sinis "ih kak Wit~ Yewangnya galak..." rengek Jaeho
"Yewang, kan udah dikasih tau, jangan galak sama Jaeho, udah sana Yewang minta maaf sama Jaeho" ucap Dawit sembari membawa Jaeho mendekat kepada Yewang "janji ya Yewang gak boleh galak lagi?" tanya Dawit "tapi Jaeho mau bawa kuenya duluan tadi, kan harusnya kak Wit duluan" sanggah Yewang "Seo Yewang?" mengalah, akhirnya Yewang mau tak mau meminta maaf kepada Jaeho, yah meskipun dia masih tidak terima disalahkan
Dawit dan teman temannya langsung menikmati kue yang Yewang bawa, sembari sesekali mengobrol "mama nya Yewang jagoan bikin kue ya!" puji Hyunwoo "ngomong aja kamu pengen minta lagi" celetuk Donghyun kemudian tertawa "kak Donghyun nyebelin ih" Dawit hanya memperhatikan ketujuh teman sekaligus adiknya bercanda satu sama lain, Dawit hanya berharap semua kebahagiaan ini akan tetap bertahan selamanya
Semoga,
-⏁⊑⟒ ☊⏃⏁ ⏃⌰⍙⏃⊬⌇ ⌇⟒⟒-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.