Barang Antik #5 - Lilin 100 tahun

2 0 0
                                    

Barang Antik : Lilin 100 tahun

Rumah penggalan nenek yang kutempati saat ini ada banyak sekali barang-barang antic dari perabotan makan hingga hiasan rumah. Setelah pembahasan sebelumnya cukup menyimpang karna tidak membahas barang antik tapi bisa dibilang juga iya, karna sudah termasuk antik (berumur). Selama beberapa hari ini aku selalu berusaha menghubungi bibi tapi sangat sulit, karna ia sedang berada diluar negeri dan selalu berpindah-pindah, dikarenakan ia bekerja di pariwisata kelas dunia. Tujuan utamaku menghubunginya itu karna aku ingin menanyakan barang-barang peninggalan nenek, setelah berminggu-minggu akhirnya berhasil juga menghubunginya tapi kalimat yang pertama diucapkannya
"Kenapa dek? Jangan lama-lama ya?",

Sedih rasanya, karna kupikir ia rindu padaku tetapi malah begitu. Langsung saja kutanyakan tentang barang-barang peninggalan nenek yang mungkin saja ia memilikinya dirumah, dan karna cerita sebelumnya itu berhubungan dengan gelang, lantas aku menanyakan perihal gelang atau kalung, bibi bilang ada beberapa dirumahnya dan tanpa ragu bilang akan dikirimkan. Sempat kusinggung sedang dimana, ia menjawab sedang tur dipulau paskah, sontak dengan semangat aku menanyakan tentang miniature patung-patung moai, tapi belum usai ucapanku ia menyelak cukup kencang
"Dek! Patung-patung moai jangan dipindah-pindahin ya! Awas aja kalau berani!",

Akupun terdiam tapi dari ucapannya itu terasa kalau ia cemas padaku, akupun berjanji padanya tak akan memindahkan patung-patung tersebut, dan langsung saja aku meminta maaf dan menyudahi percakapan.

Sedikit menyesal karna kupikir telah membohonginya, tapi pasti patung itu tak akan kusentuh lagi, yang aku maksud pastinya si no7. Setelah tau kalau barang peninggalan nenek selanjutnya akan datang aku sempat bingung dan banyak melamun yang kemudian berujung bersantai-santai dikamar, tetapi saat malam hari terjadi pemadaman listrik. Pastinya aku kaget, tapi kagetnya itu dua kali lipat, kaget karna lampu tiba-tiba padam dan juga karna si Cantik penunggu cermin bersinar sangat terang, sampai membuatku menganga akan kecantikan cahayanya,
"Ah... Cantik kamu cantik banget si...",
*Dor dor dor*
Ada yang menggedor pintu sangat kencang dan berteriak
"Woi jangan tidur, bantu bebenah dulu!",

Sial! ada saja gangguan dimomentum sebagus ini, tak hanya menggedor saudaraku juga membuka pintu sembari menyodorkan senter kamera kearahku dan si cantik langsung menghilang
"Ha? Lu ngapain depan kaca gelap-gelap?", ucapnya
"Ganggu orang lagi aduhay aja, sana pergi-pergi",
"Hei... apa anda ingin uang jajan anda dikurangi ha?", balasnya yang langsung membuatku tertunduk
"Tidak dan maaf kisanak, saya akan segera bekerja",

Saat aku ingin meriksa keluar salah satu saudaraku teriak meminta diambilkan lilin,
"Ambilin lilin seratus taun di dapur",
"Hamba siap meluncur kisanak!",
Balasku dengan sangat gembira, ya... mendengar lilin disebut seratus tahun membuatku sangat senang karna mungkin saja itu juga peninggalan nenek. Tetapi sesampainya didapur yang kutemukan hanya bongkahan lilin-lilin kecil, rasanya seperti dibodohi kenapa lilin-lilin kecil seukuran dua jempol dikatakan seratus tahun, tanpa banyak pikir langsung saja ku nyalakan satu untuk melihat seberapa terang, dan saat kunyalakan, menggelegar apinya menyala membara seperti semburan naga sampai seisi rumah kaget ada kobaran api besar didapur, tapi apinya tidak berkobar lama waktunya seperti menghembuskan nafas dengan mulut terbuka lebar.

Orang-orang rumah yang kaget menghampiriku sembari menyodori senter kamera yang mana memuatku kesal, bayangkan saja 3 orang menyodori lampu yang sangat terang kearah wajahmu. Setelah itu seisi rumah memarahiku, mereka mengatakan kalau aku membuat semua lilin tak mau menyala, semua sumbu dari lilinnya menghitam dan berakhir aku yang pergi ke toko membeli lilin. Dijalan kumemikirkan lilin-lilinnya, lilin seratus tahun yang mungkin termasuk peninggalan nenek dan juga mengeluarkan kobaran api seperti semburan naga, meski hanya satu yang kunyalakan tapi entah mengapa semua lilin sudah seperti telah dipakai dan satu hal yang paling ingin kucari tau yaitu mengapa, dan malam gelapnya terlewat tanpa ada kejadian aneh lainnya.

Pagi harinya setelah ibadah pagi kusempatkan membaca buku didepan cermin tetapi entah mengapa rasanya si Cantik menjadi semakin cantik sampai kutempelkan wajahku kecermin, dan kaget benar-benar kaget. Rasanya si Cantik menyentuh hidungku, sempat kupikir sedang bermimpi tapi ini kenyataan karna saat itu juga aku langsung mencubit pipi. Rasanya gembira bukan kepalang, aku dan si kunang-kunang cantik yang sebelumya terbatasi cermin kini bisa bersentuhan, dan saat kucoba menariknya keluar cermin ia malah menggigit, kemudian muncul spekulasi kalau kini si Cantik sudah bisa keluar cermin meskipun harus tetap bersentuhan dengan lemari

Tak lama, ada tamu yang datang yang ternyata ia pembantu dirumah bibi. Dia membawakan kotak yang katanya berisi aksesoris, setelah memberikannya padaku ia langsung pamit tapi sebelum pamit ia meminta berfoto selfie denganku, pastinya kutolak karna aku termasuk orang yang enggan berfoto, tapi ia beralasan ini permintaan bibiku jadi yasudahlah. Sedikit terkejut dengan bibi yang benar-benar mengirimkan barang peninggalan nenek kotaknya berisi banyak aksesoris, ada 2 cincin, 1 gelang, dan 4 kalung berbagai model, karna ini peninggalan nenek jadi aku tidak sembarangan memegangnya bahkan masih belum berani mengenakannya, ya... kalian tentu tau mengapa tapi alasanku kali ini adalah aku berniat melalui hari ini cerapa penuh bersama si Cantik.

Sore hari aku dibuat kaget karna bibi yang super sibuk malah menghubungiku tentulangsung saja kuterima, dan yang pertama ia ucapkan adalah
"Dek, kamu nyalain lilin ya?",

Mendengar itu seluruh tubuhku merinding bukan main, dan langsung kuputuskan sambungannya. Entah apa yang akan terjadi berikutnya, yang pasti hari itu yang niatnya aduhay malah menjadi ketakutan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Barang AntikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang