Disclaimer: Seluruh karakter, tempat, dan hal lain yang berhubungan dengan Genshin Impact punya miHoYo. Penulis kentang ini cuma pinjam aja.
Cerita ini dibuat demi kepuasan pribadi dan tidak dibuat untuk kebutuhan materiil.
Rest by Yuki’NF Miharu
Enjoy and Happy Reading. Hope you like the story.
Napas Aether kian memburu seiring langkahnya yang berpacu cepat. Ia menoleh ke belakang dan mendapati dua wanita fatui electro dan cryo masih setia mengejarnya. Aether sudah cukup lelah dengan perjalanan hari ini di Inazuma. Niatnya ia ingin jalan-jalan santai di luar Liyue Harbor demi menenangkan pikiran. Namun, siapa sangka usai berteleport ia malah berpapasan dengan dua fatui ini?
Jadi, di sinilah Aether. Bersusah payah menghindari perpaduan serangan antara listrik dan es, sementara Paimon—yang katanya partner terbaik—malah terbang lebih dulu di depannya karena ketakutan sambil memberi semangat.
“Ayo, Tabibito! Kamu pasti bisa mengalahkan mereka dalam sekali tebas!”
Padahal Aether sudah tidak tahu berapa kali tebasan yang ia layangkan. Paimon memang sebaiknya dijadikan makanan darurat saja alih-alih partner terbaik. Aether menghentikan langkah, dan berbalik menghadap dua wanita fatui itu. Ia menggenggam kuat pedang sambil meningkatkan fokus pada keduanya. Daripada terus-terusan menghindar lebih baik ia lawan saja sekalian. Dan setelah beberapa menit berlalu, kedua wanita fatui itu tumbang bersamaan dengan kawanan serangga mereka yang menyebalkan.
Aether menyimpan pedangnya dan kembali mengatur napas. Ketegangan di Inazuma sudah membuatnya lelah luar-dalam, ditambah pertarungan tidak terduga ini membuat tubuh Aether makin meronta-ronta minta istirahat.
“Haahh… akhirnya mereka kalah. Paimon capek sekali.” Paimon menghampiri Aether sambil mengelap keringat yang sama sekali tidak ada.
Aether memutar bola mata, lalu menatap Paimon malas.
“Jangan begitu dong. Paimon kan sudah membantu kasih semangat.”
Semangat tidak akan berguna jika tubuh rasanya mau remuk. Aether mengurungkan niatnya untuk marah, toh walaupun Paimon tidak berguna dalam pertarungan, namun hanya Paimon—satu-satunya entah makhluk apa—yang telah menemani perjalanannya sejauh ini.
“Sudahlah, ayo jalan sedikit lagi,” balas Aether.
Keduanya kembali melanjutkan perjalanan. Aether melangkah sambil memandang langit malam di hadapannya. Langit Liyue selalu indah saat malam hari, terutama saat Lantern Rite. Aether tidak akan melupakan keindahan langit pada malam itu.
Xiao…
Kira-kira bagaimana kabar Xiao saat ini?
Aether ingin bertemu Xiao lagi, tapi kalau tidak ada kepentingan, ia sungkan memanggil namanya. Apa mungkin seharusnya ia beristirahat di Wangshu Inn saja? Namun berhubung Liyue Harbor tidak jauh lagi, mungkin ia akan mampir ke Wangshu Inn besok.
“Wah, wah, coba tebak siapa yang mau lewat?”
Lamunan Aether pecah mendengar suara itu bersamaan dengan pekikan Paimon. Di hadapannya ada seorang Cryogunner yang siap mengarahkan tembakan ke arahnya. Aether mendecak sebal. Lagi-lagi Fatui!
Paimon tampak hampir menangis melihat kemah Fatui di hadapannya. “Kenapa hari ini kita sial sekali?”
“Mungkin kamu salah makan sesuatu,” balas Aether seadanya.
“Apa hubungannya?!”
Aether baru saja ingin mengeluarkan pedang, namun Cryogunner bertubuh besar itu tertawa, menunjuk ke arahnya sambil berujar, “terlambat.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest [Genshin Impact Fanfiction]
FanfictionAether tak menyangka akan ada hari di mana ia diminta untuk beristirahat dari perjalanannya yang melelahkan. Lebih tidak disangka lagi, si Adeptus Xiao sendiri yang memintanya. [Xiao x Aether]