Prolog

499 60 4
                                    

Mansion Ruangroj

………

Seorang duda tampan membuka kedua matanya saat sinar matahari menembus Indra penglihatannya.

Singto Prachaya Ruangroj, pria berusia 30 tahun yang berstatus duda anak satu setelah kematian istrinya 10 tahun lalu ketika melahirkan putra pertama mereka.

Singto kehilangan Jane, istrinya saat putra mereka hadir kedunia.  Sebenarnya Jane tidak diperbolehkan hamil oleh dokter karena satu penyakit yang menyebabkan rahimnya sedikit bermasalah. Namun Jane tetap memaksakan keinginannya untuk memberikan Singto keturunan dan berakhir ia harus kehilangan nyawanya.

Singto merasa terpukul atas kematian sang istri dan sampai sekarang Singto tidak pernah menikah lagi dengan alasan takut masa lalunya akan terulang kembali.

Beralih ke tempat lain. Seorang anak kecil berusia 10 tahun tengah berusaha turun dari tempat tidurnya. Ia adalah Fiat, Fiat Pattadon Ruangroj putra semata wayang Singto. Fiat tumbuh menjadi anak yang sangat mirip dengan ayahnya.

Fiat memiliki satu kelainan dimana ia tetap bersifat manja seperti bayi usia 2 tahun karena penyakit dari rahim sang ibu.

Singto sangat menyayangi putranya namun sangat jarang terlihat pria itu memanjakan Fiat. 

Pagi sampai malam Singto selalu sibuk dengan pekerjaannya di kantor dan ketika pulang pun Singto hanya dapat melihat putranya yang sudah tertidur lelap di kamarnya.

Hari ini adalah hari minggu dan sudah dipastikan bahwa Singto hari ini akan diam seharian di mansion besarnya.

"Hihi papa" ucap seru Fiat turun dari ranjangnya

Fiat keluar dari kamarnya dan langsung berlari menuju kamar sang ayah dengan sangat bersemangat.

"Papaa"

"Papaa"

"Selamat pagi, Tuan muda" sapa Joss, bodyguard Singto.

"Hai paman" sahut Fiat melambaikan satu tangannya.

"Fiat, kita mandi dulu yuk? Sini phi mandikan" ucap Toptap, penghuni mansion Ruangroj

"Tidak, Fiat mau ketemu papa"

Toptap berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Fiat yang sedikit lebih pendek darinya.

Toptap mengelus surai hitam Fiat, "Kalau Fiat tidak mandi, nanti papa pasti marah karena Fiat masih bau" ucap Toptap

"Benarkah phi?"

Toptap mengangguk mantap,  "benar, ayo mandi dulu. Nanti kita ketemu sama papa"

"Hmm, okey phi" sahut Fiat memperlihatkan ibu jari kanannya.

Toptap menggendong Fiat dan membawa anak itu kembali ke dalam kamarnya. Tanpa di sadari Singto sejak tadi memperhatikan percakapan Fiat dengan Toptap, sepupunya. Senyum manis terukir jelas di wajah Singto

"Papa"

"Panggilan yang aku suka" monolog Singto berbalik kemudian mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.

Singto menekan nomor seseorang kemudian meneleponnya,

"Oi, sing.  Ada apa?" ucap seseorang di seberang

"Dimana Tay?"

"Tee sedang pergi bersama Off dan Gun.  Ada masalah baru?"

"Hm, tidak, New. Oke kalau begitu aku tutup teleponnya"

Setelah menghubungi sahabat sekaligus rekan kerjanya yang tak lain adalah New Thitipoom, suami Tay Tawan.

My Mom Is KitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang