Part 22

5.7K 649 110
                                    

Shani sudah kembali masuk ke sekolah, hari ini Vinny langsung mendatangi kelas Shani. Vinny berulang kali meminta maaf pada Shani atas kejadian malam itu, padahal Fiony sudah mengatakan jika Shani tidak apa-apa dan meminta Vinny untuk tidak terus membahas perkara malam itu. Seperti sekarang, Vinny mengajak Shani untuk makan di kantin bersama.

"Shani sama gue biasa makan di kelas." Ucap Fiony sedikit kesal karena Vinny terkesan memaksa. Bukankah Vinny tau jika Shani tidak pernah makan di kantin.

"Kalo gitu, ijinin gue bayarin makanan kalian yaa." Ucap Vinny yg membuat Shani langsung menatap nya dengan jengah.

"Gue bisa bayar sendiri." Jawab Shani dengan nada tak suka yg membuat Vinny sedikit tersentak.

"Ehm Shan..." panggil Vinny jadi panik sendiri.

"Ka-kalo gitu gue ke kantin duluan deh." Lanjut Vinny gelagapan karena melihat raut wajah Shani yg membuatnya sedikit takut.

Shani tidak menceritakan detail kejadian malam itu pada Fiony, karena Shani sangat mengerti segimana sukanya Fiony terhadap Vinny. Shani tidak ingin membuat Fiony sedih terutama karena dia lah salah sayu penyebab. Bagaimana pun Fiony adalah satu-satu nya orang yg benar-benar selalu ada untuknya. Dan Shani selalu berharap Fiony selalu bahagia setiap harinya.

"Lo kenapa liatin gue sampe segitunya?" Tanya Fiony karena sedikit merasa aneh ketika Shani menatap nya dengan intens. Shani hanya menggeleng dan berdiri dari tempat duduknya.

"Gue beli minum dulu, haus." Ucap Shani dan Fiony pun mengangguk.















•••SKIP•••
"Gre, aku nebeng yaa? Yayaya?" Ucap Atin dengan rengekan, Atin masih tidak berhenti mengikuti Gracia bahkan sampai mereka di kantin. Gracia sama sekali tidak bisa makan dengan tenang di buatnya.

"Gu-gue-" Gracia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kantin, siapa tau tiba-tiba dirinya mendapat alasan yg logis untuk menolak permintaan Atin ini.

Mata Gracia tiba-tiba berhenti ke satu arah tempat membeli minuman. Tak jauh dari mejanya, Gracia melihat seseorang yg sedang mengantri minuman nya sambil bermain handphone. Orang itu juga memakai earphone di telinganya.

"Kapan dia disini?" Batin Gracia sambil terus menatap Shani yg sepertinya tidak menyadari kehadirannya disana, padahal jarak mereka hanya 2 meja saja.

Bukankah Vinny tadi berencana mengajak Shani untuk ngantin bareng? Lalu dimana Vinny? Kenapa Shani justru sendirian?

Itulah yg menyebabkan Gracia tidak ke kelas Shani hari ini, padahal Gracia sedikit merindukan Shani.

Ting!
Bunyi notifikasi pesan masuk menyadarkan Gracia dari lamunan nya, Gracia segera mengeluarkan handphone nya dari saku seragam sekolahnya.

Senyuman Gracia seketika mengembang membaca sekilas isi pesan tersebut.

From : My Angel 🧚‍♀️
"Nanti anterin gue pulang."

Ini pernyataan atau pertanyaan? Pikir Gracia, bodo amat. Intinya Shani minta di antar pulang.

"Gre! Haloooooo!" Ucap Atin sambil menggoyangkan lengan Gracia yg membuat perhatian Gracia langsung teralihkan ke tangan Atin yg ntah sejak kapan bergelayut manja di lengan nya.

Gracia langsung menepis tangan Atin dari lengannya.

"Sorry, gue mau nemenin tante gue lahiran." Jawab Gracia cepat.

"Tante kamu? Tante kamu yg mana?" Tanya Atin dengan heran.

"Adik bokap."

"Bukan nya Ayah kamu anak tunggal yaa?!" Ucap Atin curiga, sejak kapan Gracia mempunyai Tante? Dirinya yg memang stalker sejati, tentu tau seluk beluk keluarga Gracia.

haphephobia (END) ✔️ ( ON TRAKTEER ONLY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang