Bagian Ketiga

9 2 0
                                    

Agustus 2012

Pembelajaran tahun ajaran 2012/2013 sudah berjalan selama dua minggu. Aku sudah tidak sekelas lagi dengan teman - teman dekatku di 7.2.

Sistem kelas unggulan diberhentikan di GSBS. Digantikan dengan sistem kelas berdasarkan teori kecerdasan majemuk atau lebih sering dikenal juga dengan Multiple Intelligences.

Aku masih ingat sekali, selama kegiatan class meeting, satu - persatu santri tingkat SMP dipanggil ke ruangan bimbingan konseling, sesudah kami melakukan tes tertulis.

Satu kelas akan digabung dengan dua sampai tiga kepintaran yang berbeda.

Secara keseluruhan, ada delapan kepintaran ini, interpersonal, intrapersonal, naturalist, spasial, musikal, kinestetik, logika - matematika, dan linguistik.

Jangan tanya aku apa saja gabungan - gabungan perkelasnya.

Aku bahkan tak ingat dengan jelas kelas Yera, Yana, dan Nadya termasuk ke dalam kecerdasan yang mana.

Aku hanya ingat kelasku saja, kelas dengan kecerdasan Spasial, Linguistik dan Intrapersonal.

Di sinilah aku bersama teman - teman baru dari kelas 7.1 hingga 7.9 bergabung di 8.1.

Katanya, disini berkumpul orang - orang yang memiliki kecerdasan dalam visual, kreatif, imajinatif untuk Spasial, kecerdasan dalam menulis, bercerita dan kegiatan literasi lainnya, lalu kecerdasan dalam memahami diri sendiri, realistis dan suka menyendiri untuk intrapersonal.

Aku sudah membayangkan betapa melelahkannya kelas 8.1. ini ke depan.

Oh iya, aku ingat kelas Agam. Kalian tahukan, dia pengecualian?

Dia berada di kelas 8.6. Kalau tidak salah, kelas 8.6 merupakan satu - satunya kelas logika - matematika, dan tidak bergabung dengan kecerdasan lain.

Dari nama kecerdasannya saja, kalian sudah dapat menyimpulkan bukan? Kelas Agam diisi oleh anak - anak pintar yang gila angka.

Berbicara tentang Agam, aku masih berada di garis mulai. Alasan utama adalah karena hanya aku yang ingin memulai.

Lagian, kisah cinta monyet yang bagaimana kalian harapkan dari santriwati takut aturan sepertiku.

Setelah bercerita jujur tentang Agam kepada Yana, Yera dan Nadya, aku juga tidak mengalami konflik persahabatan apapun.

Yana dan aku hanya saling menertawakan kebodohan kami yang tidak jujur satu sama lain.

Sedangkan Yera dan Nadya hanya menambahkan bahwa mereka sebenarnya sudah tahu dari awal kalau aku suka dengan Agam.

Satu masalah baru muncul. Gosip Habib dan aku sampai di kelas 8.1. Aku tahu siapa orang yang bertanggung jawab untuk ini.

"Wah! Ana (panggilan Saya dalam bahasa Arab) sekelas sama Sakuranya Habib!"

Dia berteriak tegak ketika aku memperkenalkan diri di hari pertama pelajaran kelas 8.1.

Ku cari papan nama di bajunya. Tidak ada.

Sepertinya, dia ingin masuk ke Badan Santri. Walapun itu hanya pelanggaran kecil yang mendapatkan teguran.

"Hendery", tegur wali kelasku, Ustadzah Yani.

Bocah itu akhirnya duduk, lalu tertawa kecil. Mungkin, dia baru merasakan sedikit malu sekarang.

Sepertinya, aku harus menjaga jarak dari anak yang bernama Hendery ini. Dia terlihat jauh lebih gila dibanding santriwan 7.2.

Dua belan setelahnya, tebakanku benar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang