Gigi sudah bersahabat dengan Elang semenjak kecil, hubungan mereka sangat baik bahkan tidak pernah bertengkar sama sekali.
Gigi sudah menyukai Elang entah sejak kapan, yang pasti sudah dari sangat lama. Namun ia tidak berani mengungkapkan perasaannya karena Elang itu cowok lurus atau suka cewek tidak seperti dirinya.
Dan satu perbedaan sifat lagi dari mereka, Gigi suka berantem sedangkan Elang orangnya kalem, sangat kontras memang tapi tidak mengurangi rasa persahabatan mereka sedikitpun.
Seperti biasa Gigi menunggu Elang Les Bahasa Inggris, karena Elang bercita cita kerja dikapal pesiar dan melihat lautan, makanya ia harus lancar berbahasa asing. Ngomong ngomong mereka sudah disemester akhir kelas 12 dan juga beda sekolah.
Gigi melambaikan tangannya saat tahu Elang sudah keluar, lalu Elang berlari menghampiri Gigi.
"Kenapa dengan wajahmu?" Tanya Elang.
Gigi nyengir menampilkan Giginya yang rapi. "Cuma sedikit"
"Kita hampir lulus jangan seperti ini lagi" Elang mengeluarkan salep dari tasnya lalu mengobati lebam lebam diwajah Gigi.
"Mereka menganggu cewek dikelasku, aku hanya memberinya sedikit pelajaran"
"Jangan sok jagoan mending belajar daripada memukul orang?"
"Kaukan tahu aku tidak pernah kalah?"
Elang memutar bola matanya "mau makan apa?"
"Aku mau....." belum selesai Gigi menjawab dering hp Elang berbunyi.
"Halo!" Ucap Elang dengan orang disebrang sana.
"....."
"Iya" jawab Elang.
"....."
"Aku kesana"
"....."
"Iya sayang, tunggu aku ya"
Gigi yang tadinya senyum manis kini wajahnya langsung kusut dan menatap tidak suka pada Elang.
"Maaf Gi Shena minta ditemenin makan, ni uangnya, kamu jajan sendiri dulu ya?"
"Gak mau" balas Gigi.
"Gi....."
"Kamu selalu mementingkan pacarmu, kita sudah jarang ketemu karena harus les sana sini, sekalinya ketemu kau sibuk dengan pacarmu"
"Kitakan sudah sering bersama Gi, dari orok malah, aku pacaran juga baru 2 bulan dengan Shena"
"Iya dan 2 bulan ini kamu selalu cuekin aku, kamu selalu mementingkan Shena dari pada aku?"
"Gi, sejak kapan kamu egois seperti ini, dia pacarku, tentu aku mementingkan Shena"
"Lalu aku? Tidak lebih penting gitu daripada Shena?"
"Bukan gitu Gi....?"
"Aku emang gak gak penting buat kamu kan"
"Ya udah kita pergi sama sama"
"ENGGAK, aku gak mau"
"Ribet banget sih jadi orang" ucap Elang kesal.
"Jafi menurutmu aku ribet?"
"Iya, makanya jadi orang jangan suka berantem biar kamu punya temen yang lain juga ada cewek yang mau sama kamu, jadi kamu gak selalu menggangguku setiap kamu mau" Elang sudah tidak bisa menahan emosinya.
Gigi lalu menatap Elang dengan mata berkaca kaca dan baru kali ini Elang membentaknya "jadi selama ini aku menggaggumu....." ucap Gigi.
"Gi...." Elang mencoba meraih lengan Gigi.
"Aku menunggumu 4 jam, baiklah jika itu mengganggumu....." Gigi berbalik lalu berlari meninggalkan Elang dengan segala penyesalannya.
"AARRRGGGHHHH SIAL" teriak Elang lalu meyusul Gigi.
.
Elang menyusul Gigi kerumahnya, ngomong ngomong orang tua Gigi sudah tidak ada, ia hanya tinggal dengan neneknya saja.
"Nek"
"Eh nak Elang, Gigi mana?"
Elang tidak mungkin cerita kalau dirinya sedang bertengkar dengan Gigi "em tadi aku les nek, aku kira Gigi sudah pulang"
"Belum, nak Elang tunggu didalam saja sebentar lagi paling Gigi pulang"
"Terima kasih nek, aku pulang dulu"
"Ah iya, hati hati dijalan"
"Iya nek"
Elang mencari Gigi ketempat tempat yang sering mereka kujungi, ini pertama kalinya mereka bertengkar.
Elang merasa bersalah, harusnya ia tidak berkata kasar seperti itu dengan Gigi, karena kalau tidak ada Gigi ia dulu sudah habis dibully teman temanya waktu SD dan hanya Gigi yang menawarkan pertemanan dengannya waktu itu.
Elang tidak menemukan Gigi, bahkan telfonnya tidak diangkat, ia tidak tahu lagi harus mencarinya kemana.
Elang malah bertemu Shena dengan teman temannya di jalan, jadi Elang mau tidak mau jalan dengan Shena meski hanya mengantarnya pulang.
Dan sialnya Gigi tahu hal tersebut "jadi ini akhir dari persahabatan kita" ucap Gigi lalu pergi dari sana dan menganggap Elang sudah tidak pedulu lagi dengannya.
.
Keesokan hari Elang menjemput Gigi kerumah neneknya sekaligus ingin memperbaiki hubungan mereka namun Gigi sudah pergi kesekolah beberapa saat yang lalu.
Dengan perasaan kecewa Elang berbalik, ia akan menjemput Gigi nanti sepulang sekolah.
.
Namun Elang harus menelan lagi kekecewaannya, ia tidak menemukan Gigi, kata murid murid disana Gigi tidak masuk hari ini.
Lalu kemana perginya Gigi?
Elang mencoba menelponnya namun tidak aktif, pesannya juga tidak ada yang dibaca satupun.
Ia mulai panik, tidak mungkin Gigi menghindarinya sampi bolos sekolah pasti ada hal lain.
Elang mencoba mencari tahu dan mengumpulkan bebera informasi dari teman teman Gigi namun nihil, Gigi tidak berteman baik dengan yang lain.
Elang jadi merasa bersalah Gigi hanya mempunyai dirinya sebagai teman, Elang memilih menunggu dan menginap dirumah Gigi.
Pasti Gigi akan pulang.....
Elang menunggunya sampai ketiduran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black 🖤
Teen FictionCERITANYA RINGAN KOK..... mencintai sahabat sendiri memang tidak mudah, kadang bahagia kadang juga harus menahan sakit hati. itulah Gigi. (short story) Bxb