1

6 4 2
                                    

  Terlihat seorang santri wati tengah berlari sendiri menuju kelas nya. Jam sudah menunjukkan pukul 07:00, sudah di pastikan dia akan di hukum oleh ustadz mengajar di kelas nya pagi ini.

  Dengan terengah-engah, tiba-tiba saja ada motor melintas yang hampir menabrak diri nya, dengan segera dia berhenti, bahkan jarak antara dia dan motor itu pun hanya beberapa jengkal saja, jika dia tak berhenti sudah di pastikan dia akan masuk ruang kesehatan pagi ini.

  Motor itu terus melaju tanpa memedulikan tatapan kesal, jengkel, santri tersebut.

"Ih..resek banget si jadi ustad, main pergi aja lagi, minta maaf kek dulu gitu"ucap putri. Ya..nama santri tersebut adalah putri.

  Putri melanjutkan lari nya yang tertunda hingga sampailah dia di dalam kelas yang ternyata belum ada ustadz ataupun ustadzah yang mengajar. Dengan bernafas lega dia berjalan menuju bangku nya di bagian kedua dari depan, ya..bisa di bilang putri termasuk anak yang pintar, tapi sangat petakilan.

"Kok kamu ninggalin aku sih?"ucap putri dengan tidak santai pada teman sebangku nya.

"Ya gimana tadi aku udah nungguin kamu, tapi kamu nya lama banget mandi, ya udah deh aku tinggalin"Nabila memberi kan cengengesan nya

"Tapi tadi aku udah titip salam loh lewat si natasha"lanjut nabila

"Manaa..kagak ada tuh, tadi selse mandi asrama dah kosong melompong, untung belum di kunciin"

"Ya udah aku minta maaf deh"Nabila masih mencobq bernego, agar putri tidak marah padanya. Tapi yang di ajak bicara malah mengacuhkan sambil mengipas muka nya dengan buku, karna walaupun jarak dari asrama menuju kelas tidak terlalu jauh, tapi siapa yang tidak kepanasan jika berlari.

  Sedang asik mengipas wajah nya, tiba-tiba seorang ustadz muda masuk, jika di lihat mungkin umur nya sekitaran 20 ke atas. Memiliki wajah yang teduh, membuat siapa saja yang melihat pasti akan merasa tentram.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh"ucap ustadz tersebut yang sudah berdiri di depan.

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh"jawab para santri serentak.

"Baiklah, maafkan atas keterlambatan saya masuk di kelas ini, saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu"
"Nama saya Muhammad iqbal ramadhan, dan saya akan menjadi guru kalian selama beberapa bulan ke depan, ada yang mau di tanyakan?"

  Dari awal putri memang tidak Melihat siapa uang ada di depan, tetapi saat dia ingin tau bagaimana rupa guru baru nya di saat itulah mata nya membola

"Lah.. ustadz kan yang tadi pagi mau nabrak saya??"ucap putri dengan suara lantang nya sambil berdiri, yang mau tidak mau semua mata memandang heran, kaget,ke arah Putri, tak terkecuali Iqbal pun melihat.

  Tau jika dirinya menjadi sorotan dan Nabila sebagai teman sebangku sudah malu bukan kepalang, kenapa ada orang yang sikap nya seajaib ini, putri dengan senyum kikuk nya kembali duduk seperti semula.

"Jadi kamu santri yang terlambat itu?"

Jleebbb...

Nah kan, padahal niat nya hanya ingin si ustadz itu meminta maaf tapi malah dirinya yang di buat malu. Dan alhasil putri menjadi bahan tawa seisi kelas, bagaimana dengan putri, ingin rasanya dia menghilang sekarang juga, apakah ada yang mau membawa nya?

  Karna tidak ada yang bertanya, Iqbal pun memulai proses belajar mengajar. Jika sekolah SMA biasanya hanya PAI, di sini pelajaran tentang Islam akan lebih dipelajari lebih mendalam. Dan tak terasa jam pelajaran telah usai dan akan di gantikan dengan pelajaran lain, Iqbal pun tengah membereskan buku yang di pakai dan akan segera keluar, karena guru lain sedang menunggu untuk masuk.

"Baiklah semua saya pamit karna jam saya sudah selesai, wassalamu'alaikum"

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh"

  Saat akan keluar dari pintu, tiba-tiba langkah nya terhenti karna suara dari seorang santri. Ya siapa lagi jika bukan putri

"Ustadz, apakah akan langsung pulang?"Ya walaupun petakilan, tapi putri akan berbicara sopan di depan ustadz/ustadzah nya. Yang di tanya pun berbalik badan tanpa melihat ke arah Putri

"Iya"setelah jawaban singkat itu, Iqbal kembali berjalan dan hilang di balik pintu kelas.

"Heh kamu kesurupan jin apa? Tiba-tiba nanya ke ustadz Iqbal pulang atau gak"bagaimana mungkin nabila tidak heran dengan teman sebangku nya ini. Pasalnya, jangan kan untuk bertanya, putri pun kadang bodo amat dengan para ustadz/ustadzah nya.

"Aku juga gak tau, tadi refleks ngomong aja"ya, dirinya pun tak tau, tiba-tiba saja mulut nya berbicara sendiri. Aneh bukan?
Setelah itu guru selanjutnya sudah masuk dan akan memulai pembelajaran. Mereka pun belajar dengan tenang.

      













***
Maaf ya cerita awal nya segitu dulu jangan lupa vote nya✨
Syukron❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dapatkah aku memiliki muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang