04. Babak belur

53 21 6
                                    

Assalamualaikum, Hai-Hai, gimana kabar kalian? Baik kan? Kalau baik Alhamdulillah.

Emm gimana sama cerita yang Zaza buat?

Kalau kalian suka, tekan tombol ★ di pojok kiri paling bawah!

Bantu Ramaikan di setiap paragraf nya, See You ❤️


.......... Happy reading♡..........

Zayyan pulang dengan keadaan yang sangat kacau. Rambut berantakan, baju sedikit robek, sudut bibir dan pilipis nya berdarah, serta lebam-lebam hampir di seluruh wajah.

Ia membuka pintu kamar perlahan berharap Shiza sudah tidur, saat pintu nya sudah terbuka terlihat lah Shiza yang memakai piyama biru muda bergambar doraemon itu sedang menatap Zayyan dengan tatapan interogasi. Zayyan jadi salah tingkah di buat nya, ia mencoba menutupi kegugupan nya dengan masuk ke kamar mandi.

"Mampus gue," gumam Zayyan sembari menepuk pelan dahinya.

Ia kemudian membersihkan dirinya walaupun di sertai dengan ringisan kecil. Sebelum keluar dari kamar mandi, ia terlebih dulu mengintip apakah Shiza masih ada di posisinya yang tadi atau sudah tidur. Ia bernapas lega saat tak melihat kehadiran Shiza di sana, ia segera keluar dan berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaiannya.

"Astagfirullah.... anjing..." teriak Zayyan kaget. Saat ia berbalik, terlihat lah Shiza yang sedang bersedekap dada menatap nya tajam.

"Dari mana lo?" tanya Shiza datar.

"Gu-gue dari rumah Al-- Ti--Tian, iya gue dari rumah Tian," gagap Zayyan, lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dari rumah Tian? Kenapa sampe babak belur kayak gini?"

"Tad--" perkataan Zayyan terhenti saat Shiza menarik nya ke arah sofa lalu mendudukkan nya.

Shiza kemudian mengambil P3K yang ada di laci nakas, kemudian duduk di samping Zayyan. Ia mulai mengobati luka-luka suaminya itu dengan telaten, sedangkan Zayyan, ia sibuk memperhatikan wajah Shiza.

"Ngapain lo liatin gue?" tanya Shiza galak, lalu dengan sengaja menekan luka yang ada di samping bibir Zayyan, membuat sang empu meringis.

"Shhhhss, sakit Shi," Zayyan berdesis ngilu, merasakan sakit di sudut bibir nya.

"Sakit?" Zayyan mengangguk "Besok pergi tawuran lagi biar sembuh, Lo kalau gak di pukul pake besi gak mau tobat," lanjut nya kemudian bangkit menuju tempat tidur.

Zayyan mencebik, kenapa Shiza tidak bisa bersikap sedikit lembut kepada nya. Ia kemudian berdiri dan hendak berbaring di tempat tidur, namun langsung di cegat oleh Shiza.

"Kenapa, Shi?"

"Ngapain Lo?"

"Ya mau tidur lah, emang mau ngapain lagi!"

"Terus kenapa lo tidur di sini, hah?"

"Gue kan suami lo, masa iya gue harus tidur sama tetangga," jawab Zayyan memutar matanya jengah.

Shiza nampak berpikir sejenak, dan perkataan Mia tadi siang terlintas di pikiran nya.

"Oke," Zayyan tersenyum senang mendengar penuturan Shiza "Tapi..."

Shiza mengambil bantal guling kemudian menaruhnya di tengah-tengah, lalu kembali menatap Zayyan yang sepertinya tengah kebingungan.

"Lo gak boleh ngelewatin batas ini!" tegas Shiza.

"Mana bisa git--"

"Gak mau? Ya udah tidur di sofa sana," ketus Shiza, berbaring kemudian menarik selimut sampai ke dada nya.

ZAYYAN ||Cinta Dalam Perjodohan||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang