Chenle dan Jisung menikmati keheningan malam di dalam mobil di tengah kota Jakarta yang sangat padat, mobil milik Chenle sama sekali tidak bisa bergerak karena macet panjang yang terjadi malam itu. Sudah biasa memang, namun malam ini Jisung merasakan atmosfer di sekitarnya terasa berbeda.
Pukul sebelas malam, terpampang di layer ponsel milik Jisung. Dinginnya malam seolah mendukung Jisung untuk mengatakan isi kepalanya kepada Chenle malam itu, "Kak ... aku mau itu," katanya.
Chenle mengerutkan alisnya bingung, "itu apa?" tanyanya sambil menatap Jisung yang sekarang sudah bersandar di bahu sambil memeluk tangannya. Jisung menatap Chenle dengan jarak wajah yang sangat dekat, "aku pengen itu ..." ucapnya yang langsung dimengerti oleh yang lebih tua, namun ia tidak mau langsung terlihat mengerti apa yang dimaksud oleh Jisung.
"Ngomong yang bener, mau apa?" tanya Chenle lagi dengan nada yang lebih tegas langsung membuat Jisung mengerucutkan bibirnya kesal, "sange, mau ngewe sama kakak," katanya. Chenle langsung tertawa kecil mendengar jawaban dari Jisung saat itu. Ia melihat mata Jisung agak memerah, kekasihnya itu terlihat menahan kantuknya.
"Anak kecil yang gampang ngantuk ini ternyata bisa minta ngewe juga, ya?" tanya Chenle menggoda Jisung yang sudah mulai kesal karenanya, perlahan tangan Chenle meraba paha milik kekasihnya yang dibalut celana jeans berwarna hitam malam itu. Bulu kuduk Jisung merinding merasakan sentuhan tangan Chenle di pahanya.
"Kakak, aku udah dua puluh tahun ... ayo buruan," ajak Jisung sambil memasang wajah memelas yang langsung disambut oleh kekehan dari Chenle, "di sini?" tanyanya. Jisung mengangguk cepat, "kakak mau aku bikin keluar duluan, gak?" tanya Jisung sambil memeluk pinggang Chenle yang agak bingung, "Keluar duluan gimana? Kamu mau nyepongin aku pas nyetir?"
Jisung menggelengkan kepalanya, "kan lagi macet, aku bikin keluar sebelum mobilnya jalan." Jawabnya dengan santai, "kamu kira aku bisa keluar secepet itu?" tanya Chenle lagi yang langsung membuat kekasihnya itu merengek kesal, "ayo buruan mau aku sepongin, gak?"
Tanpa menunggu jawaban dari kekasihnya, tangan Jisung langsung terulur ke arah kemaluan milik Chenle yang masih terbalut celana, "tuh, kakak udah keras gini masa gak mau?" pekiknya. Yang lebih tua hanya menghela nafas berat, tubuhnya memang tidak bisa membohongi Jisung kalau ia juga menginginkannya.
"yaudah, quick." Perintah Chenle yang langsung direspon oleh Jisung dengan membuka celana jeans yang dikenakan oleh kekasihnya. Jisung kini sudah mengeluarkan milik Chenle dari dalam celana dalam yang tadi membalut kemaluan kekasihnya itu, dipegangnya milik Chenle dengan satu tangan dan perlahan dimasukkan ke dalam mulutnya.
Chenle mengerang merasakan bagaimana jemari panjang milik Jisung menggenggam batang kemaluannya lalu saliva di lidah itu mulai membasahi ujung penisnya, merasakan bagaimana mulut itu menghisap dan menjilati kemaluannya dengan perlahan. "Terusin, sayang. Pinter banget pacarku," kata Chenle sambil mengelus rambut Jisung. Dirasakan penis milik Chenle semakin dalam di dalam mulut kekasihnya itu hingga reflek dirinya agak menjambak pelan rambut halus milik Jisung.
Jisung masih terus menghisap penis milik kekasihnya hingga Chenle menggerakkan sedikit pinggulnya hingga penisnya memenuhi mulut Jisung yang kini sudah berantakan karena salivanya sendiri.
Tiba-tiba saja ada suara klakson dari mobil di belakang yang mengejutkan keduanya, hingga Jisung hampir mengeluarkan penis milik Chenle dari mulutnya, "lanjutin sampe selesai," perintah Chenle yang langsung dituruti oleh Jisung. Kekasihnya itu langsung menancap gas melaju dengan kecepatan maksimal sambil merasakan nikmat kemaluannya dihisap oleh Jisung.
Chenle memarkirkan mobilnya di depan restoran yang sudah tutup malam itu, "AH! Jisung, aku mau keluar," katanya saat merasakan batang kemaluannya menyentuh ujung tenggorokkan Jisung, "telen, ya?" tanyanya yang dijawab oleh Jisung dengan gerakan lidah yang menjilat ujung kemaluannya lalu menghisap dengan cara mengeluarkan dan memasukkan lagi penis milik Chenle ke dalam mulutnya.
Jisung menuruti perintah Chenle dengan menelan semua cairan yang keluar dari mulutnya namun tidak sedikit cairan yang sudah bercampur dengan salivanya itu berceceran hingga mengenai celana jeans milik Chenle.
Buru-buru Chenle mengambil tissue dan mengelap ujung bibir Jisung yang berisikan sisa cairan dan saliva pasca penetrasi tadi, "kita selesaiin kamu di apart aja, ya? Biar lebih puas," ajak Chenle yang dibalas dengan anggukkan oleh Jisung, "aku tidur dulu deh, kak, nanti bangunin ya." Kata Jisung.