2 hari yang lalu di rumah sakit internasional seoul.
"Selamat pagi nona jung ?" Seorang perawat menyapa namun dia terdiam saat melihat ranjang itu kosong. Seharusnya ada orang yang bernama Jessica jung didalam sana. Dia seorang pasien kecelakaan lalin minggu lalu. Iya, dia mengendarai mobil dengan eommanya, sayang eomanya tak bisa diselamatkan. Luka tubuhnya cukup parah dia harus mendapat beberapa jahitan di kepala serta depresi kehilangan eomma yang dia sayang. Dia merasa bersalah dalam kecelakaan itu padahal mobil yang di kendarainya yang ditabrak oleh truk oleng.
"Nona jung?"panggil perawat itu lagi memeriksa didalam toilet namun tak ada suara dia membuka pintu toilet, kosong.
"Apa kalian liat pasien vip pergi kemana?" Tanya perawat itu panik pada perawat jaga yang berkumpul di satu titik. Kebanyakan dari mereka menggelng. "Bukankah ada didalam?"tanya seorang perawat lainnya. Perawat itu menggeleng "kosong, laporkan ini ke seluruh keamanan untuk mencari keberadaanya. Kita bisa mati kalau dia kabur. Dia pasien penting" kata perawat itu. Rekan kerjanya dengan cekatan langsung mencari jessica.
Tak berapa lama Mr Jung, appa dari Jessica datang untuk menjenguk anaknya. Dia sendiri juga kaget karena Jessica tak ada di ruangannya. Dia bertanya pada perawat dan mendapat kabar bahwa Jessica kabur. Jessica sangat penting untuk hidupnya hanya Jessica pewaris tunggal semua hartanya. Jessica harus ketemu bagaimana pun caranya.
_
"Hari ini kau harus terlihat cantik. Jangan buat aku malu. Ingat kau menumpang denganku" dari tadi Yuri memberikan wejangan disepanjang jalan menuju rumahnya sendiri. Namun sebelum itu dia harus mampir ke butique dan salon untuk mempermak sooyeon. Yuri tak tahu siapa sooyeon hingga berkata begitu banyak harus begini harus begitu semua hal yang sooyeon lakukan sejak lahir dia sangat paham apa yang boleh dan tidak karena sebenarnya dia juga terlahir terlanjur kaya.
Sooyeon hanya melihat ke arah luar jendela dia tak benar-benar mendengar yuri berbicara. "Kau mendengarku tidak?"tanya Yuri pada kalimay terakhirnya. "Ne?" Sooyeon menengok kearah yuri. "Ah percuma" gumam yuri frustasi. Dia sudah menyerah terserah apa yang terjadi nanti. Dia sudah siap dengan kondisi terburuk sekalipun.
"Apa kita akan ke red butique?" Panik sooyeon mengingat jalan menuju toko langgananya jelas identitasnya akan ketahuan karena seluruh pekerja disana mengenal baik dirinya. "Temanku merekomendasikan butique itu. Eh tapi kok kamu tau red butique?"heran yuri dari penampilannya sooyeon tidak mungkin tahu toko-toko mahal seperti ini.
"Ah itu.. aku pernah tidak maksudku temanku dia bekerja disana" kata sooyeon mencoba menyelamatkan dirinya sendiri. Tapi bagaimana lagi yuri sudah memarkirkan mobilnya didepan boutique. "Kajja turun, pilih yang kau suka" kata yuri. Sooyeon diam saja dia bingung harus bagaimana jika turun semua pekerja disana kenal dirinya. Mudah sekali untuk appanya menemukannya.
Sooyeon sebenarnya sedang berlari menghindari appanya. Dia merasa bersalah karena sudah membunuh eommanya. Dia takut appanya menyuruhnya pulang. Iya, mungkin appanya sedih hingga terlihat seperti dendam. Dia sengaja memasukan Jessica ke rumah sakit dan membuatnya didiagnosis gangguan jiwa. Padahal Jessica sudah kembali pulih hanya terkadang efek depresinya membuatnya bersikap represif. Hingga appanya mengecap dia gila.
Appanya menyembunyikan fakta itu karena tak ingin kabar buruk mengelilingi Jessica yang membuatnya keadaannya mungkin semakin buruk. Dia memiliki standar ganda untuk membuat alibi agar tak terlihat jahat. Namun Jessica melihatnya berbeda hingga dia kabur.
"Ayo turun" ajak yuri lagi bahkan dia membukan pintu mobil. Terpaksa, Jessica turun baru turun saja security sudah menyapanya. Jessica memberi kode agar tak menyapanya berlebihan seperti biasa. "Ada apa?"tanya yuri karena Jessica terlampau jauh dibelakangnya. "Aniya" Jessica berlari kecil mengikuti yuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Nut
FanfictionTerjebak situasi Yuri terpaksa menjadikan Jessica sebagai pacar pura-puranya padahal mereka berdua belum pernah mengenal sama sekali. Keadaan darurat membuat mereka tak berpikir dua kali perihal sebab yang timbul akibat sandiwara mereka di depan pub...