Part 3

5 1 0
                                    

Pukul 05.00. Aleyza membuka kedua matanya serta melihat pemandangan di kamarnya lalu menengok ke arah samping ranjangnya.  "Aish, sekolah lagi sekolah lagi. " ucap aleyza. Ia bergegas untuk mandi dan sarapan mengingat jarak rumahnya ke sekolah yang cukup jauh. Aleyza turun ke lantai bawah dan segera masuk ke mobil yang diberikan papahnya saat umurnya 15 tahun.

45 menit perjalanannya ke sekolah. Sepanjang perjalanan ia hanya menunduk melihat gadget dengan casing pink mencolok di genggamannya.
Sesampainya di sekolah, beberapa cewek sudah menungguny. Siapa lagi kalau bukan sahabat setianya. Serentak mereka menyambut aleyza dengan kalimat yang hampir seluruh siswa ikut mengucapkannya juga karena sangking seringnya, "Good morning princess kitaa!!"

Amanda : "Makin cantik aja ze, Cantik gini masa belum ada pawangnyaa hahahhaha!"

Aleyza : "Ada man, belum gue publish aja"

Dhita : "SERIUS ZE??!!!"

Aleyza : "Berisik, Pokoknya kalian jangan kaget, deh. "

Aleyza selalu menjawab segala pertanyaan dengan jawabannya yang tidak sesuai keadaannya. Dia cuma mau buat suasana lebih hidup aja. Walaupun emang benar-benar belum ada yang menempati tempat di hatinya, ia tetap memiliki jiwa-jiwa hangat di sampingnya.

Mereka masuk ke kelas, mengikuti pelajaran hingga bel istirahat tiba. Aleyza beserta sahabatnya pergi ke kantin bersama. Tetapi ketika sampai di kantin, semua mata tertuju pada sekumpulan cewe-cewe di ujung kantin.

Reva : "Ada apaantuh rame bangettt"

Lantas ada yang menyeletuk dan berkata "Gitu deh nasib punya muka ganteng, dikit-dikit banyak yang minta foto. "

Kedua mata Dhita tertuju kepada sahabatnya dan berkata "OMO, siapaa??kakel atau adkel? atau jangan-jangan sekelas sama kita? "

Amanda : "Aduh, dhita jangan heboh deh kebiasaan banget! "

Aleyza hanya terdiam, seolah dia tak peduli. Ia bergegas pergi dan tak menghiraukan semua yang terjadi di kantin sekolahnya.

Reva : "Eh, Za. Mau kemana lo? "

Amanda : "Seperti biasa, aleyza yang cuek dan irit ngomong"

Aleyza naik ke lantai 3 dan memasuki ruang favoritnya. Yap, ruang tersebut adalah perpustakaan. Ruangan yang hening dan jauh dari keramaian dan Ruangan yang menjadi tempat favorit keduanya setelah kamarnya. Ia bergegas mengambil buku atau novel. Tidak dipastikan, ia dapat membaca semua gendre sesuai moodnya saja. Ia membalik lembar per lembar buku tersebut. Menikmati segenap waktu untuk ketenangan nya. Hingga bel masuk kembali tiba. Aleyza pergi ke kelasnya kembali dan melanjutkan kewajibannya, belajar.

-------------------------------------------------------------

Sudah waktunya pulang. Tetapi langit gelap kala itu. Beberapa beruntung dapat pulang dengan kendaraan mobil. Beberapa nekat naik motor sambil hujan-hujanan. Beberapa meneduh dan menunggu langit terang kembali. Sahabat Aleyza pulang terlebih dahulu.
Aleyza kebingungan karena mobil yang biasa ia pakai tidak ada saat itu. Ia berulang kali menelepon supir pribadinya, namun tidak ada jawaban. Hujan semakin deras, langit juga semakin gelap. Hampir tidak ada siswa di sekolahnya.

Aleyza : "Gue udah telepon temen-temen gue, supir juga. Tapi nggak ada jawaban. Kenapa pada jahat banget, sih. "

Aleyza berdiri dari duduknya. Ia nekat untuk jalan kaki dan mencari angkutan umum. Cukup jauh dari sekolahnya untuk menemukan angkutan umum yang lewat. Tanpa memakai payung maupun jas hujan, ia tetap berlari tanpa menghina tetesan air hujan yang secara tidak sadar bajunya sudah sangat basah.
Aleyza berlari sangat cepat sampai ia tak melihat ada batu besar di depannya. Ia terjatuh. Lututnya terluka dan goresan di telapak tangannya.

Aleyza : "Argh, aduh sakit banget"
Ia membuka handphone nya. Tetapi sangat disayangkan handphone nya mati pada saat itu. Tak lama ia mendengar suara motor dan klakson dari arah belakangnya.

"Lo ngapain disini, nggak bisa lihat? ini hujannya gede banget. " ucap laki-laki berjaket hitam dan celana abu abu serta seragamnya yang sama dengan aleyza.

Aleyza menghadap kebelakang, dahinya berkerut dan mencoba mengenali laki-laki tersebut.

Aleyza : "Lo yang nggak bisa lihat. Lutut gue luka, abis jatuh."

Laki-laki tersebut segera turun dari motornya dan mendekati Aleyza. Ia segera membantunya berdiri. Setelah itu, ia memakaikan jaketnya ke Aleyza, supaya wanita tersebut merasa lebih hangat.

" Gue anterin pulang, ayo. " ucapnya.

" Nggak, gue nggak tahu lo siapa, gue juga nggak mau ngerepotin. " ucap Aleyza.

" Nggak usah banyak mikir yang enggak- enggak, lo mau disini terus disamber petir? Enggak kan? Udah cepet naik, ucap laki-laki itu."

Aleyza tidak punya pilihan lain. Ia duduk dibelakang laki-laki itu. Sepanjang jalan mereka hanya diam. Tidak ada sepatah kata yang terucap dari mulut mereka. Aleyza tidak membantah dan tidak bertanya ia akan di bawa kemana dengan seseorang yang bahkan ia nggak tahu namanya.

Laki-laki itu memberhentikan motornya di depan sebuah rumah.
Ia berkata, " Turun, Masuk dulu." ucapnya. Aleyza mengikuti langkah laki-laki itu dan memperhatikan rumah besar serta banyak foto-foto keluarga yang kelihatannya sangat harmonis.
Ia berkata dalam hatinya, "Kapan ya gue sama nyokap bokap bisa foto kayak gitu, tapi nggak bakalan terwujud sih".

Mereka duduk di ruang tamu. Keadaan nya hening untuk beberapa saat. Alden pergi ke dapur dan membawakan dua gelas teh hangat untuk dirinya dan Aleyza.

Gue Alden Wijaya. Panggil aja Alden. ucap laki-laki itu.

Aleyza : " Gue Aleyza Caithlin. Panggil aja Aleyza.

Alden mengangguk. Setelahnya, ia pergi ke  kamar ibunya dan mengambil kaus serta celana panjang yang sekiranya bisa di pakai oleh Aleyza. Ia kembali ke ruang tamu untuk memberikan itu kepada Aleyza.

Alden : "Nih, lo ganti baju dulu. Baru gue anter pulang. "

Aleyza : "Nggak usah, Gue ganti di rumah aja. "

Alden : "Gue nggak suka lihat baju lo basah, udah cepet ganti biar cepet pulang"

Aleyza : "Bilang aja lo nggak mau gue lama-lama disini."

Alden : "Iya emang, tuh toiletnya" Tangannya menunjuk ke arah pintu toilet khusus tamu. "

Aleyza segera bergegas ke toilet. Ia mengganti baju dan rok nya menjadi baju dan celana yang dipinjamkan Alden. Ia tersenyum tipis karena pakaian tersebut pas di postur yg tubuhnya. Begitupun Alden, ia pergi ke kamarnya dan mengganti bajunya. Aleyza kembali ke ruang tamu dan duduk menunggu Alden. Tak lama kemudian Alden keluar dari kamarnya dan memegang kunci mobilnya di tangan kanannya.

Aleyza : "Jaket lo gua bawa pulang, mau dicuci dulu. "

Alden : "Oke, bagus deh."

Alden dan Aleyza keluar dari rumah tersebut. Alden masuk ke mobilnya dan Aleyza masih berdiri di samping mobil tersebut. Alden membuka kaca mobilnya .

Alden : "Lo mau sampai kapan disitu, Ayo cepet gue anterin balik. "

Aleyza : "Kita naik mobil? "

Alden : "Naik getek. Yaiyalah naik mobil. Biar nggak kehujanan lagi." (Padahal langitnya sudah kembali terang)

Aleyza segera masuk ke mobil. Ia menuntun Alden arah jalan ke rumahnya.

Sampai di depan rumah Aleyza.

Aleyza : "Makasih udah bantuin gue. Oh iya gue minta nomor telfon lo buat balikin jaket sama baju yang lo pinjemin. "
Alden tidak menjawab. Ia hanya memberikan kartu namanya. Aleyza yang juga cuek segera turun dari mobil. Mobil tersebut langsung pergi dan Aleyza masuk ke dalam rumahnya. Ia memasuki kamarnya dan memperhatikan kartu nama alden.

Aleyza : "Alden Wijaya. Baru denger namanya, kebetulan banget ada orang yang baik banget kayak gitu. "

-------------------------------------------------------------

Yeay part 3 selesaii, penasaran kan Alden tuh siapa ya? Nah ditunggu ya part selanjutnya! Happy Reading guys☺













You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 04, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SINCERE Where stories live. Discover now