Ardi mondar mandir sembari memijat keningnya yang terasa pusing. Ia menghembuskan nafasnya kasar, perkataan Grey barusan membuat dirinya sangat pusing sekali.
"Gue nggak bisa kalau tanpa lo" Ucapnya yang masih dalam posisi seperti sebelumnya.
"Tapi gue nggak bisa, Ar" ujar grey seraya mengusap perutnya yang masih belum membesar itu.
Beberapa hari yang lalu Grey pergi kebidan bersama Rihal, dan ia dinyatakan tengah mengandung selama 2 minggu.
"Siapa lagi yang akan gantiin lo, Grey??" Keluh Ardi. Kali ini ia berhenti mondar mandir dan mengambil tempat duduk disebelah Grey.
"Masih banyak anak yang bisa gantiin gue, Ar"
"Nggak ada Grey, lo sendiri tau kan kalau lukisan yang paling bagus disekolah ini hanya pumya lo."
"Nggak usah alay deh lo"
Lomba melukis ditingkat provinsi akan dilaksanakan satu bulan yang akan datang. Dan untuk urusan lomba kali ini, Grey terpaksa harus mengundurkan diri karena ia sedang mengandung.
Kalau ditanya apakah Grey mau ikut lomba lagi atau enggak, ya pastinya ia mau dong, Pakai banget lagi. Tapi kalian sendiri tahu kan sebagai seorang pelajar, tidak boleh hamil terlebih dahulu karena mereka harus fokus terhadap pelajaran yang telah diajarkan disekolah. Meskipun Grey sudah menikah tapi tetap saja tidak boleh.
Ya mau bagaimana lagi, namanya juga sudah terlanjur. Jadi mau tidak mau ia harus menerimanya.
"Terserah lo dah, gue mau cabut dulu." Pamit Grey yang kemudian pergi begitu saja meninggalkan Ardi sendirian di ruang seni.
"Sensi amat lo kayak dia, tapi dia berbeda." Teriak Ardi yang masih bisa di dengar oleh Grey karena ia masih belum jauh dari ruang seni yang mereka tempati tadi.
"Apa lo bilang?" Grey berbalik arah, ia kembali masuk di dalam ruang seni yang sudah ada Ardi di dalam.
"Gak"
"Dia siapa? siapa yang lo maksud HAH!!" Tegas Grey semakin mendekatkan wajahnya ke wajah tampan milik Ardi.
"Apaan sih lo" Cuek Ardi, lebih terbilang sok cuek.
"Dira kan yang lo maksud?" Tebak Grey dengan nada mengintimidasi.
"Emang siapa lagi kalau bukan dia" Ujar Ardi pada akhirnya.
"Gak usah bawa orang orang yang sudah nggak ada Ar!! lagi pula lo masih gamon kan sama dia." Peringat Grey.
Kesabaran Grey mulai berkurang, rasanya ia ingin saja mencakar-cakar wajah tampan yang berada di depannya itu.
"Lo yang mulai" cibir Ardi tidak terima kalau ia disalahkan.
"Udah ya, nggak usah dibahas lagi." Tenang Grey.
"Okey." Jawabnya singkat.
setelah suasana terlihat tenang, Grey kembali pergi meninggalkan Ardi sendiriann diruang seni.
***
Sampai sini aja ya teman teman untuk kali ini, baca sampai akhir ya. jangan lupa baca juga Rindu yang terobati, karena cerita ini ada hubungannya dengan cerita sebelumnya. Terima kasih🤍🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA YANG TAK TERDUGA
Random"Gue itu cinta sama Lo." Ungkap Ardi "Gue?." Tanya seseorang yang ada dihadapannya. "Iya, Lo" "Gila Lo." Ucap gadis itu. *** Ardivano Jodikara, seorang cowok blesteran Amerika dan Indonesia. Sejak Dira-kekasihnya-meninggal, satu demi satu masalah me...