~Chapter 2~

423 44 3
                                    

MWTM

°

°

°

°

°

°

~

o~o~o~o~o~o~o~

Pagi harinya Sasuke kembali ke kantor setelah sarapan. Setiap harinya selalu seperti itu, ia kembali ke mansion hanya untuk tidur dan makan. Terkadang ia juga melewatkan malam panjang dengan teman temannya di mansion kedua miliknya.

"Aku sudah membuat jadwal temu kita dengan nona sakura. Kita akan bertemu malam ini di Restoran Teuchi.

"Hn" sasuke hanya bergumam lalu masuk ke mobilnya

.

.

.

.

.

~o~o~o~o~o~o~o~

Sementara itu di sebuah rumah sederhana tampak seorang gadis sedang meregangkan ototnya. Ia sesekali menguap seraya mengucek kedua matanya. Tapi ia tiba tiba mendengar suara ribut di bawah.

"Apa kau yakin dengan keputusanmu?"tanya seorang perempuan.

"Ya. aku tidak punya pilihan lain."

"Lalu siapa yang akan mengerjakan pekerjaan rumah disini?"

" Kau bisa suruh Sara dan Sasori."

"Ahhh.. mereka itu tidur seperti orang mati. Bagaimana bisa aku menyuruh mereka."

Pertengkaran mereka dikejutkan oleh suara seorang gadis yang baru turun dari tangga.

"Ayah... Ibu.. "

"Sakura" ucapnya bersamaa

"Kenapa pagi pagi sudah bertengkar?"

Kisazhi meminta sakura duduk. Dan Sakura pun menurut, ia duduk di depan ayahnya, sementara Mei duduk di samping kisazhi.

"Papa tidak mau bertele tele.. papa akan menikahkanmu dengan seseorang."

Sakura Sangat kaget sampai ia berdiri dan menatap ayahnya. "Apa?!" Teriaknya.

"Duduklah, tidak sopan berbicara tinggi dengan orang tua," pekik Mei

"Lalu apakah sopan menikahkan seseorang secara tiba tiba?!!"

Kisazhi menjelaskan "Pernikahan ini masih belum resmi. Kau akan bertemu dengan pria itu terlebih dahulu, Sakura. Jika dia menolak maka pernikahan gagal."

Sakura bernafas lega lalu kembali duduk dengan menyilangkan kedua tangannya di dada. "Oh.. kalau begitu akan ku buat pernikahan ini gagal," Ketusnya.

"Jangan coba coba kau!! Aku harap kau beri kesan yang baik agar dia mau menikahimu!!" Bentak kisazhi

Sakura Hanya mendengus lalu kembali naik ke kamarnya, membiarkan kisazhi terus menerus meneriaki namanya.

"Matilah kau kalau anak itu tidak mau menikah!!"

"Diam Mei!! Apa kau ingin suamimu ini mati hah?!! Lagipula kau juga dalang dari semua ini!!"

"Kenapa aku? Aku hanya memberi saran untukmu. Kau saja yang terlalu ceroboh sampai ketahuan!!"

Married with the MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang