Di pagi hari yang indah dan seharusnya tenang karena terjadi sedikit keributan yang ada di salah satu rumah. Rumah yang bergaya modern minimalis tersebut memang tidak bisa tenang jika penghuninya lengkap. Bahkan tetangganya tidak memerlukan alarm untuk bangun pagi.
Terlihat seorang wanita berkutik di dapur rumah tersebut. Dia memasak tanpa terlihat terganggu dengan keributan yang ada di lantai atas. Sungguh dia sudah terbiasa dengan keadaan ini.
" Selamat pagi bunda" sapa seorang pemuda yang baru saja turun lengkap dengan baju seragam SMAnya, menghampiri wanita itu.
"Pagi juga sayang" menghentikan aktivitasnya sesaat guna memberikan kecupan di pipi sembari sedikit merapikan rambut anaknya.
Ya itulah kebiasaan setiap paginya jika tidak sibuk. Memberikan kecupan pada anak anaknya. Bahkan sampai usia sekarang anaknya tidak ada yang menolak untuk di berikan afeksi tersebut
" Jo sama jas masih belum siap Jay?" Tanya sang ibunda setelah kembali ke acara memasaknya.
" Ya gitu bund, mereka ribut dulu. Ada yang bisa aku bantu gak Bun?
"Kamu kupas buah aja, jangan lupa dicuci ya Jay"
"Okey bun"
Setelah makanan siap dan ditata di meja makan. Ibu dan anak itu duduk sembari menunggu orang yang belum turun. Kemudian terdengar suara lantang dari arah tangga.
"PAGI BUNDAAAA" sapa seorang tengan nada riang dan wajah berseri, ekspresinya secerah matahari pagi. Dengan senyum yang masih mengembang dia mengarahkan pipinya untuk dicium sang bunda.
"Pagi Bun" sapaan terdengar lagi, seorang dengan senyum hangatnya. Berbeda dengan yang lain anaknya yang satu ini memilih dia yang mencium pipi bundanya itu.
Setelah semua duduk dengan rapi. Mereka memulai sarapannya dengan tenang. Karena peraturan untuk tenang saat makan, bahkan dentingan alat makan diusahakan untuk tidak menimbulkan bunyi.
"Jadi pagi ini apa yang kalian ributkan?" Tanya bunda setelah semua selesai makan. Sembari menatap kedua anaknya bergantian.
"Jordan Bun, dia tidak mencuci kardiganku setelah memakainya. Padahal akan aku pakai hari ini" ujar salah satunya dengan bibir mengerucut lucu.
Sekarang mata sang bunda beralih ke anak satunya lagi, seakan meminta penjelasan. Mengerti akan tatapan itu dia mulai berusaha.
"Bukan tidak Bun, tapi belum. Aku sudah ada niatan untuk mencucinya, sungguh. Aku tidak tau kalau dia akan memakainya hari ini"
"Ohhh seperti itu. Sekarang kalian baikan" mendengar itu, keduanya lantas berpelukan.
"Tak apa Jasson terlihat lucu dengan sweater itu, lain kali saja kamu gunakan kardigannya. Dan Jordan kalau meminjam segera kembalikan ya"
"Iya Bun"
"Sudah sekarang waktunya berangkat, masa hari pertama sekolah kalian terlambat"
Sebelum berangkat mereka membereskan peralatan makan yang tadi digunakan. Dan sekarang berjalan kearah teras untuk keluar. Bundanya ikut mengantarkan sampai depan.
Setelah berpamitan dan menyalami bunda secara gantian. Akhirnya mereka pergi ke sekolah dengan menggunakan mobil. Alasan menggunakan mobil yang sama juga berbeda-beda.
Kalau kata Jordan agar dia bisa menjaga adik adiknya. Kalau Jayden dia bilang biar gak boros, dan tak mau merepotkan ibunya untuk membelikan mobil. Tapi kalau Jasson dia hanya malas menyetir.
Bunda menatap mobil yang membawa anak anaknya dengan senyum hangatnya. Sampai setelah mobil tersebut tak terlihat dia kembali masuk. Dan mencuci piring sebelum dia berangkat bekerja nantinya.
TBC
Hai, semoga kalian menikmati ya. Untuk update diusahakan sering sering. Tapi jangan terlalu berharap.
Hayooo udah bisa nebak gak siapa Jordan? Siapa Jasson? Siapa Jayden?
Makasih buat yang mau baca, jangan lupa vote ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yagitu | 00L
General Fictionkehidupan 00L dalam menjalani hari bxb harsh word Don't have high expectations with this story