Rindu yang hadir tapa permisi dan bertumbuh tiada ujungnya. Siapa yang sanggup saat di siksa dengan rindu yang teramat rindu?.
Rinduku semakin membesar dengan harapan ini semua hanyalah sebuah mimpi yang mengerikan. Saat aku menangis sejadi-jadinya ketika kehilangan seseorang itu untuk selamanya. Banyak kata yang belum menjadi nyata, banyak hati yang hancur karena seseorang itu.
Peristiwa masih teringat jelas, kalimat maaf yang engka ucapkan masih tercetak jelas. Bagaimana aku bisa lupa?, bagaimana aku bisa menjauh dari bayanganmu itu?.
Bayangan yang gelap dan sangat mengerikan. Sejujurnya akupun tak sanggu bila harus terus menurus berada dalam bayangan ini. Aku ingin kembali ke dul, aku ingin sepenuhnya melupakan dan mengikhlaskan biarkan semua menjadi kenangan sepenuhnya.
Cintamu hadir namun sesaat dan mengerikan. Siapa yang sanggup berdiri di sini dengan harapan cinta yang terpenuhi dan kasih sayang yang tercukupi namun,selalu di hajar dengan lisan yang berkata menyakitkan layaknya belati yang mengores di telapak tangan.
"bu aku tak sekuat yang lain jadi, tolong hentikan kalimat yang menyakitkan itu" mohonku namun, percuma aku tak mempu berbicara aku hanya sanggup berbicara dengan diriku sendiri di dalam hati.
Ku kira hadirnya dia akan mengubah hidupku namun, nyatanya tidak!. Hidupku malah semakin menderita oleh nya atau lebih tepatnya oleh kata bahkan kalimat yang ia lontarkan.
Siapa yang mengerti aku? Ya hanyalah diriku. Mereka tak mengerti aku dan aku pun tak mengerti mereka. Jangan meminta untuk di mengerti sebab rasa pengertian itu handir karena sebuah kesadaran diri bukan paksaan pihak pertama.
Jika matahari mulai perlahan turun pertanda malam akan datang. Banyak orang yang menyukai senja terutama diriku. Memandang senja yang indah mendapatkan ketenangan tersendiri dalam hati maupun pikiran.
Sinarnya yang hangat juga goresan yang indah mampu meng hipnotis setiap mata yang memandangnya. Waktu yang tak lama untuk sang senja namun, di hari esoknya hadirnya selalu di tunggu oleh pemilik rindu.
Seperti aku saat ini yang menunggu hadirnya senja di tepian pantai. Desir ombak yang ku dengar sangatlah tenang. mata yang menatap laut luas dengan angin yang berhenbus menerbangkan butiran pasir pantai.
Aku menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskan secara perlahan, rasanya tenang dan damai. Pikiranku terlepas dari beban walaupun sesaat itu tak masalah.
Perlahan secercah cahaya jingga mulai mengores di atas langit yang luas. Burung-burung beterbangan kesana-kemari untuk pulang ke sarang mereka masing-masing.
"mungkin hal semacam ini akan terasa luar bias ajika aku bisa menikmati berdua dengan mu" pikirku dengan tatapan kagum.
Hal yang tak mungkin namun, selalu ku harapkan jika senja datang. Harapan yang kian besar dan bertumbuh tinggal menunggu hasil, hasil yang membahagian atau mengecewakan. Diriku tau resiko dalam berharpan adalah terluka da kecewa atas harapan itu sendiri.