2. makan permen

44 2 3
                                    

Setelah tiba di dalam rumah tempat dedy tinggal, dedy meletakkan si manis ke lantai.

Saat si manis sudah berada dilantai, dia menoleh kekiri dan kanan. Mendapati dirinya di tempat yang ia kenali si manis mulai berlari dengan kaki kecilnya di dalam rumah.

"Jangan ngacak - ngacak rumah ya..." kata dedy pada kucing hitamnya itu, dedy ingat saat dia sibuk menonton tv, tanpa sadar si manis bermain sendiri, mungkin karna penasaran atau lapar dedy menemukan si manis berada didalam kulkas, ngacak - ngacak isinya.

Dan akhirnya membuat dedy berpuasa selama beberapa hari, karna makanan di dalam kulkas sudah tidak layak konsumsi, karna mengandung bulu si manis.

Kenapa dedy nggak ngebuang si manis yang selalu memberinya masalah? Itu karna di rumah ini hanya ada mereka berdua yang tinggal di sini.

Saat dedy masih seorang diri tinggal di rumah itu, hari - hari seolah sama... pergi bekerja, pulang bekerja, dia merasa seolah ada sesuatu yang hilang atau seseorang yang menemani.

Maka dari itu dia memelihara si manis, yang dia temukan di sudut tembok pada gang kecil seorang diri.

Melihat kucing kecil yang di tinggalkan induknya, saat itupun dedy memutuskan memelihara mahkluk kecil yang masih imut itu.

Walau kehadiran si manis membuat dedy sedikit pusing, setidaknya ada yang menemani menjalani harinya, walau itu bukan wanita cantik idaman dedy.

Kembali ke realita, saat ini tubuh dedy terasa lelah sehabis pulang kerja dari kuli bangunan, rasanya ia ingin santai dulu sembari menonton tv, lalu setelah itu pergi mandi?

Kenapa gak pergi mandi dulu? Itu karna dedy mau nunggu keringetnya kering terlebih dulu lalu pergi mandi? Dan itu bukan karna dia males loh.

Dengan rencana itu dedy pergi mengambil beberapa perlengkapan, seperti cemilan dan minuman ringan, untuk teman menonton tv selain si manis tentunya.

"Meow~" suara si manis menggosok - gosokkan tubuhnya ke kaki dedy, meminta perhatian dari pemiliknya.

"Apa manis juga mau ikut nemenin mas nonton tv...?" Tanya dedy setelah mengangkat tubuh si manis kedalam pelukannya.

"Meow..."

"Baguuus... mas juga takut nonton tv sendirian..." kata dedy kepada kucing nya itu yang entah mengerti atau tidak.

"Nah... sekarang kita sudah siap nonton filem horor..." kata dedy setelah mengecek cemilan dan minuman yang ada di pangkuannya, selain si manis tentunya.

"Mau tahu gak? filem ini lagi tenar - tenarnya sekarang di indonesia, artisnya asal korea loh..." kata dedy pada si manis yang berada di pangkuannya.

"Meow..." suara si manis setelah mengunyah biskuit dipangkuan dedy.

"Iya ini filem made in indonesia, buatan sutradara ternama, dan bintang tamunya artis korea... kadang aku juga heran ama cewek jaman sekarang, yang mengidolakan oppa - oppa..." kata dedy yang menceloteh ke kucingnya seperti burung yang habis minum obat gacor.

Si manis hanya bisa melihat dedy dalam diam, itu bukan karna dia mengerti apa yang dedy bicarakan tetapi si kucing hanya tertarik dengan mulut dedy yang mangap - mangap, Dia pikir dedy sangat mirip ikan.

"Meow~ meow~" suara si manis ikut mangap mangap.

"Ok... ok... kita tonton filemnya sekarang..." kata dedy sembari menekan tombol on di remot tv nya, setelah itu tv nya pun menyala.

Saat layar monitor menyala, suasana rumah mencengkam terlihat, kemudian sesosok kakek tua dengan wajah pucat berdarah terlihat, kakek itu dalam keadaan jongkok di wc jongkok, lalu tiba - tiba sang kakek lenyap. Berganti judul pembukaan yang tertulis dengan warna merah berbunyi ' hantu oppa jongkok'

Dedy yang saat ini menonton filem dengan wajah serius, kembali menghiraukan si manis yang saat ini mengunyah cemilan yang dedy siapkan.

Saat nonton filem dedy terkadang bersuara 'hiii..' 'oooh..' dan ' aaah...' dan terkadang si manis kembali menyahut dedy dengan meongannya seperti kebiasaan.

Setelah si manis mencicipi setiap cemilan dedy dan membuat remah - remah berceceran di pangkuan dedy, mata si manis mulai mengunci pada permen terbalut bungkusan kecil.

itu adalah permen pemberian gadis cilik misterius, yang tanpa sengaja terjatuh dari saku dedy. Seolah mengundang si manis untuk bermain dengan si permen, permen itu menggelinding di hadapan si manis.

Kuping si manis berdiri, menandakan dia saat ini sedang waspada dan bersiap.

Setelah beberapa saat si manis mulai melompat menerkam si permen, dia mencabik - cabik kulit luar pembungkus si permen, dengan gigi dan kedua kaki depannya.

"Grrrr... grrr..." suara erangan simanis yang memangsa si permen.

"Kamu ngapain manis?" Tanya dedy yang terganggu erangan si manis, dan dia melihat sebutir permen yang bolong dan sedikit sobek di pembungkusnya.

Melihat itu, dedy mengambil permen dari mulut si manis, membuat si manis mengerang menunjukkan kemarahannya.

"Meoong~~!!" Suara erangan si manis.

Dedy menoleh ke simanis kemudian kembali fokus ke permen itu, dia sebenernya gak mau makan permen bekas liur si manis, dia cuma khawatir bumgkusannya ikut ketelen ama si manis.

Setelah mengupas bungkus permen dia mengembalikan permen itu ke si manis.

Yang di sambut gigitan dari mulut si manis, tapi masalahnya adalah bukan cuma permennya yang kegigit tapi jari telunjuk dan jempol dedy ikut kegigit.

"Wadoowh!!" Suara dedy tersentak kaget dan kesakitan.

"Grrrr.." suara si manis mengigit permen buruannya.

Dedy berusaha mengibas - ngibaskan jarinya berharap si manis melepaskan gigitannya.

"Grrr..." si manis yang terpontang panting masih enggan melepaskan jari dedy.

"manis lepasin jariku... ini bukan sosis yang tinggal leeb..." kata dedy pada si manis sembari narik pangkal lehernya.

"Grrr.."

Melihat si manis yang kokoh dengan pendiriannya dan tidak mau lepasin jarinya, dedy gak tau harus nangis atau tertawa, agar si manis melepaskan gigitannya itu.

Setelah berfikir beberapa saat, dedy hanya bisa pasrah dengan kelakuan simanis ini, sebenernya dia berfikir ngiming - ngimingi si manis dengan sosis yang tinggal leeb, tapi dia tahu dia belum beli di warung.

Maka dari itu dia kembali bersandar di sofa nyaman, dengan si manis yang masih menggigit jari di pangkuannya.

Sesaat setelah permen itu meleleh di mulut si manis, lidahnya pun merogoh setiap rongga mulutnya, dan beberapa kali menyerempet jari dedy.

Dan dedy merasa perasaan yang sulit di ungkapkan, kalau yang jilatin jarinya adalah wanita cantik maka dia akan dengan senang hati nyodorin jarinya.

Tapi ini kucing yang menjilati jari - jarinya di dalam mulut, pokoknya nanti jangan sering kasih si manis makanan yang berbentuk sosis pikir dedy dalam batin.

Setelah simanis merasa yakin permennya hilang, perlahan dia melepaskan gigitannya. Perlahan dengan wajah lugu dia menyapa dedy "meowng...~"

"Meong... meong... mbahmu...!! Liat nih jariku terluka parah oleh kelakuan nakalmu..." kata dedy sembari menunjukkan jari telunjuknya pada si manis.

Si manis melihat jari telunjuk dedy di wajahnya pun mulai bingung, setelah si manis memiringkan kepalanya dia pun menjilati jari dedy yang terlihat sedikit goresan darah.

"Ok... ok... kamu menyesal ya..? Mas juga gak bisa marahin kamu lagi deh... " kata dedy yang melihat si manis menjilati lukanya, membuat hatinya meleleh bersama permen itu.

Akan tetapi?

"Meow..." si manis sesaat melihat wajah dedy, kemudian kembali menerkam dan mengigit jari dedy.

"Wadoowh..."

Suara kesakitan dedy di tengah malam ditemani filem horor, hantu oppa jongkok.

{Catatan autor: bisa kasih bintang atau komentnya? Saya curiga itu gak fungsi?}

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

monster kecil dedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang