Tiana tidak pernah punya pengalaman asmara sebelumnya. Dia pernah dekat dengan seorang pria, tetapi tidak sampai menjalin hubungan. Ketika ketulusan seorang pria sudah ada di depan mata, dia justru menolaknya. Setelah perasaannya dulu tidak berbalas, dia justru menolak cinta seorang pria.
Adrian Ravid bukan pria pertama yang dicintainya, tetapi tidak seperti yang orang-orang bilang bahwa cinta pertama sulit dilupakan, Tiana berhasil menyingkirkan cinta yang lama. Adrian juga pria pertama yang membuat Tiana menyesali keputusannya sudah menolak pria itu. Setidaknya setelah pria itu, dalam setahun ada tiga pria lain yang berusaha mendekatinya, tetapi tidak pernah Tiana hiraukan. Dia terlalu larut dalam penyesalan dan membuat dirinya sendiri bekerja keras agar tidak terus-terusan memikirkannya. Berkat patah hati, Tiana mampu memberikan pengaruh besar untuk perusahaan, tentunya dalam hal positif.
Pertemuannya dengan Adrian kemarin membuat Tiana kesulitan untuk tidur semalam. Dia tidak bisa mencegah pria itu tidak mengganggu pikirannya, apalagi setelah tahu ada wanita lain di sisinya. Kendati demikian, Tiana tetap tiba di kantornya pagi-pagi sekali hari ini. Tidak ada alasan khusus, dia hanya menyadari potensi hujan akan mengguyur pagi ini dan itu benar terjadi. Wajahnya yang muram persis sekali dengan langit kelabu pagi ini.
Satu helaan napas yang panjang dia embuskan. Pertama, menjadi ketua tim di saat kondisi manajemen teknisi lapangan tidak begitu bagus merupakan pekerjaan yang berat baginya dan Tiana tidak pernah berhenti menghitung sejauh apa progresnya dalam mengatasi itu setiap harinya. Kedua, bebannya bertambah dengan kehadiran anggota baru di timnya. Sayangnya, dia tidak berada di posisi bisa menolak.
Sekarang dia berdiri di depan elevator, menunggu kotak besar itu turun sampai ke lantai satu. Selama menunggu, Tiana mulai memikirkan apa yang harus dia jelaskan lebih dulu pada Jihan dan bagaimana dia harus menjelaskannya pada wanita itu. Ini berbeda dengan saat dia mendiskusikannya bersama tiga anggota lain dan saling memberi masukan. Jihan merupakan karyawan dari pusat, besar kemungkinan wanita itu jauh lebih cerdas dan lebih kritis darinya. Tidak mudah menembus posisi di kantor pusat tanpa kemampuan yang mumpuni. Fakta yang satu itu jelas membuat Tiana berkali-kali lipat merasa terbebani.
Elevator berdenting dan pintu terbuka setelahnya. Tiana masuk dan langsung menekan tombol angka sepuluh sekaligus tombol agar pintu di depannya lekas tertutup. Namun, pergerakan dua belah pintu itu masih kalah cepat dengan tangan seseorang yang tiba-tiba menempel pada salah satu sisinya. Pintu itu terbuka lebar lagi. Kehadiran tangan itu sudah membuat Tiana terkejut, tetapi lebih-lebih lagi ketika tahu bahwa Adrian-lah pelakunya.
Situasi itu mengingatkan Tiana pada kali pertama pertemuan mereka. Ya, persis seperti itu. Dia sudah berada di dalam elevator dan pria itu menyusul masuk. Jantung Tiana berdebar kencang dan itu membuatnya merasa kesal. Kenapa juga hal-hal sekecil itu terus membawanya pada kenangan masa lalu yang melibatkan pria itu. Dulu keringat yang menghias wajah Adrian, kali ini baju pria itu lembap karena tetesan air hujan. Lihat, Tiana bahkan memperhatikannya sampai detail sekecil itu.
Tiana menggeser badannya ke kanan untuk memberi ruang sekaligus jarak pada Adrian. Dia tidak ingin berdiri terlalu dekat dengan Adrian.
"Selamat pagi, Tiana."
Sial, Tiana terlalu sibuk dengan pergolakan batin dan debar jantung sampai lupa untuk menyapa pria yang sekali lagi menjabat sebagai atasannya itu lebih dulu. Formalitas yang pria itu tunjukkan menyadarkan Tiana bahwa hubungan mereka sudah tidak bisa seperti dulu lagi, tidak bisa sedekat dulu lagi.
"Pagi, Bos." Tiana membalas sama formalnya.
"Kamu masih memanggilku begitu."
"Ah." Tiana menyentuh keningnya sendiri begitu menyadari itu. Melalui pantulan dinding stainless di depannya, dia menemukan pria itu menyeringai. "Maaf, itu masih jadi kebiasaan. Lagian kamu bakal jadi atasan kami lagi, malah lebih tinggi jabatannya. Menyebutkan namamu masih terasa aneh di lidahku."
KAMU SEDANG MEMBACA
After (I Love You)
ChickLit[Buku kedua dari Before (I Love You)] [Before (I Love You) bisa dibaca di Cabaca.id] Adrian kembali, tetapi tidak sendirian. Ada seorang wanita yang datang bersamanya, Jihan. Satu tahun mungkin waktu yang lebih dari cukup untuk pria itu melupakan Ti...