Pintu tiba-tiba terbuka, menampilkan sosok Osamu yang berdiri di ambang pintu dengan tatapan terkejutnya.
Dalam hati Tsukishima sangat bersyukur atas kedatangan orang itu, dia sama sekali tidak terbiasa melihat (Y/n) yang lebih diam dari biasanya. Dengan dia yang sampai saat ini selalu ada di sisinya saja tidak bisa mengembalikan sisi berisiknya, tapi dengan Osamu dia yakin ada kesempatan.
Sedetik setelah (Y/n) menyadari keberadaan kakaknya, suasana di ruangan itu terasa sangat berbeda. Seperti tiba tiba dibawa ke dimensi lain dengan intensitas tekanan yang lebih berat dari pada bumi.
Tsukishima yang memahami situasi saat ini pun memutuskan untuk beranjak dari tempatnya saat ini, walau ini adalah kamarnya sendiri tapi, biarlah kedua orang ini memiliki waktu yang meraka layak dapatkan.
Bertepatan dengan Osamu yang tergesa gesa memasuki kamar, Tsukishima justru beranjak dari tempatnya dan menutup pintu di belakangnya.
Rasanya aneh, ninggalin kamar sendiri kek gini. batin Tsukishima sebelum mendengus pasrah.
"Kei...!"
Tersentak, dengan cepat Tsukishima menoleh kearah suara itu datang dan menemukan sang kakak yang entah kapan berada di sana. Mengendap endap layaknya hantu sepertinya telah menjadi keahlian baru kakaknya.
Ada selang beberapa detik wajahnya terlihat pucat sebelum menampakkan raut kesalnya. "Bikin kaget aja sih, kak." Kata Tsukishima dengan nada kesal, berusaha menutupi kebenaran jika dirinya sempat berpikir makhluk halus baru saja menampakkan wujudnya.
"Sini...!" sang kakak yang tak menghiraukan nada yang terkesan kurang ajar dari adiknya itu langsung menarik Tsukishima menuruni tangga dengan tergesa gesa. "kamu hutang penjelasan sama kakak!"
Mendapat tekanan seperti ini dari sang kakak memancing tatapan sinisnya. Jika sudah seperti inilah yang membuat Tsukishima kesal dengan kakaknya. Selalu tidak paham situasi dan nantinya akan berusaha memberikan nasehat yang sama sekali tidak ia perlukan.
Mau ditanya seperti apa pun, dia sama sekali tidak tahu menahu alasan (Y/n) datang dengan keadaan seperti itu. Memangnya dia apa? Ibunya yang akan selalu berada di sisinya?
Tsukishima menghela napasnya kasar, bersamaan dengan rasa kesal yang mengganjal hati. "Gatau." dengan ketus dan beranjak dari tempatnya.
dalam sekali jalan Tsukishima mengambil teko, mengisinya dengan air dan menaikkannya ke atas kompor sebelum menghidupkan kompor gas.
Melewati waktu yang kurang mengenakkan cukup menguras tenaganya dan Osamu pun pasti merasakan hal yang sama tapi, kenapa kakaknya ini tidak paham hal sepel seperti ini dan hanya peduli dengan (Y/n)?
"Kakak itu khawatir sama (Y/n), Kei," kata sang kakak seakan menjawab pertanyaannya. "kakak itu udah nganggep dia kek adek sendiri."
Memutar matanya jengah. "Kalo kakak memang sekhawatir itu sama (Y/n)," kata Tsukishima tanpa diduga. "tanya sama kak Osamu. Harusnya dia yang lebih tau, aku cuman bantuin nyari dia aja. Nggak lebih."
"Mau tanya apa?"
Tanpa diduga, seseorang yang tengah dalam pembicaraan datang. Menarik semua mata jatuh pada Osamu yang berjalan mendekat.
Fokus kakaknya yang kini beralih pada Osamu membuat celah untuknya pergi. Waktu yang tepat untuk mendinginkan kepalanya sebelum air panasnya matang.
"Bagaimana keadaan (Y/n)?" tanya Akiteru saat Osamu sudah berada tepat di depannya.
Osamu mengambil tempat di salah satu kursi meja makan dan diikuti Akiteru yang duduk berhadapan dengannya.
"(Y/n) udah mendingan, kak." Jawab Osamu dan langsung membuat Akiteru menghembuskan napas lega yang entah sejak kapan telah ia tahan. "makasih udah bolehin adekku ke sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙰𝚗𝚊𝚕𝚐𝚎𝚜𝚒𝚔 || Sunarin ✔
Fanfiction𝔸 𝕊𝕦𝕟𝕒 ℝ𝕚𝕟𝕥𝕒𝕣𝕠𝕦 𝕩 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕖𝕣 𝕗𝕒𝕟𝕗𝕚𝕔𝕥𝕚𝕠𝕟 . . . ❝𝙱𝚎𝚕𝚘𝚖 𝚙𝚞𝚊𝚜 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝙻𝚘 𝚙𝚎𝚛𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚘 𝚖𝚊𝚞 𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚒𝚗 𝚊𝚍𝚎𝚔 𝚐𝚞𝚊?❞ . . . . . Analgesik《𝗢𝗯𝗮𝘁 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸...