"Selingkuh yuk, sehari aja!" - Rachel.
***$***
Turun dari dalam bis yang kosong
Di tengah udara yang dinginAriel terdiam menatap orang-orang yang berlalu lalang di depannya. Sesekali menatap langit, bintang-bintang malam ini sepertinya terlihat lebih cantik dari biasanya. Selama beberapa menit Ariel tetap seperti ini, sendirian menunggu seseorang datang. Malam ini sepertinya semesta sedang berpihak padanya.
Sedari tadi Ariel menatap sekitar ada saja hal yang membuatnya tersenyum. Memandangi suasana malam yang ramai, tatapannya jatuh kepada seseorang yang berdiri di ujung jalan.
Kopi kaleng dari vending machine
Ku masukan dalam saku
Menggandeng tangan dan menghangatkan
Dinginnya tanpa siapapunDengan senyuman yang ia tunjukan, sungguh hatinya merasa panas. Hoodie putih dengan jeans hitam, dipadukan dengan sneakers putih yang ia kenakan. Ariel menatapnya dengan kedua ujung bibirnya yang terangkat.
“Hey,” sapanya dengan nafas yang terengah. Oniel mengelap sedikit keringat dipelipisnya. Senyumnya tidak luntur sejak tadi. “Ayo..” tangan kanannya mengulur.
Ariel tersenyum dan meraih tangan Oniel. “Mau kemana?” tanyanya pelan.
"Gatau.." Oniel terlihat berpikir. "Hm.. taman aja kali ya?" tatapannya meneduh, kali ini dengan satu alisnya yang terangkat. Ariel rasa ia juga bingung.
Keduanya berjalan beriringan. Gandengan tangan yang tidak terlepas sejak tadi, senyum yang tetap bertahan, dengan candaan candaan yang Oniel lontarkan. Serius, Ariel baru menyadari selera humornya tak pernah berubah.
Entah Ariel saja yang merasakan atau Oniel juga, malam ini taman terlihat lebih penuh dari biasanya. Pedagang-pedagang kaki lima memenuhi bahu taman. Lampu-lampu taman yang menghiasi menambah kesan romantis bagi siapapun yang berkunjung. Orang-orang yang berlalu lalang juga terlihat lebih ramai, bahkan Ariel merasa mostly adalah pasangan kekasih.
Kamu cukup menemani saja
Di sampingku menjadi orang terdekat
Sama seperti dahulu tanpa berubah
Untuk terakhir kalinya
Ikutilah cintaku yang konyol ini
Sampai mentari terbenam nantiMereka mendatangi setiap penjual yang terdekat dan mencicipi apapun yang ada disana. Bahkan mereka juga melakukan permainan-permainan yang seharusnya untuk anak kecil. Tapi keduanya bahagia karena itu. Tawa yang tak pernah berhenti sejak tadi hanya karena sebuah candaan yang bahkan tak berkelas sekalipun, selera humor mereka cukup rendah.
Jika boleh Ariel meminta, jangan terlalu cepat memutar waktu. Ariel masih ingin menikmati ini lebih lama lagi. Biarkan Ariel menjadi manusia paling bahagia malam ini. Biarkan Ariel mendengar tawanya malam ini. Biarkan Ariel menikmati setiap langkahnya bersama Oniel malam ini.
Hampir 2 jam berlalu, keduanya terlalu menikmati permainan-permainan disana. Oniel mengajaknya untuk duduk dikursi taman.
Tangan mereka kembali bertaut. Oniel berjalan sedikit lebih cepat didepan Ariel. Ariel mengeluarkan ponselnya dan memotret tangan mereka yang bertaut. Bahkan hanya memotret tangan mereka saja Ariel bahagia. Gila.
Ariel mendudukkan dirinya dikursi, di depannya ada buskers yang sedang bernyanyi. "Tunggu sini bentar, ntar gue balik 10 menit lagi." katanya lalu pergi. Berlari, bahkan tidak memberikan Ariel kesempatan untuk menjawab. Ariel menatap punggungnya yang menjauh, senyumnya seketika luntur.
YOU ARE READING
Oneshots
FanfictionOniel Ariel (mostly) oneshot and very short stories compilation made out of boredom. update every.. time i got the ideas.