CRATTT PRANGG
Darah sudah berceceran kemana saja dan kini Korban sudah tewas ditempat
"Aish.. menjijikkan sekali, Sudah kubilang kalau kau sampai membawa namaku untuk membuat jalangmu mendesah oh!! Dasar sampah menjijikkan"
BRUKK
"Bagaimana huh, melihat ayahmu sekarat begitu. Apakah kau sadar setelah mendukungnya dan diam saja sekarang? Ah.. dan juga sekarang kau mengikutinya. Apakah aku harus membunuhmu sekarang juga oh?" melihat orang yang tergeletak didepannya sangatlah menyenangkan baginya dan rekannya tersebut.
"Jaemin-ah, bagaimana? sudah?" kerabatnya bertanya kepada temannya yang sedang melihat orang sekarat sekarang.
"Sabarlah sedikit Jeno, aku ingin sekali melihatnya sekarat malam ini. Ini sungguh menyenangkan. Hahaha"
Benar, dia adalah Na Jaemin yang membunuh si Anak dari orang yang baru saja bekerjasama dengannya siang tadi. Jeno? Ah, dia hanya menemani Jaemin mencari mangsa malam ini. Lagian dia juga suka dengan pekerjaannya ini. Bukan hanya membunuh, tapi juga memainkan permainan dunia bawah. 'Ah, Senangnya' ucap Jaemin. Jeno masih merasa haus sebenarnya.
Bukan, darah para korban tenang saja dia hanya meminum air putih yang dia bawa tadi.
"Jadi bagaimana? apa kita juga yang harus membersihkan" Jeno berbicara setelah dia meminum semua air dalam botol.
"Tidak! biarkan saja, lagian mereka akan menjadi trending topik besok pagi."
"Benar, untuk apa juga kita harus membersihkannya. Ah, kau tidak lupa dengan permainan kita kan? " Jeno hanya memandang orang yang disampingnya.
"Tidaklah. Kenapa? kau takut kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan huh?!" protes Jaemin. Jeno benar benar tidak tahu saja kalau mereka ini sudah menjalani selama 20 tahun lebih.
"Yak lagian siapa yang akan membahas pekerjaan bodoh itu huh! Aku bertanya, katanya kau mau bertemu dengan makananmu, sudah apa belum? Aish.." Jaemin salah tangkap ternyata. Haha.
"Hahaha, benar kita hampir melupakannya dengan Jalang kecilku. Tapi, sekarang sudah jam 2 pagi apa dia masih bekerja ditoserbanya." Kini Jaemin benar benar ingin menemui wanitanya yang sudah ditemui tadi. Dia sudah gila untuk benar benar menghancurkan bocah kecil itu, hanya gegara keluarganya itu dia hampir saja dibawa kejeruji besi.
"Coba kita lihat saja. ya Jaemin, ngomong ngomong aku lapar" sungguh Jaemin tidak tahu jalan pikir Jeno kali ini. Semenjak melakukan perihal yang sama dilakukannya seperti tadi dia seakan akan cepat sekali lapar ataupun haus.
"Aish.. kau ini!" rasanya Jaemin ingin menarik lambungnya itu dari tubuh Jeno.
"Mohon maaf tuan, tapi barangnya sekarang ini masih belum ada" ucap Renjun sambil membungkukkan setengah badannya
"Ya.. ini sudah berapa lama huh, beberapa kali aku kesini selalu saja barang itu tidak ada. Kau tidak tahu apa." orang separuh baya didepannya kini akan melayangkan tamparan. Tetapi, tangannya berhenti seperti ada yang menahan tangannya kini.
Wajah pria paruh baya itu menoleh kebelakang arahnya sambil mencoba untuk melepaskan tangannya.
"Kau masih berani mengganggunya huh?!" Kini orang yang memegang tangannya kini terlihat seperti seorang yang sangat lapar.
"T-Tidak tuan Jaemin"
"Setidaknya kali ini aku akan melepaskanmu, lain kali kalau menganggunya kau akan tidak bisa melihat matahari besok. Mengerti?!" ucap Jaemin didekat telinga Pria Paruh Baya itu.
Jaemin kini melepaskan tangannya. Melihat orang yang didepannya untuk meminta Maaf kepada Renjun. "Palli !!!"
"Mohon maafkan saya Nona, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi" pria paruh baya itu meminta maaf sambil membungkuk.
"A-ah Tuan.. " Renjun bingung dengan posisinya kini, siapa dua orang yang didepannya ini, kenapa bisa menghentikan perilaku pria paruh baya itu.
"Wae? kau tidak jadi beli?" Jaemin melihat Jeno yang dibelakangnya. Tidak bisakah temannya ini santai sedikit jika dirinya ini sedang lapar.
"Kau tidak beli juga memangnya?" Jeno niatnya bertanya malah ditinggal Jaemin berjalan kedepan toserba Renjun. Renjun yang melihatnya hanya bingung.
Jeno kini membayar makanannya dengan Jaemin. Dengan menyodorkan kartunya yang berwarna hitam itu.
"Tuan, mohon maaf kami tidak menerima kartu kredit seperti ini."
"Eh? tidak bisa ya? yasudah kalau begitu bayar pakai uangmu dulu"
"E-eh?" Renjun bukan tidak mau membayarnya, tapi dia sudah benar benar kehabisan uangnya. Dengan berat hati dia menganggukkan kepalanya.
"Wae? Kau takut akan tidak kubayar begitu?" Jeno memandang Renjun yang sedang cemburut akibat dirinya tidak mau membayarnya.
Sedangkan Jaemin hanya memandang mereka berdua dari luar. Dengan tangan mengepal.
TBC
Setelah sekian lama aku akhirnya menulis lagi haha..
Semoga kalian seneng sama genrenya
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTERY MAN (END)
ActionRenjun "Alangkah baiknya jika aku menyusul Baba dan Mama waktu itu.. " Haechan "Renjun-ahh.. kau kan masih punya aku kenapa juga harus merasa susah sih.!!" Chenle "Kak.. Aku sudah tidak kuat lagi benar benar seperti jalang dia!!" Jaemin "Shit, dia...